Turuk Lagai: Menyibak Keberanian dan Warisan Leluhur Mentawai
Tarian ini mencerminkan kekuatan, penghormatan leluhur, serta menjadi jembatan antara generasi tua dan muda.

(Dalam Kaba Festival X 2025 Nan Jombang Dance Company)
Oleh Rizal Tanjung
DALAM balutan cahaya dramatis dan kabut tebal yang membalut panggung, tiga pria berdiri gagah mengenakan pakaian adat khas Mentawai. Daun-daun segar menghiasi pinggang dan kepala mereka, sementara sorot lampu yang menembus asap menambah nuansa magis pada tarian yang sedang mereka pentaskan—itulah Turuk Lagai, sebuah warisan budaya penuh makna dari masyarakat Mentawai, Sumatera Barat.
Turuk Lagai adalah tarian perang tradisional yang dilakukan oleh laki-laki Mentawai.
Makna dan Fungsi Turuk Lagai
Turuk Lagai tidak hanya sekadar pertunjukan tari, tetapi merupakan cerminan nilai-nilai luhur masyarakat Mentawai yang sarat filosofi:
- Upacara Adat
Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai upacara adat penting seperti pernikahan, kelahiran, hingga kematian. Setiap gerakannya mengandung doa dan harapan yang ditujukan kepada roh-roh dan alam semesta.
- Pertunjukan Kekuatan
Dengan gerakan menyerang dan bertahan, Turuk Lagai menampilkan kekuatan, ketangkasan, dan keberanian para lelaki Mentawai. Ini adalah bentuk latihan sekaligus selebrasi terhadap kesiapan fisik dan mental para prajurit adat.
- Penghormatan Leluhur
Setiap hentakan kaki dan gerakan tombak adalah penghormatan kepada para leluhur yang diyakini terus mendampingi masyarakat. Turuk Lagai menjadi media spiritual yang menghubungkan masa kini dengan masa lampau.
Ciri Khas Turuk Lagai
Turuk Lagai memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya begitu memikat:
- Gerakan Dinamis dan Energik
Tarian ini dipenuhi gerakan yang lincah dan penuh semangat. Penari melompat, berputar, dan menyerang secara ritmis—menciptakan tarian yang hidup dan membakar semangat.
- Irama Genderang Khas
Diiringi dengan dentuman genderang yang kuat dan cepat, suasana Turuk Lagai terasa mencekam namun memukau. Musik ini menjadi pemicu semangat sekaligus penentu tempo gerakan para penari.
- Pakaian Adat Mentawai
Penari mengenakan pakaian tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alam. Hiasan kepala dari bulu, kain bercorak khas, serta daun-daunan di pinggang menampilkan kekhasan budaya yang alami dan mendalam.
Menjaga Warisan Budaya
Penampilan seperti dalam gambar yang ditampilkan menjadi bukti nyata bahwa seni tradisional ini tetap hidup.
Turuk Lagai tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dikenalkan ke generasi muda dan khalayak luas. Ia menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan budaya Mentawai.
Turuk Lagai bukan hanya tentang tarian, tetapi tentang identitas, tentang keberanian, dan tentang menghargai akar tradisi yang sudah ada jauh sebelum zaman modern. []
Rizal Tanjung, seniman/budayawan Sumatra Barat.
Penulis: Rizal Tanjung
Editor: Muhammad Subhan