Adila Ramadan Rianti. Lahir di Tangerang, 23 November 2001. Minat membaca, menulis, dan menonton film. Saat ini sedang menempuh pendidikan S-1 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia.

Untuk yang Teristimewa, Sobat

Dalam hening, kening terus mengerut
Pikiran terus merenggut
Mata terus menciut, telah terkuras air mata
Kenangan akan kau

Harusnya tak perlu saling memayungi
Harusnya tak perlu kenal kata nyaman
Kurasa seharusnya kita tak perlu menyapa,
Menyapa takdir.

Kala

Hm, kala
Katakan pada kala
Aku benci dengan segala rotasi dan revolusi bumi
Aku benci konspirasi alam yang menuju pada dia

Katakan pada kala
Aku tidak akan pernah bertemu dia saat ini
Saat ini yang akan menjadi kala juga
Dan kala itu aku bisa bahagia

Embusan Angin

Layaknya perahu yang berjalan karena embusan angin
Aku perahunya dan kau anginnya
Aku telah terempas jauh karenamu
Sampai aku lupa bahwa angin tak akan lama berempas

Layaknya pesawat
Kau membawaku ke sana kemari
Aku lupa bahwa pesawat memiliki tujuan
Dan akan singgah sementara

Aku ikhlaskan kau dalam jutaan embusan
Menyapu daun-daun jatuh
Menghapus bayangmu

Penulis: Adila Ramadan Rianti

Editor: Ayu K. Ardi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan