PASAMAN BARAT, majalahelipsis.id–Pegiat literasi dari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat, Sumira Putri Lubis, memberikan apresiasi mendalam terhadap novel Rumah di Tengah Sawah karya Muhammad Subhan.

Sumira mengungkapkan kekagumannya pada cerita yang menyentuh dan mengangkat isu sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan di era tahun 1980-an.

“Saat membaca judulnya, saya sempat membayangkan sebuah kisah tentang kehidupan tenang dan damai di sebuah rumah di tengah hamparan sawah hijau. Tapi ternyata, Muhammad Subhan justru menyuguhkan sesuatu yang lebih kompleks: perjuangan hidup di tengah arus pembangunan yang menggusur tradisi dan ruang hidup masyarakat,” tutur Sumira.

Menurutnya, tokoh-tokoh dalam novel ini, seperti Agam, Bondan, dan Anton, sangat menginspirasi. Ketiga anak itu digambarkan sebagai sosok yang gigih mengejar mimpi, meski dihadapkan pada kenyataan pahit rumah mereka harus digusur demi pembangunan kota. Konflik ini, ujar Sumira, sangat dekat dengan kehidupan masyarakat saat ini.

“Keteladanan dari ketiga anak ini luar biasa. Agam, misalnya, adalah anak yang penuh semangat, tidak pernah menyerah meski keluarganya kehilangan tempat tinggal. Sementara Bondan dan Anton menunjukkan solidaritas dan persahabatan yang erat, saling mendukung dalam situasi sulit,” tambahnya.

Selain menyentuh isu sosial, novel ini juga menghadirkan penggambaran kehidupan pedesaan yang realistis. Kehidupan bertani, dinamika keluarga, hingga perjuangan menghadapi perubahan yang dipaksakan, semuanya disampaikan dengan bahasa sederhana namun penuh makna.

“Novel ini benar-benar menggambarkan bagaimana modernisasi tidak selalu membawa kebahagiaan, tetapi juga tantangan besar, terutama bagi mereka yang hidup di pinggiran kota. Kehidupan di rumah yang awalnya tampak damai perlahan berubah menjadi perjuangan untuk bertahan hidup,” kata Sumira.

Bagi Sumira, Rumah di Tengah Sawah adalah cerminan kondisi nyata banyak masyarakat di Indonesia. Ia berharap lebih banyak orang membaca karya ini, karena selain menyajikan cerita yang menarik, novel ini juga mengajarkan banyak hal tentang ketabahan, semangat juang, dan nilai-nilai kemanusiaan.

“Novel ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai perjuangan, sekecil apa pun itu,” tutup Sumira.

Penulis: Tiara Nursyita Sariza

Editor: Abi Pasya

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan