Yeni Purnama Sari. Lahir 22 Agustus di Kota Kopi Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Menamatkan jenjang S-1 di UIN Imam Bonjol, Padang. Semasa kuliah aktif di Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus dan Teater Imambonjol. Sempat menjadi wartawan pada salah satu portal berita di Sumbar sebelum akhirnya memilih menjadi penulis lepas. Karyanya berupa cerpen, puisi, dan esai tersebar di berbagai media massa di Indonesia. Buku puisi tunggal pertamanya yang telah terbit Berumah di Kesunyian (JBS, 2022). Puisinya termuat dalam beberapa antologi bersama: Kelopak Bunga Jantung (TIB Press, 2010), Setelah Sapardi Pergi (Diomedia, 2020), Dari Tanah Rawa (Komunitas Tanah Rawa, 2022), Kabut, Hujan, dan Segala yang Dikenang (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Padang Panjang, 2022), Negeri Segala Umpama (PPF 2021), dan Dalam Semesta Puisi (PPF 2022). Ia juga salah seorang penyair yang diundang sebagai Pemateri pada Borobudur Writer and Cultural Festival ke-13 di Muaro Jambi, 2024. Menjadi salah satu penyair muda yang diundang untuk baca puisi pada event perdana Padang Literary Biennale 2012 di Kandangpadati. Penyair undangan pada event Baca Sajak Virtual#1 yang diadakan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat melalui UPTD Taman Budaya Sumbar (2020). Penyair undangan Temu Penyair Asia Tenggara II (Padang Panjang 2022). Salah seorang pembaca puisi pada Peringatan Seratus Tahun Chairil Anwar yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat (2022). Selain menulis, ia juga kerap tampil musikalisasi puisi dengan membawakan karya-karyanya dalam berbagai event dan festival. Saat ini ia aktif di Komunitas Seni Intro dan Komunitas Tanah Rawa Payakumbuh.
Mendingin*
sungkup kabut pagi
sibak tingkap rumah bertiang tinggi
dayang menderap langkah
bibirnya rapal selawat
di hadapan air suci
telah tersusun dalam tadah doa
kelopak aneka bunga juga butir beras
mewangi udara
“menjauhlah segala roh jahat,
merapatlah segala berkat!”
gemercak air tujuh penjuru
antara ketipak bedug dan gaung gong anak jantan
negeri sejuk bagai kelopak bunga di pangkuan
amanlah tanah sakti dalam talu irama bedug
dalam deramnya lelaki selalu berjaga dari segala bahaya
adakah kehidupan bakal menumbuh?
putih suci serupa beras dalam genggam
pada hijau pandan engkau saksikan sehampar ulayat
subur semerbak menyambut orang jauh
dalam lebar daun keladi jemari berkelindan jadi satu
satu dari tujuh anak kunci hiasan kuluk berdencing
membuka pintu
menuju bilik-bilik memanjang kenduri dijelang
selamatkan waris sko dan pusako tanah mendapo
sebelum tumpak tergadai hari depan yang retak.
2024
*merupakan ritual permulaan dimulainya upacara kenduri sko masyarakat suku Kerinci
Bunga-Bunga Api
Pesta apakah yang tengah engkau gelar di bawah cahaya bulan?
Percik bunga api
Rentak tapak kaki
ketipak gendang
gemerincing manik di ujung selendang
angin menabur harum kenanga
kabut menghambur dari puing
mengubur remang lampu kota
kota yang sebentar lagi tak ada
perangkap malam dalam selubung tipis
yang memisahkan aku dengan kematian.
2024
Mata Cahaya
Kerap kupalingkan mataku
dari tatapmu yang sembilu
tapi selalu saja engkau temukan cara
untuk memasukinya
bagai cahaya yang menyerabut
menjalari gelap lorong jiwa
engkau singkap segala rahasia
tempat kesedihan berdiam di balik bayang kelam
dalam bulir sunyi airmata
“Mengalirlah!” titahmu
maka mengalirlah ia
membasuh jejak luka
menawar segala nestapa
jernihlah pandang, terbacalah tanda-tanda yang engkau siratkan
pada keharuman kelopak bunga padma
yang diam-diam mekar di permukaan telaga
dalam dada.
Padang, 2020
Riuh Angin, Sunyi Ladang
Engkau riuh angin padang ilalang
aku sunyi tanah ladang menjelang petang
oleh bujukmu, tangkai-tangkai ilalang menari riang
dalam hening diriku, bunga rumput bermekaran
adakah pada suatu musim
riuhmu akan sampai juga ke sunyi
tanah ini?
kubayangkan
liuk tangkai bunga rumput
meningkahi tarian sepasang kupu-kupu
adakah yang lebih syahdu dari pertemuan
sepasang rindu?
kelak masa itu tiba
aku relakan kapas-kapas dandelion
meninggalkan sunyi tampukku
berhamburan dihela deru anginmu
menggenapi tualang yang kurindukan
ke tanah-tanah asing dalam mimpi.
Padang, 2020
Penulis: Yeni Purnama Sari
Editor: Ayu K. Ardi
-
Ping-balik: Sajak-sajak Mustofa W Hasyim - Majalahelipsis.id