Heza Hara. Lahir di Duri, Riau, 31 Oktober. Penulis yang juga seorang guru ini telah menerbitkan tiga buku solo, yaitu: antologi puisi “Karena Kucinta Kau” (2021), sebuah novel “Bulan di Hati Luna” (2021), dan kumpulan cerpen “Ombak Penyesalan di Lautan Hati” (2022). Pernah mendapatkan Anugerah Sastra sebagai penulis favorit di komunitas Riau Sastra (2023), karya-karyanya beberapa kali dimuat di media online. Beberapa kali mendapatkan juara dalam ajang cipta dan baca puisi. Mengajar di SMPS IT Darunnajah Duri. Aktif di komunitas WAG KMD elipsis, Komunitas Riau Sastra, Kepul, HUMA, Ruang Kata.

Perempuan Vs Karier

sepotong tubuhnya menjelma Senin, tanpa tanggal merah
bagian tubuh yang lain adalah wadah pikiran yang belum merdeka, ia tertinggal di tulak-tulak jendela
sementara dadanya tertancap galah-galah sebagai pengganjal rumah

almanak hanyalah angka-angka jemu sebagai pengingat: schedule kerja tertuju
hingga dinding tembok memaku hitam bilur kalender: menyegel hari-hari libur
jadwal tamasya hanyalah siluet yang mengintip di balik cahaya remang
bahkan ketika buah hati mengajak pergi berenang
*
o ini emansipasi,
ya, katanya emansipasi
tapi nyatanya kodrat, kau barter dengan cuan recehan
hingga wajah yang diselubungi makeup dinikmati para pejalan kaki, yang matanya cepat jatuh mendahului
dan rasa lelah menjadi bumerang sebagai sajian penutup di atas ranjang santapan suami yang dahaga

minggu hanyalah tumbukan pakaian yang kusut dan kisut
lelah dijemur kian menumpuk
menjelma bukit pemisah dengan tawa kanak-kanak

hawa setrika menggiring diri ke dalam musim kemarau
weekend cuma mimpi belaka
karena yang tertinggal,
hanyalah tahun-tahun silam
yang terus melipat kening

Duri, 26 Juni 2024

Kutitipkan Kisah Seorang Perempuan Kepadamu

Nak,
sepuluh tahun yang lalu, aku adalah wanita berheels dan blazer size S
bermakeup minimalis dengan tas mungil menggantung anggun di lengan kanan
berjalan di atas ekskalator mall menenteng paperbag di tangan kiri

namun kini, Nak
keriput berlarian mengejar usiaku
seakan tak mau tertinggal
di perempatan
perlahan,
gurat senja ini berganti cahaya di wajahmu
: begitu cantik

asam urat mulai singgah di jemariku
menjelma kegetiran ketika menggenggam hari-hari yang fana
kaki yang ngilu, pernah menyelusuri IGD saat demammu menegurku sebagai ibu yang lalai
pinggangku mulai dibalut osteoporosis
menua bersama kisah-kisah romantis dengan ayahmu
yang dingin di kenang
dan panas di kening

Nak,
pagiku disambut piring-piring di wastafel, tangkai sapu dan pel lantai adalah tugas yang tiada mangkir
hingga aroma bawang di badan
membuat resah botol-botol parfum usang
yang menjadi pajangan
: di rak kayu

wajahku tak lagi sama,
skincare ku titip dulu di toko
semoga bisa ku tebus dengan sebuah janji

Duri, 11 Juni 2024

Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan Bing Image Creator.

Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Penulis: Heza Hara

Editor: Tiara NS

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan