Tiga Jurus Sukses Puasa Ramadan
Kesuksesan sejati dalam Ramadan adalah perpaduan antara taat beragama, berbakti kepada orang tua, dan berbagi kepada sesama.

Oleh Bachtiar Adnan Kusuma
KATA “sukses” adalah istilah yang menjadi harapan bagi semua orang. Namun, istilah sukses acapkali hanya diukur dengan keberhasilan fisik semata. Padahal, sukses tak sekadar berhasil secara fisik, tetapi juga mencakup kesuksesan dunia dan akhirat. Dalam Al-Qur’an Surat Hud Ayat 112 disebutkan, “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat besertamu, dan janganlah kamu melampaui batas.”
Berikutnya, amal apakah yang sebaiknya dilakukan agar kesuksesan bisa tercapai dengan berkah? Hemat penulis, bulan Ramadan 1446 H adalah kesempatan meraih kesuksesan dunia dan akhirat. Sebagian besar umat Islam berlomba-lomba melakukan kebaikan.
Nah, ada tiga hal yang mestinya dilakukan umat Islam agar meraih kesuksesan di bulan Ramadan.
Pertama, taat beragama adalah pangkal bahagia dan sejahtera. Orang-orang yang gemar melakukan salat tahajud dalam bulan Ramadan, kata Imam Hasan Al-Bashri, “wajahnya enak dipandang dan bercahaya.” Mengapa? Karena sesungguhnya mereka telah berduaan dengan Yang Maha Kuasa, Sang Pemberi Cahaya.
Bukankah wajah manusia adalah jendela jiwa? Ia bakal menjadi kesan pertama yang terekam saat berinteraksi dengan sesamanya. Kesalehan dan ketaatan membuat wajah bersinar terang dan rasa percaya diri meningkat tajam. Hanya dengan ketaatan beragama, seseorang semakin berkilau mukanya, dan imannya bertambah.
Kedua, berbakti pada kedua orang tua. Jujur, tanpa berbakti pada kedua orang tua, seseorang bisa saja sukses. Namun, sukses yang mereka raih hanya sukses dunia. Mengabaikan kedua orang tua adalah bentuk kedurhakaan, dan durhaka adalah salah satu penyebab kegagalan di dunia dan akhirat.
Siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka hidupnya penuh berkah. Sebaliknya, menanggalkan bakti pada kedua orang tua selain durhaka juga menjadikan hidup susah dan penuh masalah. Ramadan adalah bulan kemuliaan yang memuliakan kedua orang tua.
Sungguh berbahagialah mereka yang masih memiliki kedua orang tua yang hidup, karena itu kesempatan baik untuk berbakti kepada mereka. Bagi yang telah kehilangan kedua orang tua, sebaik-baiknya cara berbakti adalah dengan mendoakan mereka dan melakukan amal sosial atas nama mereka. Penulis telah menjadi anak yatim piatu karena kedua orang tua penulis telah meninggal dunia. Kendati demikian, penulis tidak pernah lupa mendoakan mereka dalam salat wajib dan sunnah. Selain itu, penulis secara rutin, dua kali sebulan, berziarah ke makam kedua orang tua sejak mereka meninggal dunia. Bertahun-tahun, penulis menjalankan rutinitas ini sembari berdoa dan mengenang betapa besar jasa-jasa mereka di pusara makamnya.
Ketiga, berbagi kepada sesama. Apakah yang kita pilih, sukses tapi tak bahagia ataukah bahagia tapi tak sukses? Penulis lebih memilih sukses sekaligus bahagia. Kuncinya adalah berbagi kepada sesama. Itulah salah satu makna Ramadan sebagai bulan berbagi. Hanya dengan berbagi, hidup kita lebih bahagia dan dicintai oleh sesama.
Tiga rahasia sukses di bulan Ramadan ini sesungguhnya menjadi jalan tol meraih keberkahan hidup. Taat beragama tak mesti menunggu menjadi orang kaya. Berbakti kepada orang tua tak mesti dengan harta yang berlimpah. Ketiga kunci sukses ini mengantarkan kita menuju keberkahan dunia dan akhirat.
Selamat menjalankan bulan yang penuh pahala… []
Bachtiar Adnan Kusuma, Kepala Badan Nasional Literasi Labbaik IKA BKPRMI.
Penulis: Bachtiar Adnan Kusuma
Editor: Muhammad Subhan