“Sang Hawa”, Karya Maestro Tari Ery Mefri Pentas di Gedung Kebudayaan Sumbar
"Sang Hawa" mengeksplorasi perjalanan wanita dalam menyusuri waktu dan arus perubahan zaman.

PADANG, majalahelipsis.id—Gedung Kebudayaan Sumatera Barat akan menjadi saksi pentas memukau bertajuk “Sang Hawa”, karya terbaru dari Nan Jombang Dance Company, Sabtu, 21 Desember 2024, pukul 20.00 WIB.
Koreografer legendaris, Ery Mefri, kembali menghadirkan pertunjukan tari yang mendalam, menggugah, sekaligus relevan dengan realitas budaya Minangkabau.
Mengusung tema besar tentang posisi perempuan sebagai ibu dalam tatanan matrilineal Minangkabau, “Sang Hawa” mengeksplorasi perjalanan wanita dalam menyusuri waktu dan arus perubahan zaman.
Dalam konteks ini, Ery Mefri mengajak penonton untuk merenung dan merefleksikan peran perempuan yang kian melemah di tengah modernitas.
“Mungkin, tak ada lagi peluang tersisa jika perempuan enggan bernapas saat bertahta sebelum Subuh,” ungkap Ery Mefri dalam pengantar karya ini, menggambarkan urgensi mempertahankan nilai-nilai yang menopang budaya matrilineal.
Pertunjukan ini akan dibawakan dua penari Nan Jombang, Angga Mefri dan Rio Mefri, yang menari dengan iringan tradisi khas Minangkabau seperti silek, tari piring, dan randai—elemen yang telah menjadi DNA karya Nan Jombang Dance Company.
Pertunjukan “Sang Hawa” bukan hanya sekadar hiburan, melainkan sebuah perjalanan spiritual yang menghubungkan penonton dengan akar budaya Minangkabau. Diskusi yang menyusul setelah pentas akan membuka ruang dialog tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara modernitas dan tradisi.
“Jangan lewatkan malam penuh makna ini. Tiket dan informasi lebih lanjut dapat diperoleh di Gedung Kebudayaan Sumatera Barat,” tambah Angga Mefri, sang penari.
Nan Jombang Dance Company, didirikan pada tahun 1983 oleh Ery Mefri, telah mencatatkan namanya di panggung internasional. Lebih dari 100 karya telah diciptakan, menjelajahi empat benua—Amerika, Asia, Australia, dan Eropa. Tarian mereka dikenal sebagai perpaduan inovatif antara tradisi dan seni kontemporer.
Penghargaan demi penghargaan pun terus menghampiri. Pada 2016, Ery Mefri dianugerahi dua penghargaan prestisius: Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional dari Kemenkumham RI dan Anugerah Kebudayaan dari Kemendikbud RI. Terbaru, pada 2023, ia menerima Cultural Heritage Indonesia Award kategori Maestro Tari Minangkabau.
Ery Mefri juga dikenal sebagai penggagas berbagai festival budaya sejak 1988. Baginya, jika kesempatan tak datang, maka menciptakan peluang adalah solusi.
Penulis: Muhammad Subhan
Editor: Abi Pasya
-
Ping-balik: Menonton Ulang Kegelisahan Ery Mefri dalam “Rantau Berbisik” - Majalahelipsis.id
-
Ping-balik: Simbol-Simbol di Balik Meja: Mengapresiasi Ulang Pertunjukan Tari “Rantau Berbisik” Karya Ery Mefri - Majalahelipsis.id