Oleh Suria Tresna
“Yang paling kusayang, jika suatu hari kau membaca ini, semoga kau kembali ke sisiku.”
KATA-kata itu membuat Ji-yeong kembali ke masa lalu 500 tahun silam, ke masa Dinasti Joseon. Saya di sini tidak akan membahas film secara keseluruhan, namun saya sangat tertarik bagaimana sebuah buku. Buku yang ditulis oleh Raja Joseon, King Lee Heon—bisa berdampak sangat luas dan menjadi inspirasi sebuah film yang saat ini sedang tayang di aplikasi stasiun tvN serta platform streaming Netflix. Film berjudul Bon Appetit, Your Majesty diadaptasi oleh sutradara Jang Tae-yoo dari novel web berjudul Surviving as Yeonsangun’s Chef (juga dikenal sebagai The Tyrant’s Chef), yang ditulis oleh Park Guk-jae dan terbit pada tahun 2022.
Mangunrok, buku yang ditulis oleh raja, merujuk pada keseharian beliau yang sangat menikmati masakan ciptaan koki Yeon. Raja selalu berusaha menuliskannya dalam sebuah buku, lengkap dengan menu, gambar, hingga detail bahan-bahan makanan.
Dalam film ini kita juga dipaparkan bahwa sebuah makanan tidak hanya tersaji begitu saja, tetapi penggunaan bahan sangat memengaruhi rasa. Tentu saja, yang terpenting menurut koki Yeon adalah memasak dengan hati. Sebelum memasak, seorang koki harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang akan memakannya.
Latar belakang sekaligus suasana hati orang yang menyantap makanan tersebut sangat menentukan. Pepatah lama yang masih relevan hingga kini, “Dari mulut turun ke hati.” Maka, koki Yeon mampu menyampaikan hatinya lewat makanan yang ia sajikan.
Setelah Jewel in the Palace, terbitlah Bon Appetit, Your Majesty. Begitulah, menari-nari dalam benak saya. Saya bukan pecinta drakor sejati, namun saya sangat suka menonton drama Korea yang berhubungan dengan masak-memasak. Ada ikatan khusus tersendiri yang mengikat saya: rasa ketertarikan luar biasa saat sang sutradara mampu menciptakan suasana memasak yang membuat kita larut, seolah benar-benar ikut masuk ke dalamnya. Bahkan sampai membuat kita tertarik mencoba memasak hidangan tersebut. Alih-alih menyaksikan lomba masak di televisi, menyaksikan masakan ala kedua drama Korea ini menyisakan pengalaman mendalam pada diri saya.
Kembali ke Mangunrok, saya dapat mengartikan bahwa menulislah, karena sesederhana apa pun tulisan kita itu akan berdampak. Mungkin tidak bagi semua orang, tapi bagi pribadi tertentu yang merasa tulisan itu relevan dengan dirinya.
Mangunrok, sebuah buku resep yang ditulis oleh raja dengan segenap jiwa, mampu mempertemukannya kembali dengan koki Yeon, cinta sejatinya. Cerita dalam drama ini juga mengangkat sisi lain seorang tiran yang digambarkan egois, namun ternyata menyimpan kepahitan, kegetiran, dan kesepian dalam hidupnya.
Kemarin adalah penayangan episode terakhir Bon Appetit, Your Majesty. Saya sedikit kecewa karena ingin ending-nya mereka menikah dan menikmati hidup sebagai raja dan ratu. Namun kembali lagi, ini adalah drama. Kita sebagai penonton hanya bisa mengikuti alur sang sutradara.
Bagian akhir ketika sang raja tampil di dunia modern menjadi pelipur lara. Sebab, jika ending hanya sebatas koki Yeon terbangun dari koma maka mungkin hari ini akan menjadi hari patah hati berjamaah para penggemar drakor.
Menulis adalah salah satu keterampilan penting dalam kerajaan. Mereka diwajibkan tidak hanya sekadar pandai, tetapi juga bisa menulis dengan indah.
Maka tulislah Mangunrok-mu sekarang, jangan tunggu nanti. Ciptakan sejarahmu sendiri. Sesuatu yang biasa bagimu sekarang, bisa menjadi luar biasa suatu hari nanti.
Terlepas dari apakah Mangunrok itu nyata atau hanya imajinasi penulisnya, kita tetap dapat mengambil pelajaran berharga: menulis, memasak, maupun mencipta, semuanya adalah jembatan rasa, cinta, dan masa lalu yang akan selalu menemukan jalannya untuk hidup kembali.[]
Suria Tresna. Seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di sebuah nagari yang sejuk di lembah Gunung Talamau, Padang Tujuh, Sumatra Barat. Saat ini, ia mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Ruang Baca Kreatif Lestari Pasbar, yang menjadi ruang belajar, membaca, dan berkreasi bagi anak-anak serta masyarakat sekitar.
Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan teknologi AI.
Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Suria Tresna
Editor: Neneng J.K.











