Muhammad Asqalani eNeSTe. Lahir di Paringgonan, 25 Mei 1988. Alumnus Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Riau (UIR). Mengajar English Acquisition di TK Islam Annur Bastari. Menulis puisi sejak 2006. Puisi-puisinya terangkum di berbagai media dan memenangkan sejumlah lomba. Ia merupakan Pemenang II Duta Baca Riau (2018). Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cahaya Rumah. Pendiri Community Pena Terbang (COMPETER). Ia mengikuti Residensi Seniman Riau (2023 & 2024). Salah seorang emerging di Balige Writers Festival (BWF) 2023. Laskar Rempah RI melalui Muhibbah Budaya Jalur Rempah (2024). Buku puisinya, Ikan-ikan Kebaikan Terbang dari Sungai ke Langit Lengang, memenangkan lomba buku internasional melalui Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2024. Ia pernah liburan gratis ke Singapura karena satu puisi dan membacakan puisinya di National University of Singapore (2019). Kini ia menjadi pembicara atau motivator yang diundang ke berbagai sekolah dan helat sastra, baik di Riau maupun nasional.
Sirkus
yang terjauh dari mungkin adalah kemungkinan,
kau jalin katamu seperti tikungan tajam sebuah zaman.
kau sabdakan kecerdasan omongkosong.
betapa mudah,
kenapa orang membicarakan langit, sedang ia beol di bumi.
gampang saja,
sebab orang-orang memuja blibet,
serupa iblis, pipis di sebuah sirkus.
pertunjukan langka promosi pampers.
Kubang Raya, Oktober MMXXIV/Maret MMXXV
Al Bratva
-kepada Makmur HM
jika saudara adalah jangkaun hakikat tak terlihat
biarkan doa-doa geliat tanpa sempat jadi muslihat
kuharap kau menghirup harauf surga,
dalam hidup yang kadang cungkup neraka
bila lelah jadi manusia, belah dirimu menjadi amuba
kembali sepersekian detik, sebelum jadi jentik-jentik
nyamuk yang mengamuk dalam cerita anti bahagia.
salam,
salami jiwamu yang makin dangkal
semakin akal menjadi banal, semakin takdir terasa pejal?
sebelum ajal, aku ‘kan asah cintaku yang tumpul
padamu, kepada ladang semesta, yang bukan cuma agama.
Kubang Raya, Maret MMXXV
Ular Ungu
ular ungu
kepalanya basah melulu
matanya buta melulu
sisiknya kupas melulu
aku terjerembab melulu
di antara paha takut dan tungkai malu
bagaimana jika ular ungu menunggu
serupa serbuk tahun yang tak tahu malu
meledak makar neraka mesiu
menakar bisa bisu.
Pekanbaru, MMXIV, MMXIX, MMXXV
Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan Teknologi AI.
Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Muhammad Asqalani eNeSTe
Editor: Likin At Tamimi
sukaaa