Rianda Akbari lahir pada 13 April 1995 di Sukabumi, Jawa Barat. Sejak 2019 mulai aktif menulis di media online tentang satwa liar dan lingkungan hidup. Dua karya puisi “Aku Rempang” dan “Bebaskan!” dimuat di Buku Antologi Puisi Bela Rempang (2024).
tarik benang
lusuh kuyup tubuh serampangan
pikul mimpi dan harap, ia kelimpungan
balutan hitam putih itu kian kekuningan
mengempit lamaran tanda tuntas kejuruan
hari ini, babak pertaruhan
Mengaduh. Apakah tahun menahun adalah kesia-siaan?
di Gelanggang Timur penantian
telunjuk-telunjuk menggedor tabir harapan
para pion muda berbaris tak karuan
menyikut, terjepit di keramaian
nasib mu diadu di pilitan benang.
kutuk serapah tercekat di kerongkongan.
lamat lamat dari langkan.
Mendesau di rongga ingatan,
“Semoga kamu masuk nak!”.
keringat malam
terapung di Selat Malaka
Batam
tiada fajar menyingsing.
tiada lembayung senja.
tiada desiran kelapa.
hanya angka
hanya terlambat
hanya cepat
pusaran Nagoya
mereka lupa
terkulai larut
keringat bercucur deras
dengusan panas pemilik malam
pesisir menghitam
ikan gembung mengambang
gembur mengeras
peduli setan
digilas pusaran.
kinasih papandayan
kepungan dinding Papandayan
desis belerang menusuk hidung
hutan mati berdenging
menggelitik tungkai yang lengah
merayu lalu terhenti.
terkelu kepakan layang-layang kecil.
terbang dan menukik
debum kerikil terlontar bebas ke muara langit.
membidik hutan hidup.
O… hutan mati dan hidup.
ia terperanjat, berdegup.
daun itu belum gugur
ia ulangi, sekali lagi ia hidup
legi rangkapan
empat lelaki penganggur tertawa girang
terampul-ampul di tengah lapang
saling menepuk mengusir kebosanan
merajut giliran ke negeri seberang
penat berbulan-bulan
dicekok rayuan gombal
di bawah tandon
si keriting betupang dagu
menenteng ember dan menyampir handuk
mengantre toilet yang penuh sesak.
mata sebam bermuka masam
si ceking terpekur dekat tong sampah
berjurai lapar memilit usus
sebab bekal seminggu tak berbiak
terpacak, hanya tujuh ribu perak
menanti iba dari ibu.
di beranda teras
empat perempuan bersila
mengupas, mengiris sayur seikat
sedari asar bersolek tepung terigu
gelak letupan minyak kuali
katanya…
untuk jamuan alakadar para peniti kitab
di Rangkapan memekik berkat.
Puisi-Puisi Heza Hara
Rumah Baca Bunda Kinali Oase Literasi di Tengah Perkebunan Sawit
“Beton Sakti”, Film Kolaborasi Jerman-Aceh Diputar Perdana di ISBI Aceh
Pluzy Academy Diluncurkan, Wamen UMKM RI: Dorong UMKM Sumbar Naik Kelas
“Sang Hawa” Pukau Penonton: Merangkai Tradisi dan Modernitas
Penulis: Rianda Akbari
Editor: Abi Pasya
