Yoffie Cahya. Lahir 26 Oktober di Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Menulis puisi, cerpen, esai dan artikel di media lokal dan nasional, media cetak dan daring. Pernah bekerja sebagai penyiar radio sebagai Penanggung Jawab Pemberitaan, pengasuh acara “Sastra dan Budaya” (1971-2005). Menekuni jurnalistik sebagai wartawan radio (1998- 2005). Puisi- puisinya termuat dalam beberapa antologi pribadi maupun antologi bersama penyair- penyair lain. Mendapat penghargaan sebagai sastrawan dari Pemda Majalengka (25 September 2023).
Selalu Ingin Kubaca Puisi
Selalu ingin kubaca puisi
Setelah seharian sinar matahari membakar bumi
Padang rerumputan, ilalang, dan semak berduri
Selalu ingin kubaca puisi
Setelah semalaman sinar rembulan terhalang gerhana
Hanya gemerlap lampu kota, hutan beton dan baja
Selalu ingin kubaca puisi
Seperti musafir kehausan di tengah padang pasir
Rindu mereguk kesejukan dan kesegaran air
Selalu ingin kubaca puisi
Untaian kata bermakna yang menjelma bianglala
Menghiasi hamparan langit kesunyian jiwa
Selalu ingin kubaca puisi
Sebab seperti kutemukan tambang emas kehidupan
Yang digali para penyair dari zaman ke zaman
Kadipaten, Mei 2024
Catatan Keseharian
dalam rutinitas keseharian seringkali aku tercampak
merintih dalam kelelahan. Pada puncak sepi malam
termangu didera kerinduan. Ingin kutulis seribu puisi
dengan segenap pikiran dan perasaan. Tapi hari- hariku
senantiasa terbakar. Matahari siang yang begitu garang
membakar jiwaku yang kian mengering gersang
dalam rutinitas keseharian seringkali aku tercampak
merintih dalam kejenuhan. Pada puncak sepi malam
termangu didera kerinduan. Ingin menatap wajah rembulan
dan bening butir- butir embun pada helai dedaunan
tapi malam-malam malamku selalu kelabu. Gerhana
sepanjang waktu. Kemarau panjang berdebu
Kadipaten, 2024
Dalam Kejenuhan
suatu kali kubiarkan saja. Waktu mengalir bersama
gemuruh suara arus yang tak pernah terputus
nyanyian kehidupan yang fana
sebab telah lelah jemari memeras segala arti
yang tersisa justeru ampas- ampas ketidak- mengertian
suatu kali aku berdiam saja. Tak lagi aku bertanya
tentang segala rahasia. Toh akhirnya aku kembali
pada batas- batas keterbatasan
misteri yang tak akan terpecahkan
suatu kali kubiarkan saja. Segala jadi terlupakan
apa yang selama ini aku cari? Menurutkan kata hati ?
sejak dulu menggali makna dari kata. Terbata- bata
mengurai yang belum terurai. Tak pernah selesai
suatu kali kubiarkan saja. Semua lepas berderai
Kadipaten, 2024
Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan teknologi AI.
Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Yoffie Cahya
Editor: Ayu K. Ardi












