Penulis Pasaman Barat, Rospiadi, Rilis Buku Kumpulan Cerpen “Empasan Ombak Sikabau”

Melalui lima belas cerpennya, penulis asal Pasaman Barat ini menyalurkan kepekaan dan pengalaman hidup dengan bahasa yang jernih dan menyentuh hati.

PASAMAN BARAT, Majalahelipsis.id — Dunia sastra di Ranah Minang kembali bertambah semarak dengan terbitnya buku kumpulan cerpen Empasan Ombak Sikabau karya Rospiadi, penulis asal Sikabau, Kabupaten Pasaman Barat.

Buku ini memuat 15 cerita pendek yang menyingkap berbagai sisi kehidupan manusia dengan kedalaman rasa dan pengalaman yang khas.

Lima belas cerpen tersebut berjudul Empasan Ombak Sikabau, “Bukan Sekadar Fingerprint”, “Guru Menepis Lelah”, “Pulanglah Udo”, “Terisak”, “Bangunan Bongkahan Batu”, “Pahlawan Masa Depanku”, “Abak Mengarung Senja”, “Gundahan Covid di Rumahku”, “Kidung Pagi Pernikahan”, “Prahara Cinta yang Hilang”, “Renungan Malam”, “Tangis di Bilik Kamar”, “Tusukan Duri Menyemai Harapan”, dan “Wajah Bening Naila di Kala Senja”.

Muhammad Subhan, penulis, pegiat literasi, sekaligus Founder Sekolah Menulis elipsis, menyebut Empasan Ombak Sikabau sebagai sebuah jejak rasa dan pengalaman yang dituangkan dengan jernih dan penuh kepekaan.

“Dari kisah Empasan Ombak Sikabau yang mengalun kuat seperti gelombang, hingga Pulanglah Udo yang lirih menyentuh kerinduan, tiap cerita memotret denyut kehidupan dengan beragam warna. Ada tentang guru yang setia menepis lelah, getirnya pandemi, cinta yang hilang, hingga harapan yang tumbuh dari luka,” ujar Muhammad Subhan.

Menurutnya, Rospiadi berhasil merangkai kisah sederhana yang meninggalkan gema mendalam di hati pembaca. Buku ini menghadirkan potret manusia yang rapuh sekaligus tangguh, diwarnai oleh pengalaman hidup yang nyata dan dekat dengan keseharian masyarakat.

Rospiadi lahir di Sikabau pada 19 Maret 1981. Ia adalah anak pertama dari enam bersaudara. Pendidikan dasarnya ditempuh di SDN 20 Sikabau (1989–1995), dilanjutkan ke MTsS Sikabau (tamat 1998), lalu menimba ilmu di Thawalib Putra Padang Panjang selama empat tahun.

Setelah itu, ia melanjutkan kuliah di IAIN Imam Bonjol Padang, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan lulus pada tahun 2007.

Dalam perjalanan kuliahnya, tepatnya saat semester enam, Rospiadi memutuskan menikah pada 5 Agustus 2005. Keputusan tersebut tidak menyurutkan semangatnya menuntaskan pendidikan hingga meraih gelar sarjana.

Pada tahun 2020, ia kembali melanjutkan studi ke jenjang magister di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) dan lulus pada 2022 dengan gelar Magister Pendidikan.

Sejak tahun 2008, Rospiadi telah berprofesi sebagai guru. Ia pernah mengajar di SDIT Adzkia Padang selama empat tahun, kemudian pindah ke SDIT Cahaya Makkah di Kabupaten Pasaman Barat. Dedikasinya dalam dunia pendidikan membawanya dipercaya sebagai kepala sekolah di Yayasan Cahaya Makkah sejak 2019 hingga kini.

Selain aktif mengajar, Rospiadi dikenal sebagai sosok yang mencintai dunia literasi. Sejumlah tulisannya telah dimuat di surat kabar, majalah, dan buku antologi bersama. Ia menulis cerpen, puisi, serta artikel opini dengan gaya bahasa yang reflektif dan menyentuh realitas sosial.

Kini, Rospiadi menetap di Simpang Empat, Kabupaten Pasaman Barat, bersama keluarganya. Melalui buku Empasan Ombak Sikabau, ia berharap pembaca dapat memetik nilai-nilai kehidupan, menghidupkan empati, serta menumbuhkan kembali semangat literasi di tengah masyarakat.

Buku Empasan Ombak Sikabau dapat dipesan langsung melalui nomor WhatsApp 0852-7409-9603 atau melalui email adirospiadi@gmail.com.

Buku ini menjadi bukti bahwa dari daerah, karya sastra yang bernas dan menyentuh pun dapat lahir, menambah warna dalam peta kesusastraan Indonesia.

Penulis: Tiara Nursyita Sariza

Editor: Neneng J.K.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan