Memperebutkan Ananda Sukarlan Award, Ratnaganadi Paramita dan Wirawan Cuanda Menangkan Kompetisi Piano Nusantara Plus
Ananda pribadi juga telah memilih beberapa pemenang untuk mendapatkan “Golden Ticket” ke kompetisi paling bergengsi yang akan diadakan tahun depan ke 8 kalinya.

JAKARTA, majalahelipsis.id—Berakhirnya penyelenggaraan Kompetisi Piano Nusantara Plus (KPN+) dengan babak final di Institut Francais d’Indonesie, Jakarta, Minggu, 8 Desember 2024, maka KPN+ memecahkan rekor jumlah peserta kompetisi musik klasik di Indonesia dari semua region, yaitu 477 peserta. Dari sejumlah itu, 119 berhasil menembus babak Final.
Kompetisi Piano Nusantara Plus yang telah berlangsung di Bandung, Bogor, Depok, Medan, Bekasi, Tangerang, Palembang, dan Jakarta sejak Agustus lalu telah menorehkan sejarah baru dalam perkawinan sastra dan musik klasik, khususnya dalam kategori Tembang Puitik. Kompetisi musik klasik ini sebetulnya telah dimulai sebelum pandemi dengan nama Kompetisi Piano Nusantara, namun sempat vakum sejak 2020 dan tahun ini dimulai lagi, ditambah kata “plus” karena bukan hanya untuk piano, tapi untuk semua instrumen termasuk vokal klasik. Dan para vokalis (soprano, tenor, bariton) dapat bebas memilih karya tembang puitik berdasarkan puisi para penyair Indonesia yang cocok untuk karakter dan teknik vokal mereka.
Sampai saat ini, deretan vokalis telah memilih tembang puitik dari puisi Sapardi Djoko Damono, Sitor Situmorang, Muhammad Subhan, Rissa Churria, Emi Suy, Nunung Noor El Niel, Medy Loekito, Sofyan RH. Zaid, Kurnia Effendi, dan Galuh Ayara sebagai bahan untuk menunjukkan kedalaman ekspresi, kematangan musikalitas dan kemampuan teknik vokalnya untuk merebut kejuaraan KPN+. Para pemenang dari babak final ini berkompetisi memperebutkan tempat di Ananda Sukarlan Award, kompetisi musik klasik paling prestisius di Indonesia pada Juli 2025. Pemenang utama ASA 2025 akan mendapat kesempatan beasiswa kursus musim panas di Eropa tahun 2026. Kompetisi ini telah melahirkan para vokalis klasik paling terkemuka di Indonesia saat ini, seperti Isyana Sarasvati, Mariska Setiawan, dan Nikodemus Lukas (dalam dunia pop menggunakan nama Nick Lucas).
Tapi sementara menunggu ASA Juli 2025, para pemenang ini akan ditampilkan di berbagai konser Ananda Sukarlan sejak Desember 2024 sampai Juni 2025.

Untuk mengikuti Ananda Sukarlan Award, untuk lagu pilihannya, para vokalis dapat memilih tembang puitik dari kumpulan partitur Tembang Puitik Ananda Sukarlan, termasuk volume 9 yang baru terbit pekan ini yang berisi puisi selain para penyair di atas juga oleh Pulo Lasman Simanjuntak, Heru Mugiarso, Dedy Tri Riyadi, Shantined, Sihar Ramses Simatupang, Muhammad Daffa, D. Zawawi Imron, Joshua Igho, dan masih banyak lagi.
Tahun depan, Kompetisi Piano Nusantara Plus membuka kesempatan untuk para pegiat seni musik klasik di luar kota Jakarta untuk menjadi mitra lokal untuk pelaksanaan Kompetisi Piano Nusantara Plus 2025 dan menjadi bagian dari keluarga KPN+. Terutama untuk kota-kota yang belum pernah diadakan kompetisi musik klasik, ini adalah kesempatan untuk menoreh sejarah sebagai penyelenggara pertama kompetisi musik klasik di kota itu. Nama besar Ananda Sukarlan diharapkan bisa menjadi magnet yang kuat untuk menarik calon peserta di berbagai daerah yang belum terekspos kegiatan musik klasiknya. Palembang, Depok, dan Bekasi telah menjadi contoh, bagaimana kota-kota yang musik klasik kelihatannya belum eksis, ternyata diikutsertai oleh lebih dari 60 peserta di tiap kota, dan untuk Palembang bahkan memecahkan rekor jumlah peserta dengan 119 peserta. Ananda Sukarlan pun menekankan bahwa bukan hanya kuantitas, tapi kualitas peserta pun cukup baik dan bisa bertanding dengan para finalis dari kota-kota lain di Jakarta 8 Desember nanti.
Sejak masa kuliahnya di Royal Conservatory of Music di Den Haag hingga saat ini, Ananda Sukarlan selalu terinspirasi oleh puisi dalam berbagai bahasa untuk dijadikan “art song”, atau istilah Indonesianya “Tembang Puitik” dalam bahasa Spanyol, Inggris, dan Indonesia. Karena kuantitas dan kualitas ratusan tembang puitik ini, Ananda bisa dianggap sebagai tokoh paling terkemuka dalam genre musik ini.
Sampai saat ini sudah lebih dari 500 tembang puitik ia ciptakan sejak akhir dekade 1980-an sampai sekarang, dan telah dinyanyikan oleh ratusan, mungkin ribuan vokalis klasik di seluruh dunia serta menjadi bahan riset untuk tesis dan disertasi di berbagai universitas.
Di kategori Tembang Puitik, Juara Pertama dimenangkan oleh dua vokalis muda, Ratnaganadi Paramita dan Wirawan Cuanda.
Ratnaganadi menunjukkan supremasi penyair perempuan dengan dua lagu dari penyair perempuan: “Senja Beku” oleh Galuh Ayara dan Aria dari opera “I’m Not for Sale” dari libretto Emi Suy. Di babak semi final Oktober lalu, Ratnaganadi menyanyikan “Sepanjang Prawirotaman”, tembang puitik Ananda Sukarlan yang digubah dari puisi Kurnia Effendi. Ia dengan setia didampingi oleh pianis Angelica Liviana.
Ratnaganadi belajar vokal di Amerika Serikat dengan Prof. Phillip Larson, Prof. Tiffany Du Mouchelle dan almarhum Maestro Prof. János Négyesy di University of California San Diego.
Sedangkan bariton Wirawan Cuanda dipuji oleh Ananda Sukarlan atas pilihan lagunya, berdasarkan puisi penyair Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Sutikno W.S., berjudul “Apel (Cerita Untuk Ibunda)” dan untuk babak final “Dari Jendela Ini”. “Sutikno W.S., menurutku adalah salah satu penyair terbaik Lekra. Puisi itu ia tulis saat di penjara. Saya memang banyak membaca dan mengagumi karya-karya penyair Lekra, mereka banyak mencipta mahakarya saat mereka dipenjara. Nama mereka praktis dihilangkan seperti juga karya mereka, bahkan di Google pun jarang sekali ada, jadi kalau ada vokalis memilih salah satu atau beberapa tembang puitik saya berdasarkan puisi-puisi mereka, itu pasti ia membaca teks puisinya dengan sangat kritis dan bukan semata berdasarkan nama penyair yang sudah dikenal,” kata Ananda Sukarlan yang juga telah mengangkat puisi-puisi penyair Lekra S. Anantaguna, Putu Oka Sukanta, Martin Aleida, dan masih banyak lagi. Wirawan Cuanda didampingi oleh pianis Daniel Adipradhana, juga meraih penghargaan Pianis Kolaboratif Terbaik KPN+ 2024.
Sutikno W.S. yang dipenjarakan oleh rezim Orde Baru tanpa proses pengadilan sejak 1969 mulai menulis puisi di dalam Penjara Salemba pada 1970, di Penjara Tangerang pada 1972, dan di Pulau Buru sejak 1973, hingga dibebaskan pada 1979. Setelah 1979, dia banyak menulis fiksi bacaan anak-anak.
Hal-hal seperti inilah yang membuat Kompetisi Piano Nusantara Plus ini menjadikan musik klasik bagian dari sejarah Indonesia. Di sini pertama kalinya dipagelarkan di Indonesia musik tentang fenomena Basuki Tjahaja Purnama, puisi penyair Lekra, dan bahkan nanti tanggal 15 Desember di konser yang mengetengahkan beberapa pemenang KPN+, Ananda Sukarlan akan persembahkan karya Frederic Chopin yang baru ditemukan di New York. Konser akan diselenggarakan di Galeri Seni pertama di Indonesia, Galeri Mitra Hadiprana di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Untuk konser ini, Ananda telah mengundang Ratnaganadi Paramita dan Wirawan Cuanda untuk diperkenalkan ke media dan para pecinta musik klasik.
Selain hadiah trophy, medali dan undangan konser setahun ke depan bersama Ananda Sukarlan, Ananda pribadi juga telah memilih beberapa pemenang untuk mendapatkan “Golden Ticket” ke kompetisi paling bergengsi yang akan diadakan tahun depan ke 8 kalinya, Ananda Sukarlan Award Competition. Ini berarti mereka dapat langsung masuk ke babak final tanpa mengikuti babak penyisihan.
Daftar Lengkap Pemenang adalah:
Kategori USIA DINI A: Juara ke-2 Maira Zaheeya Haziqa Geriliady (TGR) dan Akira Soetemo (JKT)
Kategori USIA DINI A: Juara ke-1 Aria Faustina Lee (TGR) dan Chelsea Azalia Winarto (BDG)
Kategori USIA DINI B: Juara ke-3 Milley Eleora Huang (PLG) dan Cullen Kenzo Winata (PLG)
Kategori USIA DINI B: Juara ke-2 Josephine Gabrielle Alexander (PLG) dan Clerence Arcadia Yuswanto (PLG)
Kategori USIA DINI B: Juara ke-1 Jocelyn Gabrielle Alexander (PLG)
Kategori USIA DINI C: Juara ke-3 Jeremy Emmanuel (TGR)
Kategori USIA DINI C: Juara ke-2 Shine Esther Alanna Hutapea (TGR) dan Katniss Audriana Tirta (JKT)
Kategori USIA DINI C: Juara ke-1 Kimiko Letisha Lessyl (JKT)
PEMULA A Chiara Kertalesmana (TGR) Juara 1
PEMULA B Jane Patricia Kang dan Elvania Gildan (keduanya BDG) Juara 3
PEMULA B Rachel Charlotte Gunawan (BDG) dan Jeane Halim (MDN) Juara 2
PEMULA B Easton Soetemo (BKS) Juara 1 PEMULA C Rafaella Kirana Kamarga (BDG), Michael Tristan Waradana (BKS) dan Jarvinia Hannara Sihombing (TGR) Juara 3
PEMULA C Muhammad Zeeshan Haziq Geriliady (TGR) Juara 2
PEMULA C Jovanka Vanya Angelique Barus (TGR) Juara 1
MENENGAH B Lawrence Cedric Senjaya (BDG) Juara 3
MENENGAH B Adil Aziz Hamid Latief (JKT) Juara 2
MENENGAH B Danita Nauli Sammara Siregar (DPK) Juara 1
MENENGAH C Micah Jody Dharma (TGR) dan Bruce Lionel Lu (JKT) Juara 3
MENENGAH C Mikaela Anthea Kamarga (BDG) dan Harvin Tanwira (MDN) Juara 2
MENENGAH C Hawden (BDG) dan Abigail Kezia Setiadi (TGR) Juara 1
LANJUTAN A Reynard Jeremy Chandra (BDG) Juara 1
LANJUTAN B Septiara Wilda Lumban Tobing (BGR) dan Hananiah Agabe Manondangi Sagala (JKT) Juara 2
LANJUTAN B Maura Dianka (TGR) Juara 1
LANJUTAN C Mathieu Ainsley Tanoto (JKT) juara 2
LANJUTAN C Samuel Wilbert Siregar (JKT) juara 1
TEMBANG PUITIK Fae Bernice Robin & Pianis: Amira Syafinas (PLG) Juara 3
TEMBANG PUITIK Achmad Akbar Rifanda & Pianis: Daniel Adipradhana (BKS) Juara 2
Freya Murti Pramudita BKS & Pianis: Yosia Elnino Yuananda (BKS) Juara 2
Aurelia Vicci Abigail Hutajulu JKT & Pianis: Daniel Adipradhana (JKT) Juara 2
TEMBANG PUITIK Ratnaganadi Paramita & Pianis: Angelica Liviana (JKT) Juara 1
Wirawan Cuanda & Pianis: Daniel Adipradhana (JKT) Juara 1
MUSIK KAMAR (Piano Duet) Alfonsus Jastin Dat Malem Surbakti & Axelle Dimaz Khan Ristyoputra (BKS) juara 3
Haafizah Fanny Zahrah Pane & Muhammad Dzulfiqar Rissalam Ashra (DPK) juara 3
Laurencia Karen Haripin & Laurencius Steven Haripin (BKS) juara 2
MUSIK KAMAR (Violin & Piano) Veeshan Nathaniel Tandino (MDN) & Pianis : Celine Ayunda Meirani Juara 1
NON PROFESIONAL Steven Audric Gui (DPK) Juara 2
Sedangkan yang mendapatkan “Golden Ticket to Ananda Sukarlan Award” adalah:
PIANO:
Kategori Pemula A:
Chiara Kertalesmana
Kategori Pemula B :
Rachel Charlotte Gunawan
Easton Soetemo
Jeane Halim
Kategori Pemula C: Rafaella Kirana Kamarga
Kategori Menengah B: Danita Nauli Sammara Siregar
Kategori Lanjutan A: Reynard Jeremy Chandra
Kategori Lanjutan B: Hananiah Agabe Manondangi Sagala
Kategori Musik Kamar: Veeshan Nathaniel Tandino
Kategori Tembang Puitik:
Wirawan Cuanda
Ratnaganadi Paramita
Achmad Akbar Rifanda
Freya Murti Pramudita
Aurelia Vicci Abigail Hutajulu
Fae Bernice Robin
Penulis: Abi Pasya
Editor: Muhammad Subhan