Riri Nency Motivasi Orang Tua: Membaca Nyaring Kunci Tumbuh Kembang Anak

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang terus mendorong gerakan literasi ini agar anak-anak terbiasa dengan budaya membaca sejak dini.

PADANG PANJANG, majalahelipsis.id—Sebanyak 75 orang tua yang memiliki anak usia golden age mendapatkan motivasi dan pelatihan membaca nyaring dari Riri Nency, M.Pd., pegiat komunitas Read Aloud Padang Panjang.

Kegiatan ini berlangsung pada hari ketiga Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca Nyaring yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang, Kamis (13/2/2025), di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang Panjang.

Dalam pemaparannya, Riri Nency menekankan pentingnya konsistensi dalam membaca nyaring kepada anak-anak.

Baca juga: Tryas Wardani: Membaca Nyaring Dapat Meningkatkan Kosa Kata Anak

Menurutnya, jika dilakukan minimal 5—15 menit setiap hari, anak-anak akan terbiasa dengan kosakata yang didengar.

Rutinitas ini akan mempermudah mereka dalam belajar membaca secara mandiri karena telah terbiasa dengan kata-kata.

Selain membantu anak dalam mengenal huruf dan kata, membaca nyaring juga melatih mereka dalam mendengarkan, berbicara, dan memahami struktur bahasa, yang nantinya akan membantu mereka dalam menulis.

Baca juga: Membaca Nyaring, Solusi Atasi ‘Speech Delay’ pada Anak

“Jika ingin mendapatkan hasil maksimal dari membaca nyaring, lakukan secara konsisten. Anak yang terbiasa mendengar kata-kata sejak dini akan lebih mudah dalam belajar membaca sendiri,” ujar Riri.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa waktu membaca bisa disesuaikan dengan kenyamanan keluarga. Namun, waktu yang paling disarankan adalah saat malam menjelang tidur agar bisa menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi anak.

“Waktu membaca terserah, diatur saja sesuai kenyamanan. Yang penting adalah bagaimana membangun kebiasaan ini agar anak merasa senang,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Riri Nency juga menjelaskan perbedaan antara membaca nyaring dengan mendongeng.

Menurutnya, mendongeng membutuhkan keterampilan khusus dalam bercerita, sementara membaca nyaring tidak menuntut keahlian tertentu. Yang terpenting adalah orang tua bisa membacakannya dengan suara yang jelas dan menyenangkan.

“Mendongeng memang memerlukan skill tersendiri, tetapi membaca nyaring bisa dilakukan siapa saja. Yang penting adalah bagaimana membacakannya dengan menyenangkan dan membuat anak tertarik,” jelasnya.

Untuk memperjelas metode membaca nyaring yang efektif, Riri Nency pun mempraktikkan langsung cara membacakan buku dengan intonasi yang menarik, ekspresi wajah yang hidup, dan interaksi yang menyenangkan dengan anak-anak.

Para peserta tampak antusias mengikuti sesi praktik ini dan mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana membangun kebiasaan membaca nyaring di rumah.

Kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi para orang tua untuk lebih aktif dalam membacakan buku kepada anak-anak mereka. Dengan membaca nyaring secara rutin, anak-anak tidak hanya mendapatkan manfaat kognitif, tetapi juga menjalin ikatan emosional yang lebih kuat dengan orang tua.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang Panjang terus mendorong gerakan literasi ini agar anak-anak terbiasa dengan budaya membaca sejak dini.

Penulis: Muhammad Subhan

Editor: Asna Rofiqoh

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan