Mursyidah Penulis Pantun Karmina Asal Pidie Jaya Raih Rekor MURI se-ASEAN

Kegiatan diawali dengan Pawai Pantun, yang diikuti lebih dari 500 pemantun dari berbagai negara ASEAN.

PIDIE JAYA, majalahelipsis.id—Mursyidah, S.Pd., M.Pd., Penulis Pantun Karmina asal Pidie Jaya sukses meraih penghargaan Rekor MURI se-ASEAN.

Keberhasilan tersebut diperoleh setelah mengikuti rangkaian kegiatan Festival Pantun Nusantara 2024 yang berlangsung di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu dan Minggu, 21—22 Desember 2024 lalu.

Mursyidah berprofesi sebagai guru di SMPN 8 Bandar Baru yang juga merupakan Pengurus DPC PPWI Pidie Jaya Bid. Humas dan kesekretariatan.

“Pekerjaan sehari-hari saya mengajar, lalu membuka Taman Baca Masyarakat (TBM) di rumah, mengelola pustaka kampung, aktif menulis, pegiat literasi, bahkan motivator literasi nasional,” ujarnya ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, Festival tersebut diselenggarakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERRUAS) yang berlangsung selama dua hari dengan berbagai acara bertema seni pantun yang memukau. Acara pembukaan festival dilaksanakan di Anjungan Riau, Sabtu (21/12/24).

Kegiatan diawali dengan Pawai Pantun, yang diikuti lebih dari 500 pemantun dari berbagai negara ASEAN. Sambutan hangat disampaikan Kaban Penghubung Provinsi Riau, Ridho Ardiansyah, S.STP., serta Pimpinan PERRUAS, Dato’ Sri Asrizal Nur.

Acara semakin meriah dengan pembacaan Pantun ASEAN sejumlah tokoh ternama Indonesia, antara lain Yahya Andi Saputra, H. Erman Zaruddin, Sam Mukhtar Chaniago, dan Mohd. Nasir.

Sementara itu, hadir juga tokoh seni pantun negara jiran, Mohd. Rosli Bakir dari Malaysia, serta Suraidi Sipan dan Rohana Din dan Singapura.

Hari pertama festival dimeriahkan dengan beragam kegiatan menarik, yakni Peraduan Pantun, Parade Pantun, Parade Karmina Pelajar, Lagu Pantun, diakhiri pengumuman dan penyerahan Piagam Penghargaan 10 Besar Pemenang Pantun dan Karmina. Selanjutnya, pada hari kedua, Minggu (22/12/24), dilangsungkan malam puncak festival yang digelar pada di Sasono Langen Budoyo.

Acara bertajuk “Malam Anugerah Pantun 2024” dihadiri sejumlah tokoh nasional dan internasional. Hadir memberi sambutan di acara ini Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc. Malam anugerah ini juga diisi dengan orasi pantun oleh Presiden Penyair, Sutardji Calzoum Bachri, pembacaan Puisi Pantun oleh Rida K. Liamsi dan Ahmadun Yosi Herfanda. Terakhir, acara penyerahan Piagam Rekor MURI oleh Rektor UNJ, Prof. Dr. Komarudin, M.Si.

Selain itu, acara juga dimeriahkan dengan penampilan Paduan Suara Mari Berpantun serta lagu pantun dari Tuti Tarwiyah Adi dan Ririn (Indonesia), serta Yusyazana (Malaysia).

Atas pencapaian tersebut, Mursyidah sangat bersyukur, senang dan bahagia.

“Ini adalah wujud apresiasi terhadap seni pantun yang merupakan warisan budaya bangsa,” ujarnya dengan wajah semringah.

Lanjutnya, dalam membuat buku tersebut membutuhkan proses yang panjang. Ia menulis dengan sungguh-sungguh dan berusaha sangat maksimal sehingga mampu memperoleh Rekor MURI.

“Ini merupakan kepuasan batin saya sendiri karena saya berangkat untuk mendapatkan Rekor MURI pada acara Anugerah Penghargaan Pantun itu dengan biaya sendiri. Jadi semuanya benar-benar penuh perjuangan, akan tetapi saya merasa puas dengan dua penghargaan yang saya dapatkan pada acara tersebut yaitu Rekor MURI dan Anugerah Penggerak Pantun Mutiara Budaya Nusantara,” bebernya.

Mursyidah berharap ke depannya akan lebih gigih lagi dalam menulis. “Bagi saya bergerak dan tergerak itu sudah biasa, tetapi saya ingin menggerakkan teman-teman yang lain supaya bisa seperti saya,” pungkasnya.

Penulis: Neneng J.K.

Editor: Tiara Nursyita Sariza

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan