Wulan Mulya Pratiwi: Membaca Nyaring, Cara Efektif Perhatian Orang Tua untuk Anak

Membaca nyaring adalah metode yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku.

PADANG PANJANG, majalahelipsis.id—Anak-anak masa kini menghadapi tantangan besar di era digital yang berkembang pesat. Gempuran teknologi dengan berbagai gawai dan aplikasi membuat mereka lebih akrab dengan layar daripada buku.

Namun, menurut penulis 80 buku anak dan kesehatan asal Kota Padang, Sumatera Barat, Wulan Mulya Pratiwi, orang tua memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan tersebut dengan membacakan buku kepada anak sejak dini.

Hal itu disampaikan Wulan saat menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis Membaca Nyaring yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang pada 11—13 Februari 2025 di Aula Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang.

Acara tersebut juga menghadirkan Tryas Wardani Nurwan, M.A.P., dan Riri Nency, M.Pd., dari komunitas Read Aloud Padang Panjang.

Baca juga: DPK Padang Panjang Gelar Bimtek Membaca Nyaring, Guru dan Orang Tua Dilibatkan

Menurut Wulan, membaca buku kepada anak bukan sekadar aktivitas hiburan, tetapi juga bentuk perhatian dan kasih sayang yang nyata dari orang tua.

“Anak-anak hari ini menghadapi badai disrupsi digital yang mahadahsyat. Jika tidak diimbangi dengan kebiasaan membaca yang baik, mereka akan kehilangan kemampuan imajinasi, empati, bahkan bisa mengalami keterlambatan perkembangan bahasa,” ujarnya.

Wulan menekankan bahwa membaca nyaring adalah metode yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku.

“Dengan membaca nyaring, anak tidak hanya mendengar kata-kata, tetapi juga menangkap ekspresi, intonasi, dan emosi dari orang tua. Ini memperkuat ikatan batin, sekaligus membantu perkembangan bahasa mereka,” tambahnya.

Baca juga: Pegiat TBM Ruang Baca Rimba Bulan Ikuti Bimtek Membaca Nyaring

Selain membaca nyaring, Wulan juga mengajak para orang tua untuk lebih sering membawa anak ke toko buku atau perpustakaan. Dengan begitu, anak-anak akan terbiasa melihat buku sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menarik.

“Ketika kita mengajak anak ke toko buku, kita memberikan pengalaman berbeda yang lebih edukatif daripada sekadar jalan-jalan ke pusat perbelanjaan. Anak akan belajar memilih buku yang mereka sukai, dan itu adalah langkah awal membangun kebiasaan membaca,” katanya.

Tidak hanya itu, orang tua juga harus cermat dalam memilih bahan bacaan yang sesuai dengan usia anak. Wulan mengingatkan agar para orang tua tidak sembarangan membeli buku tanpa memahami isinya.

“Saat ini banyak sekali buku dengan konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan agama kita, termasuk yang mengandung unsur LGBT dan ideologi yang bertentangan dengan nilai-nilai keluarga. Orang tua harus bijak dan selalu memeriksa isi buku sebelum memberikannya kepada anak,” tegasnya.

Membangun kebiasaan membaca sejak dini, papar Wulan, sangat penting, terutama di usia emas anak (0—6 tahun).

“Di usia emas, otak anak berkembang sangat pesat. Jika mereka terbiasa dengan membaca, daya pikir dan kreativitasnya akan lebih berkembang dibandingkan anak-anak yang hanya terpaku pada layar gadget,” ujarnya.

Wulan juga menyoroti pentingnya waktu berkualitas antara orang tua dan anak.

“Jangan biarkan anak merasa kesepian di rumah hanya karena orang tua sibuk dengan pekerjaan atau gawai mereka sendiri. Anak yang kurang perhatian cenderung mencari pelarian di tempat lain, yang bisa saja berakibat negatif. Membacakan buku kepada anak bukan hanya membentuk kebiasaan membaca, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman dalam keluarga,” paparnya.

Melalui kegiatan bimtek itu, diharapkan semakin banyak orang tua yang sadar akan pentingnya membacakan buku kepada anak sejak dini.

“Literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga membentuk karakter, mempererat hubungan keluarga, dan mencegah anak dari dampak negatif dunia digital. Sebab, anak yang tumbuh dengan cinta buku akan memiliki wawasan luas dan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik,” tambah Wulan yang juga pendiri Komunitas Menulis Wonderland Family.

Penulis: Muhammad Subhan

Editor: Ayu K. Ardi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan