Melemahnya UPTD Taman Budaya Sumatera Barat: Ketiadaan Profesionalisme dalam Menangani Kesenian dan Kebudayaan

Tanpa penelitian, inovasi, dan kolaborasi dengan seniman, UPTD Taman Budaya Sumatera Barat hanya menjadi lembaga administratif yang tidak memberi dampak nyata bagi perkembangan seni dan budaya.

Oleh Rizal Tanjung

UPTD Taman Budaya Sumatera Barat seharusnya menjadi pusat utama dalam pengembangan, pelestarian, serta inovasi kesenian dan kebudayaan Minangkabau. Namun, realitas yang terjadi saat ini justru menunjukkan kelemahan yang signifikan dalam menjalankan fungsinya. Salah satu faktor utama yang menyebabkan kondisi ini adalah kurangnya tenaga profesional yang memiliki pengalaman mendalam dalam bidang kesenian dan kebudayaan.

Ketidakmampuan Pamong dalam Memahami Esensi Kesenian dan Kebudayaan

Pamong yang bertugas di UPTD Taman Budaya Sumatera Barat diharapkan menjadi penggerak utama dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya Minangkabau. Sayangnya, banyak di antara mereka yang hanya memahami teori-teori kesenian dan kebudayaan dari buku tanpa pernah melakukan penelitian mendalam atau memiliki pengalaman praktis dalam dunia kesenian. Akibatnya, mereka hanya bisa berimajinasi dan berinterpretasi secara subjektif tanpa dasar yang kuat.

Dalam konteks ini, pepatah Minang yang berbunyi “takok-takok uok sajaso apo itu kesenian dan kebudayaan” menjadi relevan. Artinya, mereka sekadar bertanya dan menduga-duga tanpa pemahaman yang mendalam. Hal ini menyebabkan kebijakan serta program yang dibuat oleh UPTD Taman Budaya Sumatera Barat tidak efektif dalam mendukung perkembangan kesenian dan kebudayaan di daerah ini.

Minimnya Penelitian dan Inovasi

Salah satu indikator utama dari kelemahan UPTD Taman Budaya Sumatera Barat adalah tidak adanya penelitian yang berkelanjutan dalam bidang kesenian dan kebudayaan. Penelitian menjadi aspek penting dalam menggali, memahami, dan mengembangkan kesenian tradisional maupun kontemporer agar tetap relevan dengan zaman.

Namun, tanpa penelitian, kebijakan yang dihasilkan oleh instansi ini hanya berdasarkan asumsi dan pemahaman teoritis yang sering kali tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Misalnya, program-program yang dibuat cenderung bersifat seremonial tanpa memberikan dampak nyata bagi para seniman dan komunitas budaya.

Tanpa riset, mereka tidak mengetahui bagaimana kondisi para pelaku seni, tantangan yang dihadapi oleh komunitas budaya, serta kebutuhan nyata yang harus dipenuhi untuk memastikan kelangsungan kesenian dan kebudayaan Minangkabau. Akibatnya, program yang disusun sering kali tidak tepat sasaran dan hanya menjadi rutinitas administratif belaka.

Dampak Ketiadaan Profesionalisme

  1. Kurangnya Program yang Berorientasi pada Pengembangan Seniman Lokal

UPTD Taman Budaya Sumatera Barat seharusnya menjadi rumah bagi para seniman untuk berekspresi, belajar, dan berkembang. Namun, karena tidak ada tenaga profesional yang memahami dunia seni secara mendalam, program yang dibuat tidak mampu menjawab kebutuhan seniman lokal.

  1. Minimnya Kolaborasi dengan Komunitas Seni

Seharusnya, UPTD Taman Budaya Sumatera Barat bisa menjadi penghubung antara pemerintah dan komunitas seni. Namun, karena kurangnya pemahaman yang mendalam, mereka gagal membangun kolaborasi yang produktif dengan seniman, akademisi, dan komunitas budaya.

  1. Event Seni yang Monoton dan Tidak Berkembang

Tanpa adanya pemahaman yang mendalam tentang kesenian dan kebudayaan, acara yang diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya Sumatera Barat sering kali bersifat monoton dan tidak menawarkan hal baru. Hal ini menyebabkan kurangnya minat dari masyarakat, terutama generasi muda, untuk ikut serta dalam kegiatan budaya.

  1. Hilangnya Relevansi di Era Digital

Dalam era digital saat ini, banyak aspek kesenian dan kebudayaan yang harus beradaptasi dengan teknologi. Namun, karena tenaga yang bekerja di UPTD Taman Budaya Sumatera Barat tidak memiliki wawasan yang cukup dalam bidang ini, mereka gagal memanfaatkan media digital untuk memperkenalkan seni dan budaya Minangkabau ke tingkat yang lebih luas.

Solusi untuk Menghidupkan Kembali UPTD Taman Budaya Sumatera Barat

Untuk mengembalikan fungsi UPTD Taman Budaya Sumatera Barat sebagai pusat pengembangan kesenian dan kebudayaan yang aktif dan relevan, beberapa langkah harus diambil:

  1. Merekrut Tenaga Profesional yang Memiliki Pengalaman di Dunia Seni

Pemerintah harus memastikan bahwa tenaga yang ditempatkan di UPTD Taman Budaya Sumatera Barat adalah orang-orang yang memiliki pengalaman nyata dalam dunia seni dan budaya. Tidak cukup hanya memahami teori, tetapi juga harus memiliki keterlibatan langsung dengan komunitas seni.

  1. Meningkatkan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan

UPTD Taman Budaya harus menjadikan penelitian sebagai salah satu fokus utama. Dengan penelitian yang kuat, kebijakan dan program yang dibuat akan lebih sesuai dengan kebutuhan para seniman dan komunitas budaya.

  1. Membangun Kolaborasi dengan Seniman dan Akademisi

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas tentang seni dan budaya, UPTD Taman Budaya harus lebih aktif bekerja sama dengan para seniman, akademisi, dan komunitas budaya.

  1. Mengadaptasi Teknologi dalam Pengelolaan dan Promosi Seni

UPTD Taman Budaya harus mulai memanfaatkan teknologi digital untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan Minangkabau agar bisa dikenal oleh generasi muda dan dunia internasional.

5. Membuka Ruang bagi Kreativitas Seniman Muda

Agar tetap relevan, UPTD Taman Budaya harus menjadi tempat yang terbuka bagi seniman muda untuk berekspresi dan berinovasi. Dengan begitu, seni dan budaya Minangkabau dapat berkembang secara dinamis tanpa kehilangan identitasnya.

UPTD Taman Budaya Sumatera Barat seharusnya menjadi motor penggerak utama dalam menjaga dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan Minangkabau. Namun, karena ketiadaan tenaga profesional yang memiliki pengalaman langsung dalam dunia seni, instansi ini melemah dan kehilangan relevansinya.

Tanpa penelitian, tanpa kolaborasi dengan seniman, dan tanpa pemahaman mendalam tentang seni dan budaya, UPTD Taman Budaya Sumatera Barat hanya akan menjadi lembaga administratif yang tidak memberikan manfaat nyata bagi perkembangan seni dan budaya di Sumatera Barat.

Jika tidak ada perubahan yang signifikan, maka bukan tidak mungkin keberadaan UPTD Taman Budaya Sumatera Barat akan semakin terpinggirkan dan kehilangan fungsinya sebagai pusat budaya. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis harus segera diambil agar seni dan budaya Minangkabau dapat terus berkembang dan tetap hidup di tengah perubahan zaman. []

Rizal Tanjung, seniman/budayawan Sumatra Barat.

Penulis: Rizal Tanjung

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan