Ali Hamzah, atau Hamzah Zaiby, lahir 31 Desember 1968 di Pasir Merapat, Kluet Selatan, Aceh Selatan. Anak bungsu dari enam bersaudara, ia menempuh pendidikan dasar hingga SMA di kampung halaman, lalu melanjutkan ke Universitas Syiah Kuala (USK) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah. Mulai menulis sejak 1990, puisinya dimuat di berbagai media seperti Atjeh Pos, Serambi Indonesia, dan majalah online. Puisinya juga tergabung dalam antologi bersama. Selain puisi, ia menulis pantun, gurindam, dan syair yang diterbitkan di Perruas Aceh bersama penyair Aceh lainnya.
CATUR KEHIDUPAN
tak pernah usai gundahku
pada perjalanan hidup
adeganadegan dungu
babakbabak ngilu
lakonlakon pilu
pergi berganti
wajah berbeda
rasa pun sama
getir
Tuhan?
aku adalah bidak catur kehidupan
melangkah setapak demi setapak
menyiasati gurauan hidup
tanpa pamrih perih
dan aku
hanya ingin cinta-Mu
walau sekilas cahaya
teranglah
Manggeng, 10 Desember 2024
PELUK AKU DIAM-DIAM
aku
belum usai lafazkan alif
lidahku kelu
bagaimana bisa tuntaskan :
lam lam ha
sedang hati tak mau diajak
menjangkau mimpi
jauh dipelukan langit
gelisah
aku sadar akan diri
dari tiada menjadi ada
dan kembali sirna
entah ke mana lagi
langkah kubawa-bawa
yang pasti
aku mohon padaNya
peluk aku diamdiam
pasrah
Manggeng, 13 Desember 2024
AKU DI RIAKNYA
mendung berarak
aku dalam riaknya
mengenang
masih ada jejak kisah di kabut hitam
baiknya kuhapus saja
demi membuka tirai baru
menjemput cinta di ujung napas
sebelum aku pulang kepadaNya
kain mori sedang dijahit
Manggeng, 23 Desember 2024
Penulis: Ali Hamzah
Editor: Likin At Tamimi