Pertunjukan Teater ‘World Class’ di Desa Wisata Kubu Gadang

Saya jadi teringat penampilan teater di Inggris, mulai dari tingkat nasional di gedung-gedung teater yang bertebaran di Kota London, hingga penampilan teater murid-murid di sekolah.

Oleh Zeynita Gibbons

HUJAN rintik-rintik yang membasahi bumi Kubu Gadang—desa wisata di Kelurahan Ekor Lubuk, Padang Panjang—selain menambah kesyahduan, berhasil membangkitkan rasa nasionalisme dengan digelarnya pertunjukan bertajuk “Sayap-Sayap Proklamasi” pada malam Minggu (12/12).

Bagaimana tidak, “Sayap-Sayap Proklamasi” merupakan kisah yang diangkat dari perjuangan proklamator Bung Hatta, yang dilahirkan di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902. Kisah ini berhasil membangkitkan semangat masyarakat di Kubu Gadang yang ikut terlibat dalam produksi yang digarap Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang.

Saya jadi teringat penampilan teater di Inggris, mulai dari tingkat nasional di gedung-gedung teater yang bertebaran di Kota London, hingga penampilan teater murid-murid di sekolah.

Sekolah di Inggris memang mewajibkan pelajar membuat pertunjukan teater di setiap akhir semester. Biasanya, mereka menampilkan karya-karya William Shakespeare, sang pujangga dramawan dan pemain sandiwara berkebangsaan Inggris.

Kembali ke penampilan teater “Sayap-Sayap Proklamasi”, produksi ke-55 Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang dengan kurator Rita Matumona, menjadi pertunjukan berkelas dunia—tidak kalah dengan pertunjukan teater yang bertaburan di Inggris.

Pertunjukan ini mendapat dukungan penuh melalui Program Fasilitasi Bidang Kebudayaan Teater Kepahlawanan 2024 dari Kementerian Kebudayaan RI dan berhasil memukau para penonton, meskipun hujan rintik-rintik membasahi bumi Kubu Gadang.

Penampilan teater diawali dengan acara penyambutan berupa tarian dan sekapur sirih. Sambutan pertama diberikan Sulaiman Juned, sutradara “Sayap-Sayap Proklamasi”, dan dilanjutkan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota (Sekdako), Dr. Winarno, S.E., M.E., yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.

Rita Matumona, sebagai kurator pertunjukan, secara resmi membuka acara dengan pengguntingan pita, lalu diiringi penonton berjalan ke lokasi yang hanya berjarak beberapa langkah dari gapura, tempat dipajangnya dua lukisan besar sang Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta.

Panggung yang berada di lapangan justru digunakan untuk penonton, sementara pementasan diadakan di sisi depan tanpa panggung, hanya disekat oleh dinding yang membatasi sawah penduduk di atas tanah lapang.

Meskipun hujan rintik-rintik, hal ini tidak menyurutkan penonton dari berbagai daerah yang datang untuk menyaksikan penampilan yang membangkitkan rasa nasionalisme.

Awalnya, saya menerima pesan dari Uda Muhammad Subhan beberapa hari sebelum pertunjukan melalui WhatsApp:

Assalamualaikum, Bu Nita, apa kabar? Oh ya, ini ada titipan undangan dari Komunitas Seni Kuflet. Semoga berkenan hadir, ya, Bu Nita. Terima kasih. Salam kreatif.”

Saya membalas pesan itu, dan merencanakan untuk hadir.

Uda Subhan membalas kembali: “Terima kasih kembali, Bu Ita. Ditunggu, Bu Ita dan kawan-kawan, ya. Alhamdulillah, semoga bisa menonton teater ini, ya, Bu Nita.”

Rasanya sudah lama saya menanti undangan dari komunitas yang berada di Padang Panjang di bawah pimpinan Sulaiman Juned—yang dikenal dengan nama Adun itu.

Seniman asal Aceh ini berhasil menyelesaikan kuliah di Jurusan Seni Teater STSI Padang Panjang dengan yudisium Cumlaude pada 2002. Kini ia doktor teater lulusan ISI Solo. Ia telah menghasilkan banyak karya, akhirnya saya pun dapat menikmati “Sayap-Sayap Proklamasi” yang disutradarainya.

Pertunjukan ini tidak hanya menampilkan sejarah perjuangan anak bangsa, tetapi juga memberikan energi positif yang membangkitkan rasa cinta tanah air, terutama bagi saya yang lama merantau di luar negeri.

Akhirnya, rasa rindu saya menyaksikan teater seperti yang sering saya lakukan waktu menetap di Inggris terobati, meskipun hujan gerimis tidak berhenti hingga pertunjukan usai di tengah malam.

Panitia mengantisipasi hujan yang tidak henti sejak siang dengan menyediakan jas hujan yang dibagikan kepada penonton secara cuma-cuma saat mengisi buku tamu. Ini menciptakan pemandangan unik dengan penonton mengenakan jas hujan berwarna-warni dan berpayung, yang justru menambah nuansa artistik di panggung utama Desa Wisata Kubu Gadang.

Pertunjukan dimulai dengan lantunan Saluang dan Rabab yang menyayat hati, diiringi musik tradisional dan tarian, menciptakan kesyahduan di Kubu Gadang—desa wisata yang banyak dikunjungi wisatawan Nusantara. Bahkan, dua tahun lalu, desa ini menjadi tempat berkumpulnya penyair dari Asia Tenggara dalam acara Temu Penyair yang difasilitasn pemerintah Kota Padang Panjang—juga dikoordinir oleh Muhammad Subhan dan Sulaiman Juned.

Penampilan “Sayap-Sayap Proklamasi” diawali saat Bung Hatta kecil tampil bersama sang bunda, yang menyampaikan bahwa ia ingin bersekolah, hingga akhirnya melanjutkan kuliah dan persiapan Proklamasi.

Alur cerita yang runtut dengan mudah membawa penonton menyelami perjalanan hidup proklamator Bung Hatta. Dari masa kecil hingga dewasa, perjuangan Bung Hatta bersama Bung Karno dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia disajikan dengan penuh khidmat dan estetika.

Apalagi, para aktor dan artis tampil dengan totalitas di bawah rintik-rintik hujan, menuai pujian dari penonton.

Penjabat (Pj) Sekdako Padang Panjang, Dr. Winarno, menyampaikan bahwa Pemko Padang Panjang mendukung penuh kegiatan seni seperti ini yang tidak hanya memperkenalkan tokoh sejarah, tetapi juga membangun kesadaran generasi muda akan pentingnya menghargai jasa-jasa pahlawan bangsa.

Kurator pertunjukan, Rita Matumona, yang hadir bersama Tim Verifikator Kementerian Kebudayaan RI, menyampaikan kebanggaannya atas keberhasilan acara ini.

“Kami akan terus mendukung kegiatan seperti ini. Ini adalah pertunjukan yang luar biasa. Saya sangat mengapresiasi Kuflet sebagai penyelenggara,” ungkapnya.

Menurut Rita, pertunjukan ini menunjukkan betapa seni teater efektif sebagai media untuk menyampaikan pesan sejarah kepada generasi muda.

Sementara itu, Sulaiman Juned, selaku sutradara, mengungkapkan kepuasannya atas hasil pertunjukan. “Saya sangat bahagia melihat penampilan luar biasa para aktor, meskipun waktu latihan terbatas. Ini adalah ujian yang berhasil kami lewati dengan baik,” tuturnya.

Penulis naskah “Sayap-Sayap Proklamasi”, S. Hasanah Nst, menyatakan kebanggaannya terhadap karya ini. “Pertunjukan ini lebih dari sekadar teater. Ini adalah pengingat perjuangan besar Bung Hatta dalam memerdekakan bangsa ini. Kami berharap pesan ini dapat menyentuh hati penonton,” ujarnya.

Pimpinan Produksi, Muhammad Subhan, mengakui keberhasilan acara ini adalah hasil kerja keras tim yang luar biasa. Ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, termasuk panitia, aktor, dan penonton yang setia hadir, baik dari Padang Panjang maupun luar kota.

Pertunjukan ini juga menarik perhatian pengunjung yang kebetulan berada di Desa Wisata Kubu Gadang. “Ini pengalaman luar biasa. Saya tidak menyangka akan melihat pertunjukan sebesar ini di desa wisata,” ujar seorang pengunjung dari Kabupaten Padang Pariaman.

Desa Wisata Kubu Gadang, Padang Panjang, menjadi saksi malam penuh inspirasi yang akan dikenang oleh semua yang hadir.

“Bahagiaku di Ranah Minang…”

Pegiat literasi Nanik Muis mengakui bahwa ia merasa bersyukur sejak kembali ke Ranah Minang tahun 2018 setelah merantau di Medan. Adanya penampilan “Sayap-Sayap Proklamasi” berhasil mengobati rindu kampung halaman.

Diakuinya, berbagai acara dan kegiatan terkait literasi serta kebudayaan dapat dinikmati. Niatnya kembali ke kampung salah satunya adalah mengikuti dan menikmati berbagai karya hebat yang disuguhkan dengan persiapan progresif dan profesional.

Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang di bawah kepemimpinan Adun Sulaiman Juned sangat konsisten dalam karya teater.

Terima kasih Adun Sulaiman Juned dan Bro Muhammad Subhan. Great dan keren!” []

Zeynita Gibbons, mantan jurnalis, pegiat literasi, menetap di Solok, Sumatra Barat.

Penulis: Zeynita Gibbons

Editor: Ayu K. Ardi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan