Muhammad Ikhsan. Akrab disapa Ikhsan, lahir di Pasaman Barat, 28 Januari 2007. Ia kerap menggunakan nama pena mhdikhsan. Melalui tulisannya, ia menggambarkan dirinya sebagai “kepingan-kepingan dari rahim penderitaan” dan menjadikan pengalaman hidupnya inspirasi dalam berpuisi.

Sajak Kopi

tuhan, kopi saya pudar warnanya.
tak lagi terasa pahit, tak lagi terasa
nikmat, tak lagi terasa syahdu.

ia sama seperti air mineral.
tapi, zat-zatnya hilang, hanyut
dalam kesepian.

tak lagi ia mampu hangatkan jiwa
yang beku, dan diri yang sepi dalam
kelamnya malam.

tuhan, berilah hambamu ini kopi.

2025

Menyeduh Kesadaran

air telah mendidih di panci kecil.
gelembung-gelembungnya pecah,
uapnya mulai menguap—seperti
memori di otak yang perlahan
terlupakan.

ia kemudian mengambil gelas,
mengisinya dengan bubuk kopi.
lalu, menuangkan air yang baru
saja ia panaskan—membiarkan
aroma pahitnya naik, mengisi
kesegaran di hidungnya.

sendok kecil di dalam gelas,
ia gunakan untuk mengaduk
perlahan. seperti mencoba
memahami semua kejadian
yang terus berkecamuk
di pikirannya.

ketika kopi telah jadi, ia
menunggu—ampasnya
mengendap, panasnya mereda.

di luar, pagi masih muram.
ia duduk di depan rumahnya,
menyeruput kopi dengan hati-
hati. seolah berharap rasa pahitnya
bisa menjelaskan sesuatu yang
tak mampu ia ucapkan.

2025

Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan AI Bing Image Creator.

Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Penulis: Muhammad Ikhsan.

Editor: Ayu K. Ardi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan