Muhammad David el Jambaky. Biasa dipanggil Moeda. Kelahiran Padang Panjang. Dua belas tahun bersekolah di komplek Kauman Muhammadiyah Padang Panjang (SD, MTs, Madrasah Aliyah). Pernah menulis untuk surat-surat kabar, seperti Singgalang, Padang Ekspres, Haluan, dll.

Namamu Kuabadikan di Hati

Umpama legenda dalam hidup
Ragaku kekal walau dibunuh zaman

Seumpama malam tanpa bulan
Aku kan tetap tenang
Ada wajahmu penerangku
Duniaku tenteram
Ada namamu
Hiasi hidupku

Padang Panjang, 18 Januari 2025

Biar

Biarkan laut bercerita
Lewat deburan ombak pada tepian pantai
Tentang kapal yang bermuara
Mengikuti arah angin

Biarkan angin yang bercerita
Tentang nahkoda yang cakap
Pilih tempat berlabuh

Biarkan pelabuhan rinduku
Bermuara pada relung hatimu

Sebab bicara rindu padamu
Takkan habis dimakan waktu

20 Januari 2025

Padamu

Pada tiap jengkal yang kautapaki
Bila tak kautemui aku
Tak dapat kau bersamai
Yakinlah aku kan selalu ada
Bila tak di depan matamu, di hatimu maka
Aku kan selalu ada
Bila membersamaimu sekarang ku tak mampu
Kelak semua akan terwujud
Berjanjilah untuk setia, maka bersama kita juang
Bertemu sekarang mungkin tiada guna
Namun mendoakan dari kini tiadalah mustahil.

Padang Panjang, 17 Januari 2025

Kala Sepi

Kala berkata sepi
Sepi tak jumawa
sepi bukan berarti sendiri.
Tak dapat dihitung semenit dua menit.
Ia ramai namun sepi
Ia ada namun tiada
Tak dapat mengada-ada.
Tak ada sebenarnya ada.
Berteriak tak ada suara
Bersuara tapi tak didengar.
Ah, benarkah sepi, benarkah ada, di mana suara? Kau dengar?

Padang Panjang, 271224

Penulis: Muhammad David el Jambaky

Editor: Adisman Libra

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan