Nuzulul Qur’an: Peristiwa Agung Turunnya Wahyu Ilahi
Nuzulul Qur’an bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga momen refleksi bagi setiap muslim.

Oleh Adisman Libra
KATA “nuzul” dalam bahasa Arab berasal dari kata nazala, yang berarti “turun”. Ketika digabungkan dengan “Al-Qur’an”, maka terbentuk istilah “Nuzulul Qur’an”, yang berarti “turunnya Al-Qur’an”.
Peristiwa ini merupakan momen penting dalam sejarah Islam yang diperingati setiap tanggal 17 Ramadan. Pada usia 40 tahun, Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama dari Allah melalui perantara Malaikat Jibril di Gua Hira. Peristiwa ini menjadi titik awal kerasulan beliau dalam menyebarkan ajaran Islam.
Dalam buku Pengantar Studi Al-Qur’an karya Abdul Hamid, Lc., M.A., disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. pertama kali menerima wahyu dalam keadaan mimpi yang benar. Setiap mimpi yang beliau alami terjadi seperti cahaya subuh yang terang. Beliau kemudian menyendiri di Gua Hira untuk beribadah beberapa malam sebelum kembali kepada keluarganya. Saat itulah Malaikat Jibril datang membawa wahyu pertama.
Malaikat Jibril berkata, “Bacalah!” Rasulullah saw. menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Malaikat itu mendekap beliau hingga merasa kelelahan, lalu kembali berkata, “Bacalah!” Rasulullah saw. tetap menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Hingga kali ketiga, Jibril menyampaikan firman Allah:
“Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq.”
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1)
Setelah peristiwa itu, Rasulullah saw. pulang dengan rasa takut dan meminta Khadijah, istrinya, untuk menyelimutinya. Khadijah menenangkan beliau dan meyakinkan bahwa Allah tidak akan membiarkannya dalam kesulitan karena sifat-sifat baik yang dimiliki beliau.
Khadijah kemudian membawa Rasulullah saw. menemui sepupunya, Waraqah bin Naufal, seorang ahli kitab yang telah menerjemahkan Injil ke dalam bahasa Ibrani. Setelah mendengar cerita Rasulullah saw., Waraqah berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang pernah diutus kepada Nabi Musa. Seandainya aku masih hidup saat kaummu mengusirmu, aku pasti akan membantumu sekuat tenaga.”
Rasulullah saw. terkejut dan bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Ya, tidak ada seorang pun yang membawa kebenaran seperti yang engkau bawa kecuali akan dimusuhi.”
Al-Qur’an dan Bulan Ramadan
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 185, Allah berfirman: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia serta penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)…”
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan sebagai petunjuk bagi manusia dan pedoman hidup yang sempurna.
Turunnya Al-Qur’an memiliki dua tahapan utama:
- Diturunkan sekaligus ke Lauhul Mahfudz, lalu ke Baitul ‘Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadr.
- Dari langit dunia, wahyu disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur dalam rentang 23 tahun.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang kemurniannya tetap terjaga, disusun sesuai petunjuk Allah, dan dinukilkan secara mutawatir tanpa perubahan.
Keistimewaan Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki keistimewaan yang membedakannya dari kitab-kitab lain:
- Terjaga kemurniannya oleh Allah hingga hari kiamat.
- Sebagai petunjuk hidup, memberi pedoman dalam setiap aspek kehidupan.
- Mudah dihafal, sehingga banyak penghafal Al-Qur’an dari berbagai kalangan.
- Mengandung mukjizat, baik dalam bahasa, kandungan, maupun isinya.
- Menjadi syafaat bagi pembacanya, khususnya mereka yang mengamalkannya.
Selain itu, Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain yang mencerminkan sifatnya, antara lain:
- Al-Huda (Petunjuk)
- Al-Furqan (Pembeda antara yang benar dan yang salah)
- Asy-Syifa (Obat bagi hati)
- Az-Zikr (Peringatan)
- Al-Kitab (Kitab suci)
Bagi siapa saja yang membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an, Allah menjanjikan berbagai keutamaan:
- Mendapatkan syafaat di akhirat
- Diberkahi dalam kehidupan di dunia
- Diangkat derajatnya di sisi Allah
- Menjadi imam dalam salat
- Mendapatkan pahala berlipat ganda
- Keinginannya mudah dikabulkan Allah
- Meningkatkan intelektual dan memperkuat daya ingat
- Diakui sebagai bagian dari manusia terbaik
Bahkan, Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tua penghafal Al-Qur’an sebagai bentuk kemuliaan di akhirat.
Nuzulul Qur’an bukan sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga momen refleksi bagi setiap muslim. Al-Qur’an adalah pedoman utama kehidupan yang memberikan cahaya bagi siapa saja yang mengikutinya.
Oleh karena itu, mempelajari, menghafal, dan mengamalkan Al-Qur’an adalah langkah terbaik dalam meraih keberkahan di dunia dan akhirat. []
Adisman Libra, penulis dan tim redaksi Majalahelipsis.id, menetap di kota Padang.
Penulis: Adisman Libra
Editor: Muhammad Subhan