Erma Erly, seorang ibu rumah tangga, lahir di Banyumas 20 Mei 2000. Hobi menulis puisi dan mencintai sastra.
Cincin Kawin yang Dijual
Aku mengalah, napasku terengah
“Besok, kita akan makan apa?”
tanyaku menengok lampu obor di dinding rumah
tidak ada duit seperak pun untuk bayar listrik
bunyi tit… tit… tit itu lelah sendiri
Lampu obor peninggalan buyutku
diturunkan kepada mamaku, nenek si jabang bayi
Untung saja masih ada ini,
kalau tidak anak kita termakan gelap
Kau siap-siap saja
membaca ayat kursi sampai listrik menyala
Mungkin sampai ketemu pagi
Ngedumel sendiri
katanya ada hantu mengganggu si jabang bayi
Nyatanya, gelaplah yang meledek anak kita
sampai menangis tak berhenti
Aku tidak punya simpanan lagi
Kecuali cincin dua gram saat kau mengikat aku dulu
Supaya tak berpaling,
sambil menunggu kepulanganmu merantau
kau selalu mengincarku
Janjimu dulu akan meratukan aku
Cincin satu-satunya saja kau suruh jual
Padahal, ratu mestinya punya ribuan cincin
Dan kau tidak bisa memberiku itu
Gunung Menabrak Citaku
Gunung di depan mata
Hampir menabrak cita-citaku di labirin bayang
Semuanya terasa pendek
Seolah citaku hanya perjalanan lima senti
Namun, telah membuat mentalku hancur berkeping
Dan sepanjang malam
adalah kisah laraku
Dongeng-dongeng Ibu
tidak lagi menjadi pusat dengarku
Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan teknologi AI.
Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Erma Erly
Editor: Ayu K. Ardi











