Armen Setiaji Untung lahir di Jakarta, 5 September 1980. Berkegiatan di Pondok Tahfizh Madinatul Qur’an Wisma Asri Bekasi Utara. Buku antologi pertama berjudul Ziarah Kenang (2019). Beberapa karya termuat di media dan juga tergabung dalam buku bersama, seperti Tifa Nusantara 3 (2016), Monolog di Penjara (2018), Bulu Waktu (Sastra Reboan, 2018), dan Jugijagijug (Redaksi Meja Tamu, 2018). Puisinya yang berjudul “Palung Ingatan” juga terpilih menjadi salah satu Nomine Penghargaan Sastra Litera 2018.

Zikir Jahil

Maksud menyembah jalan disumpah
separuh majdub separuh nyurup.

2024

Fakir

Jika kau tampak hati
aku sembunyi diri
dari fajar yang terbit
dari surya yang tenggelam.

Jangan kau beritakan
fakirnya kesadaran
susah bahagia
begitu mengkhawatirkan
jika ini pemberian
jadikan persembahan.

Aku berlindung
dari malam dan siang
sembunyi dan terang
akulah kehinaan.

2024

Ritual Mangga

Sebelum tidur selalu kukecup
pohon mangga di depan pagar rumah.
/
Walau hanya lebat dengan benalu
kau siram tabah “semoga berbuah.”
/
Sampai saat
tak pernah kutebang
sebab kau kukecup setiap malam.

2024

Buat Wanita yang Kunikahi
Dua Puluh Satu Tahun yang Silam

Tetaplah mendengkur
tetaplah tertidur.

Sebab itu cara sederhana
bersyukur syukur.

2024

Kemeja Putih

Sum,
tolong belikan kemeja putih
aku ingin pulang sebagaimana aku datang.

2024

Keliru

Bagaimana bisa sampai tujuan
bila bekal kau buang
tongkatnya kau bakar menjadi unggun
hanya untuk berhangat hangat semalam.

2024

Penulis: Armen Setiaji Untung

Editor: Likin At Tamimi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan