Oleh Suria Tresna
Jika kamu berkesempatan bertemu dengan Mimi si cumi-cumi di jalan, pasti kamu akan sangat susah menahan tawa. Kenapa? Yup, karena wajah dan tubuhnya selalu cemong. Sebenarnya, kawan-kawan tidak bermaksud memberinya gelar si Cemong. Cuma, setiap ketemu pasti akan selalu ada yang berkata, “Mimi, pipi kamu cemong” atau “Mimi, kepala kamu cemong”. Jadilah si cumi-cumi kecil ini terkenal sebagai Mimi, si Cemong.
Ayah dan ibu Mimi sudah sering mengingatkan Mimi bahwa dia harus bisa mengendalikan diri. Jika demikian, Mimi tidak akan sering terkejut dan cemas sehingga dia bisa mengendalikan keluarnya tinta dari dalam tubuhnya yang menjadi penyebab utama mengapa dia selalu cemong.
Mimi memang sangat malas bangun pagi sehingga dia selalu terlambat.
“Ibu … sepatuku mana?”
Crottt ….
Cairan tinta keluar dari tubuh Mimi secara otomatis karena dia sangat cemas, lima menit lagi dia akan terlambat ke sekolah.
“Ibu … aku lupa PR Matematika yang kukerjakan semalam belum masuk ke dalam tas!” Mimi kembali berteriak.
Crottt ….
Kali ini semua tubuh Mimi sudah benar-benar cemong. Dia tidak sempat lagi untuk berkaca dan membersihkan semua tinta di tubuhnya sehingga masih ada beberapa noda hitam yang tertinggal.
Begitulah kesibukan Mimi tiap mengawali hari. Karena selalu terlambat bangun pagi, dia selalu diliputi rasa cemas.
*
Siang ini, Mimi pulang dengan wajah murung dan sangat cemong.
“Mimi, kenapa kamu kelihatan sedih, dan … hmm kok kamu benar-benar cemong?” Ibu bertanya khawatir.
Huaaa ….
Mimi langsung menghambur ke pelukan ibunya dan ….
Crottt … crottt … crottt ….
Ibu terlihat tak kalah cemong karena terkena semprotan tinta Mimi, mereka berdua akhirnya tertawa bersama.
“Jadi, Mimi kenapa bersedih?” Ibu mengulangi pertanyaanya setelah mereka berdua membersihkan diri.
“Tadi di sekolah ada pembagian kelompok untuk acara pentas seni, Ibu! Tidak ada yang mau sekelompok dengan Mimi karena mereka takut penampilan mereka akan terganggu karena Mimi! Mereka takut ikut-ikutan cemong!” Mimi bercerita dengan raut sedih.
“Terus, Mimi sekelompok dengan siapa?”
“Kata Ibu Guru, Mimi nanti penampilannya sendiri saja. Mimi disuruh bernyanyi. Mimi takut, Ibu!” Mimi terlihat sangat khawatir.
“Mimi, ‘kan memang sangat pandai bernyanyi! Nah, sekarang yang harus Mimi lakukan adalah Mimi harus berjanji untuk selalu bangun pagi! Jika Mimi sudah terbiasa, Mimi akan bisa mengurangi rasa cemas dan dapat mengendalikan diri!” Ibu meyakinkan Mimi.
Sejak saat itu, Mimi selalu berusaha untuk bangun pagi. Ternyata, bangun pagi memang membuat Mimi merasa lebih bersemangat. Dan tentu saja kecemasan Mimi juga berkurang sangat jauh, hal ini juga membuat tinta dalam tubuh Mimi tidak sering lagi keluar secara tiba-tiba.
“Hai, Mimi. Kamu kelihatan cantik sekali hari ini!” Merida menyapa Mimi yang berpapasan ketika akan berangkat ke sekolah.
Mimi memang terlihat sangat cantik dengan baju berwarna merah muda berbunga-bunga. Tentu saja tanpa noda cemong di tubuhnya. Dan beberapa hari ini sudah tidak ada lagi yang memanggilnya Mimi si Cemong.
Hari pertunjukan tiba. Mimi bernyanyi dengan sangat bagus. Dan dia terpilih menjadi penampil terbaik dalam pertunjukan itu. Mimi merasa sangat senang. Ternyata nasihat Ibu benar. Bangun pagi membuat dia bisa mengendalikan diri dan melakukan semua pekerjaan dengan sangat baik.
*[]
Cumi-cumi (Squid)

Sumber : Kirsten Muir, Pinterest via popmama.com
Fakta Unik: Tahukah kamu? Hewan bertubuh lunak ini memiliki kaki yang biasa disebut tentakel berjumlah sepuluh mengelilingi kepalanya. Tentakel ini digunakan untuk menangkap mangsa. Cumi-cumi adalah salah satu hewan tidak bertulang belakang tercepat, dia berenang dengan cara mundur. Keunikan lainnya adalah cumi-cumi bisa mengubah warnanya. Dan … crottt … cumi-cumi akan mengeluarkan tinta dari tubuhnya ketika merasa terancam atau diserang oleh pemangsa.
Daftar Pustaka:
Rompies, Jemima Karyssa. (2021). “Kenali Fakta Cumi-Cumi: Ciri Khusus, Habitat dan Berkembang Biak”. Diakses pada 22 Januari 2025, dari www.popmama.com.
Suria Tresna. Saat ini aktif di Sekolah Menulis elipsis (SMe) dan Wong Indonesia Menulis (WIN). Beberapa karyanya sudah pernah dimuat media cetak lokal, media online, dan majalah digital elipsis. Ia juga telah menulis puluhan buku antologi berupa artikel, cerpen, pentigraf, fiksi mini, dan senandika.
Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Suria Tresna
Editor: Ayu K. Ardi