Tim Sanak Susun Roadmap “Surga Tersembunyi” Desa Wisata Nagari Simpang Sugiran Lima Puluh Kota
Rumah gadang tradisional yang masih berdiri menjadi saksi sejarah dan budaya Minangkabau yang kental.

LIMA PULUH KOTA, majalahelipsis.id—Tim Sanak Indonesia Madani saat ini tengah menyusun ‘roadmap’ pengembangan Desa Wisata Nagari Simpang Sugiran, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Potensi alam, budaya, dan tradisi yang melimpah menjadi landasan kuat bagi nagari ini untuk berkembang sebagai destinasi wisata unggulan.
Menurut Ajo Wayoik, salah satu anggota Tim Sanak, Nagari Simpang Sugiran memiliki pemandangan alam yang memukau. “Hamparan persawahan yang hijau, aliran sungai kecil, hingga perkebunan kopi dan manggis melengkapi harmoni alam yang begitu menenangkan. Ini adalah surga sunyi yang siap dikenalkan kepada dunia,” ujarnya.
Nagari Simpang Sugiran terletak di pinggir hutan tropis yang rimbun, dikelilingi bukit-bukit hijau dan sawah terasering. Salah satu daya tarik utama nagari ini adalah kawasan Lokuang, lembah dengan hamparan sawah seluas 20 hektare yang dikelilingi bukit sambung-menyambung.
“Pemandangan di Lokuang sangat luar biasa. Dari ketinggian, kita bisa melihat hamparan sawah yang membentang seperti permadani. Ini adalah aset besar untuk wisatawan yang mencari ketenangan,” kata Muhammad Yahdi dan Ritno Kurniawan, anggota tim lainnya.
Namun, keindahan nagari ini tidak hanya sebatas alam. Rumah gadang tradisional yang masih berdiri menjadi saksi sejarah dan budaya Minangkabau yang kental. Sayangnya, banyak di antara rumah-rumah tersebut sudah tidak layak huni dan membutuhkan perhatian khusus.

Simpang Sugiran juga dikenal dengan kekayaan rempah dan bahan baku makanan khasnya. Masyarakat setempat mampu mengolah bahan-bahan yang dianggap kurang lazim menjadi sajian tradisional khas.
“Ini bukti kearifan lokal yang patut kita angkat. Kuliner khas dari Nagari Simpang Sugiran bisa menjadi daya tarik tersendiri,” ungkap Yuliza Zen, yang turut serta dalam observasi awal di nagari ini.
Meski memiliki potensi besar, pengembangan Nagari Simpang Sugiran menghadapi berbagai tantangan. Infrastruktur yang terbatas, seperti jalan yang sempit dan sulit diakses, serta minimnya sinyal telekomunikasi menjadi persoalan utama. Namun, warga setempat menunjukkan semangat tinggi untuk mendukung perubahan.
Muhammad Husen, salah satu tim lainnya, menuturkan bahwa kebangkitan kesenian tradisional seperti randai dan drama juga menjadi bagian dari rencana pengembangan.
“Dulu kesenian kita sangat hidup. Kini saatnya menghidupkannya kembali sebagai bagian dari daya tarik wisata,” katanya.
Septiadi Kurniawan, anggota Tim Sanak, optimis dengan masa depan nagari ini.
“Simpang Sugiran punya semua elemen untuk menjadi desa wisata unggulan. Dengan strategi branding yang tepat dan pelibatan masyarakat, saya yakin nagari ini akan menjadi magnet wisata Sumatera Barat,” tuturnya.
Tim Sanak Indonesia Madani bersama perangkat nagari dan masyarakat telah memulai langkah konkret untuk mewujudkan impian ini. Dari pembangunan infrastruktur hingga pengembangan event budaya, Nagari Simpang Sugiran sedang berbenah untuk membuka pintu bagi wisatawan lokal dan internasional.
Keindahan alam yang sunyi, kekayaan budaya, dan semangat warganya menjadi kekuatan utama nagari ini. Nagari Simpang Sugiran tidak hanya menawarkan destinasi wisata, tetapi juga pengalaman mendalam tentang harmoni antara manusia, budaya, dan alam.
Penulis: Muhammad Subhan
Editor: Abi Pasya