Sekolah Menulis elipsis Dorong Produktivitas Peserta di Tahun 2025

Founder SMe: "Sediakan waktu khusus untuk menulis!"

PADANG PANJANG, majalahelipsis.id—Pendiri Sekolah Menulis elipsis (SMe), Muhammad Subhan, mengingatkan pentingnya meningkatkan produktivitas menulis bagi para peserta SMe di tahun 2025.

Dalam sesi kelas ke-197 yang diselenggarakan melalui Zoom Meeting pada Senin (6/1/2025) malam, Muhammad Subhan menyampaikan bahwa karya tulis yang bermutu hanya akan lahir jika peserta secara konsisten menyediakan waktu khusus untuk menulis.

“Mana mungkin lahir karya tulis kalau tidak disediakan waktu khusus menulis,” ujar Muhammad Subhan, menekankan pentingnya disiplin waktu bagi para penulis.

Sesi tersebut diikuti dengan antusias oleh peserta SMe dari berbagai daerah, yang berbagi pengalaman dan pencapaian mereka selama tahun 2024.

Riami, peserta Sekolah Menulis elipsis dari Malang. (Foto: Majalah elipsis)

Riami dari Malang, misalnya, mengungkapkan bahwa ia sangat produktif sepanjang tahun lalu, dengan menerbitkan buku puisi, berkontribusi dalam penulisan puisi dan novel bersama, mendampingi siswa dalam menulis novel, serta berpartisipasi dalam berbagai kompetisi kepenulisan.

Nurlelawati dari Way Kanan, Lampung, meski belum memiliki buku solo, berhasil aktif menulis dan mengikuti banyak lomba kepenulisan. Ia juga berperan sebagai moderator dan narasumber dalam kegiatan literasi, terpilih dalam program Seniman Masuk Sekolah, dan meraih juara dalam Festival Literasi Lampung.

Nurlelawati, peserta Sekolah Menulis elipsis dari Way Kanan, Lampung. (Foto: Majalah elipsis)

Siti Khoiriah dari Batu, Malang, berbagi kisah produktivitasnya dengan menulis 1000 kata setiap hari yang kemudian dikembangkan menjadi novel di sebuah platform digital. Ia berhasil menyelesaikan enam draf novel, menulis beberapa buku antologi, serta meraih posisi 10 besar dalam lomba menulis esai. Selain itu, pendapatannya meningkat dari hasil menulis di platform tersebut.

Suria Tresna dari Pasaman Barat menceritakan perjuangannya sepanjang tahun 2024. Meski banyak naskah yang dikirimnya ke media konvensional dan festival sastra tidak lolos, ia tetap semangat dan bertekad lebih giat menulis di tahun 2025.

Nurhayati (Tek Nun) peserta Sekolah Menulis elipsis dari Bukittinggi. (Foto: Majalah elipsis)

Sementara itu, Nurhayati atau Teknun dari Bukittinggi menulis beberapa buku antologi bersama dan mendapat kepercayaan untuk menulis kolom satir bertajuk “Ciloteh Tek Nun” di sebuah media online. Semangat menulisnya terus tumbuh berkat dukungan dari komunitas SMe.

Dilla, S.Pd., juga dari Bukittinggi, mengungkapkan bahwa keaktifannya di SMe sangat membantu dalam meningkatkan semangat dan keterampilannya menulis. Tahun lalu, ia berhasil menerbitkan dua buku solo dan saat ini sedang mempersiapkan satu buku esai untuk diterbitkan. Ia bertekad untuk terus konsisten menulis artikel di media massa.

Desty Dasril, peserta yang berdomisili di Jerman, meski disibukkan dengan aktivitas sekolah dan keluarga, tetap berpartisipasi dalam kegiatan SMe. Ia tengah menulis buku tentang pengalamannya bersekolah di Jerman, yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi anak-anak Indonesia yang ingin studi di luar negeri. Di tahun 2025, Desty berencana lebih aktif mengirim naskah ke media massa nasional.

Sekolah Menulis elipsis, yang didirikan Muhammad Subhan pada Maret 2020 di tengah pandemi, telah berkembang pesat. Awalnya bernama Kelas Menulis Daring (KMD), SMe resmi bertransformasi pada tahun 2023. Kini, komunitas ini sepenuhnya berbasis tulis-menulis dan mendampingi peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum.

Dengan resolusi baru di tahun 2025, SMe terus mendorong peserta untuk lebih produktif dalam berkarya, menjadikan menulis sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Antusiasme dan dedikasi peserta dalam mengembangkan kemampuan menulis diharapkan dapat menghasilkan karya-karya yang inspiratif dan bermanfaat bagi masyarakat luas, di samping bernilai ekonomi untuk mencapai kesejahteraan finansial.

Penulis: Abi Pasya

Editor: Redaksi elipsis

Komentar

2 Komentar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan