PASAMAN BARAT, majalahelipsis.id—Meski hujan lebat mengguyur Pasaman Barat, suasana hangat tetap terasa di acara Bincang Literasi yang digelar Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat bersama Ruang Pendidik INS Kayutanam.
Kegiatan yang berlangsung Sabtu, 23 November 2024, di Bar Back Coffee, Padang Tujuh, ini menjadi ajang diskusi inspiratif bertajuk “Ajaibnya Buku, Menyusun Bangunan Sistem Berpikir.”
Acara yang dikemas santai sambil ngopi ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Mereka adalah Indra Utama, S.Kar., M.Hum., Ph.D. (Koreografer dan Direktur Eksekutif INS Kayutanam), Ermizar, S.Pd., M.Pd. (Kepala SMA INS Kayutanam), dan Muhammad Subhan (Penulis, Pegiat Literasi, dan Founder Sekolah Menulis elipsis).
Diskusi dimoderatori Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon, dan dihadiri sejumlah pegiat literasi dari berbagai daerah di kabupaten tersebut.
Sesi diskusi Ruang Pendidik INS Kayutanam dan FPL Pasbar. (Foto: Dok. Majalah elipsis)
Dalam diskusi, narasumber menyoroti pentingnya peran buku dalam membangun sistem berpikir yang kokoh. Indra Utama menyampaikan apresiasinya kepada FPL Pasaman Barat atas kontribusinya yang signifikan dalam mendorong gerakan literasi di daerah.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari silaturahmi yang terjalin dalam Festival Oktober dan Reuni Sastrawan Sumbar di INS Kayutanam pada 30 Oktober 2024 lalu.
“Pasaman Barat memiliki potensi besar dalam gerakan literasi. Semangat para pegiatnya luar biasa, dan ini menjadi inspirasi bagi Ruang Pendidik INS Kayutanam untuk terus mendukung inisiatif semacam ini,” ujar Indra Utama.
Sementara itu, Ermizar menyoroti transformasi media baca yang kini beralih ke format digital. Namun, ia menekankan bahwa membaca buku fisik tetap memiliki keasyikan tersendiri.
“Buku fisik memberikan pengalaman yang berbeda. Meski era digital menawarkan kemudahan, keberadaan buku fisik tetap penting dalam membangun kebiasaan membaca dan memperdalam pemahaman,” kata Ermizar.
Sebagai penulis sekaligus pegiat literasi, Muhammad Subhan membahas bagaimana karya-karya besar di masa lalu lahir dari proses kreatif yang penuh dedikasi. Ia mengingatkan generasi sekarang, khususnya Gen Z, untuk memanfaatkan kemudahan teknologi guna menghasilkan karya-karya hebat.
Direktur Eksekutif Ruang Pendidik INS Kayutanam, Indra Utama, dan Kepsek SMA INS Kayutanam, Ermizar. (Foto: Majalah elipsis)
“Pengarang zaman dahulu menciptakan mahakarya di tengah keterbatasan. Dengan teknologi yang ada sekarang, kita seharusnya bisa menghasilkan lebih banyak karya yang bermutu,” ujar Muhammad Subhan yang juga penulis novel Rumah di Tengah Sawah terbitan Balai Pustaka.
Sebagai moderator, Denni Meilizon menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran Ruang Pendidik INS Kayutanam. Menurutnya, diskusi ini memberikan pencerahan bagi para pegiat literasi di Pasaman Barat.
“Kehadiran narasumber inspiratif dari INS Kayutanam menjadi motivasi bagi kami untuk terus bergerak. Diskusi ini sangat mencerahkan dan memberikan perspektif baru dalam gerakan literasi,” ungkap Denni.
Ia juga berharap kerja sama antara FPL Pasaman Barat dan INS Kayutanam dapat terus berlanjut, tidak hanya dalam bentuk diskusi, tetapi juga program-program kolaboratif lainnya yang dapat memperkuat gerakan literasi di Sumatera Barat.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa semangat literasi mampu mengatasi berbagai tantangan, termasuk cuaca buruk. Para peserta tetap antusias mengikuti diskusi hingga akhir. Dalam suasana hangat di Bar Back Coffee, diskusi ini menjadi pengingat betapa pentingnya buku sebagai pondasi sistem berpikir dan instrumen perubahan.
“Literasi adalah kunci membangun bangsa yang berdaya saing. Melalui buku, kita tidak hanya membaca dunia, tetapi juga menulis masa depan,” ujar salah seorang peserta yang turut memberikan pandangan.
Diskusi literasi seperti ini diharapkan dapat terus dilakukan secara rutin, mengingat dampaknya yang signifikan dalam meningkatkan minat baca serta kesadaran literasi masyarakat. Dengan kolaborasi antarpegiat literasi, Sumatera Barat diharapkan dapat melahirkan generasi yang lebih kritis, kreatif, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
Penulis: Tiara Nursyita Sariza
Editor: Muhammad Subhan
Joss Gandoss Dab 😎