Menulis, Investasi Sejak Dini
Menulis bukan sekadar kemampuan teknis. Ia adalah keterampilan hidup yang esensial, dan juga bernilai komersial.

Oleh Muhammad Subhan
SETIAP kali mengenang masa kecil, ingatan tentang menulis selalu menjadi salah satu bagian terindah dalam hidup saya. Betapa tidak, saya menemukan kegembiraan dalam menyusun kata-kata, di buku tulis isi 40 lembar, setelah hampir seharian berasyik masyhuk dengan buku bacaan. Sejak SD, menulis adalah bagian dari kehidupan saya.
Ketika beranjak ke SMP, kegemaran itu semakin mengakar. Di SMA, saya merasakan kebahagiaan dan kebanggaan pertama kali menerima honor dari sebuah media massa. Sebuah pencapaian kecil yang terasa besar bagi seorang remaja. Kuliah kemudian membawa saya ke dunia jurnalistik, dan sejak saat itu, menulis menjadi jalan hidup saya, membuka pintu-pintu kesempatan, bahkan memungkinkan saya terbang ke berbagai tempat karena kegiatan menulis.
Menulis bukan sekadar kemampuan teknis. Ia adalah keterampilan hidup yang esensial, terlebih bagi para pelajar.
Keterampilan ini membentuk dasar untuk tugas-tugas sekolah, yang nantinya menjadi pondasi dalam pendidikan tinggi. Di bangku kuliah, hampir semua tugas berbasis pada kemampuan menulis, mulai dari makalah, laporan lapangan, hingga tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Keterampilan menulis yang mumpuni mempermudah mahasiswa menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
Menulis juga menawarkan lebih dari sekadar nilai akademik. Ia adalah pintu menuju dunia profesional yang luas dan penuh potensi. Menulis bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan yang tidak hanya mendatangkan cuan, tetapi juga membangun karier yang bermakna. Saya telah membuktikan itu. Ada cuan dari menulis. Ternyata bisa hidup dari menulis, meski profesi menulis dalam imej sebagian orang tidak seseksi pekerjaan pilot, arsitek, dokter, pengusaha, dan sejenisnya.
Tapi bisa jadi, pendapatan seorang penulis sebanding dengan pekerjaan-pekerjaan itu, bahkan tak mustahil bisa lebih.
Bagi penulis pemula, mendapatkan honor dari karya lepas di media massa bisa menjadi langkah awal yang menggembirakan. Menulis puisi, cerpen, esai, artikel, dan resensi buku di media massa memang memiliki tantangan tersendiri, terutama karena persaingan yang ketat.
Namun, pengalaman ini menjadi batu loncatan penting dalam perjalanan menulis. Meski honor dari media massa sering kali kecil, nilai pengalamannya tidak ternilai.
Menulis buku adalah langkah selanjutnya yang menggoda. Namun, perjalanan menembus penerbit mayor membutuhkan kesabaran ekstra. Royalti buku, meskipun kecil, antara 6—10 persen untuk penulis pemula, tetap menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan jika dijalani dengan konsistensi.
Selain menulis untuk media massa dan menerbitkan buku, ada banyak sumber pendapatan lain bagi seorang penulis. Menulis konten untuk website, blog, dan media sosial adalah salah satunya. Dunia digital membuka banyak peluang bagi penulis untuk mengembangkan kariernya. Penulis juga bisa menawarkan jasa ‘ghostwriting’, di mana mereka menulis atas nama orang lain, biasanya untuk buku atau artikel. Menjadi penulis bayangan ini cuannya juga sangat menggiurkan.
Pelatihan menulis dan lokakarya juga menjadi sumber pendapatan yang menarik. Banyak orang ingin belajar menulis, dan penulis yang berpengalaman dapat membagikan ilmu mereka dalam bentuk pelatihan. Selain itu, penulis juga bisa terlibat dalam proyek-proyek besar seperti penulisan naskah film, drama, atau skenario.
Tidak hanya itu, penulis juga bisa menjadi konsultan komunikasi, membantu perusahaan atau individu dalam menyusun pesan yang efektif. Dalam dunia bisnis, keterampilan menulis sangat dihargai, terutama dalam pembuatan proposal, laporan, dan materi promosi.
Di samping persoalan cuan, pentingnya menulis tidak hanya terbatas pada keuntungan finansial semata. Menulis adalah alat untuk berpikir, untuk memahami dunia, dan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ia adalah seni dan keterampilan yang mendukung banyak aspek kehidupan profesional dan personal.
Menulis bukan sekadar hobi; ia adalah investasi yang berharga. Ia mendukung kerja-kerja profesional, membuka peluang karier, dan memberikan kesejahteraan bagi mereka yang menjalani dengan dedikasi. Menulis adalah perjalanan panjang yang berawal dari kebiasaan kecil, yang jika dipupuk sejak dini, akan memberikan buah yang manis di kemudian hari.
Sebagaimana kata Ernest Hemingway, “There is nothing to writing. All you do is sit down at a typewriter and bleed.” Menulis adalah proses mencurahkan jiwa dan pemikiran, yang pada akhirnya akan memberikan dampak besar bagi diri sendiri dan orang lain. []
Muhammad Subhan, penulis, pegiat literasi, founder Sekolah Menulis elipsis, menetap di Padang Panjang.
Penulis: Muhammad Subhan
Editor: Ayu K. Ardi