Tujuh Gagasan Menulis di Bulan Puasa

Seorang penulis perlu memiliki keterampilan dalam mengamati kejadian di sekitarnya yang kemudian dipungut untuk dijadikan ide tulisan.

Oleh Fatatik Maulidiyah

DATANGNYA bulan Ramadan menjadi kesempatan kita sebagai umat Islam untuk lebih meningkatkan ibadah dan amal kebajikan lainnya. Selain karena Ramadan memiliki keistimewaan dalam hal kelipatan pahala atas semua amal ibadah, momen Ramadan memberikan kesempatan bagi kita untuk melatih diri bersikap disiplin dan teratur dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini termasuk berliterasi, baik membaca buku maupun menulis.

Kegiatan puasa tak lantas membuat kita bermalas-malasan dan menghentikan beberapa aktivitas, meskipun kita tetap memaksimalkan ibadah keagamaan seperti salat Tarawih dan salat malam, tadarus Qur’an, memperbanyak zikir, dan lainnya. Justru Ramadan memberikan kesempatan kita untuk menuangkan banyak gagasan sebagai bahan kita menulis.

Hasil tulisan ini kelak memiliki manfaat besar, baik sebagai sebuah dokumentasi dan informasi, maupun sebagai bakal naskah yang akan kita bukukan.

Ada banyak sekali bahan untuk kita tulis mengingat negeri kita sangat kaya tradisi yang unik dalam menjalankan Ramadan. Lain daerah, lain pula tradisinya. Seperti tradisi menyambut Ramadan, tradisi cara membangunkan waktu sahur, makanan khas Ramadan, barang-barang yang selalu muncul di bulan puasa, hidangan takjil, juga kue-kue persiapan untuk Lebaran. Hal ini bisa menjadi motivasi dan bahan kita untuk tetap mempertahankan produktivitas kita dalam menulis.

Adapun beberapa ide sebagai bahan tulisan kita selama bulan puasa antara lain:

  1. Catatan Harian Ramadan

Catatan harian Ramadan sama halnya dengan mencatat kegiatan kita sehari-hari, dari Ramadan pertama sampai hari terakhir. Tidak sekadar kegiatan semata, tetapi ada nilai-nilai yang perlu ditulis di sana, seperti hikmah atas kejadian yang kita alami, pengalaman unik dan menyentuh, atau sebuah nasihat yang kita dapat secara tidak sengaja dari pengalaman sehari-hari maupun dari sebuah percakapan. Setiap hari ada cerita tersendiri.

  1. Mendokumentasikan Ceramah Keagamaan

Saat Ramadan tiba, akan banyak konten-konten dakwah yang menyemarakkan bulan suci ini, dari berbagai ulama dan da’i. Apa yang mereka sampaikan setiap harinya memiliki tema tersendiri. Hal ini akan sangat berguna dan bisa kita refleksikan dengan cara kita sendiri melalui tulisan. Hal ini menjadi nilai lebih dari sebuah catatan, lebih dari resume sebuah konten.

  1. Menulis Sastra

Dalam hal menuangkan gagasan bertema sastra, tentu menjadi sesuatu yang menarik. Selama ini kebanyakan karya fiksi jamak bertema cinta. Momen Ramadan bisa menjadi kesempatan kita menuangkan keterampilan berkarya sastra bertema religi, seperti puisi yang menyelaraskan suasana Ramadan.

  1. Mengambil Pelajaran dari Sebuah Ayat

Membaca Al-Qur’an menjadi salah satu amal ibadah utama yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan. Aktivitas ini tidak hanya bernilai ibadah, tetapi juga menjadi kesempatan kita untuk merenungi maksud ayat yang dapat kita hubungkan dalam kehidupan kita sehari-hari. “Satu hari satu ayat” untuk direnungkan dan ditulis selama Ramadan tentu sangat bernilai.

  1. Menulis Esai

Menulis esai merupakan cara yang paling fleksibel sebagai bahan tulisan kita di bulan Ramadan. Tak harus bertema agama, bisa saja apa yang sedang menjadi perhatian khalayak. Tentang sosial, pendidikan, tradisi, gaya hidup, dan lainnya yang terjadi selama Ramadan. Kita bisa mengambil banyak sudut pandang untuk mengupas masalah tersebut secara sederhana dan reflektif.

  1. Mengamati Kejadian Sekitar

Seorang penulis memang perlu memiliki keterampilan dalam mengamati kejadian di sekitarnya. Hal ini memiliki manfaat agar apa yang kita tulis benar-benar terhubung dalam kehidupan nyata. Tak sekadar diamati. Apa yang kita lihat, dengar, rasakan, dan alami, jika dibarengi dengan penghayatan dan pemikiran, menjadi sesuatu yang sangat bernilai. Dalam istilah Islam disebut sebagai ayat kauniyah atau ‘bukti yang ada dalam alam nyata’.

  1. Rekomendasi Makanan atau Minuman dan Resep

Makanan merupakan hal yang paling mewarnai kegiatan puasa bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh faktor kekayaan kuliner dan cita rasanya yang kaya. Bahkan, ada makanan tertentu yang hanya muncul saat bulan Ramadan. Membahas makanan selalu menarik dan menggugah selera, baik dalam rangka menyambut buka puasa dan sahur. Selain itu, mengulas makanan dalam hal cita rasa, sejarah, dan cara membuatnya akan menjadi suatu tulisan yang informatif dan inspiratif.

Selain gagasan sebagai bahan menulis, ada pula waktu-waktu produktif yang dapat kita ambil untuk menuangkan gagasan, seperti seusai subuh, seusai Tarawih, dan menjelang berbuka puasa. Kita bisa memilih waktu-waktu tersebut untuk menulis tanpa mengganggu aktivitas ibadah kita.

Selamat menjalankan ibadah puasa dan jangan lupa tetap beramal kebajikan melalui tulisan. []

Penulis: Fatatik Maulidiyah

Editor: Anita Aisyah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan