Langkaneh

Langkaneh adalah penyakit dalam diri manusia yang suka membuat kekacauan, menimbulkan kerusuhan, serta memicu permusuhan.

Oleh Muhammad Jamil Labai Sampono

“Dalam hati mereka ada penyakit, kemudian Allah menambah penyakit itu, dan nanti akan diberi azab yang pedih” (QS. Al-Baqarah: 10).

Apa itu langkaneh?

Kata langkaneh mungkin pernah kita dengar diucapkan di tengah masyarakat, baik di lapau maupun saat bergurau. Mungkin juga terdengar saat orang tua di kampung sedang marah kepada anak atau orang lain yang menjengkelkan. Ungkapan seperti “Pajako langkaneh mah” atau “Langkaneh urang” sering terdengar di dalam percakapan.

Dalam bahasa literasi kekinian, kata langkaneh sudah jarang didengar dan nyaris tidak dikenal lagi oleh generasi muda. Begitu pula dengan kata-kata dalam bahasa Minang lainnya seperti sampureh, tandeh, pancaringik, balacan, cabuah, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh tidak diajarkannya bahasa Minang di sekolah, sehingga bahasa Minang sebagai bahasa ibu hanya diperoleh anak-anak saat berada dalam lingkungan orang tua atau mereka yang masih berkecimpung di nagari dan jorong.

Apa Sebenarnya yang Disebut Langkaneh?

Jika kita membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) atau Wikipedia, kita tidak akan menemukan kata langkaneh. Begitu juga jika kita mencarinya di Google, tidak ada arti atau padanan yang ditemukan. Namun, dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, terdapat kata langkanas yang sudah berubah bunyi menjadi langkaneh.

Arti langkaneh:

  1. Menurut tutur orang tua, langkaneh adalah sifat tidak terpuji yang dianggap menyimpang dari adat dan norma yang berlaku di masyarakat.
  2. Menurut Buya Hamka dalam tafsirnya terhadap Surah Al-Baqarah ayat 36, langkanas (langkaneh) berarti penipu, orang yang berbuat jahat, dan penghasut.

Sehingga, sifat utama langkaneh adalah:

“Yang setengah kamu dengan yang setengah jadi bermusuh!”

Dengan kata lain, langkaneh adalah penyakit dalam diri manusia yang suka membuat kekacauan, menimbulkan kerusuhan, serta memicu permusuhan.

Mangaruah nan janiah, mangusuik nan lah salasai, bapikiran sampik (sampik kalang). Sanang maliek urang kacau balau, dan mangacau urang dalam kaum.

15 Sifat Langkaneh

  1. Ayam babulu musang, tampak baik di luar tetapi busuk di dalam.
  2. Manuawuak kawan sairiang, menikam kawan sendiri, seperti gunting dalam lipatan.
  3. Saroman pimpiang di lereang, tidak memiliki pendirian, hanya mencari aman.
  4. Tangkalaso/bunglon, mudah berubah demi keuntungan sendiri.
  5. Susah mancaliak urang sanang, sarang mancakiak iri susah, iri melihat orang senang, senang melihat orang susah.
  6. Hati busuak, pikiran hariang, hati penuh kebencian dan prasangka buruk.
  7. Mamacah dama di dapau, suko mancari cabuah, suka memecah belah dan mencari keributan.
  8. Buruak pandang kanan lain, nan hanya manado santiang badan diri, selalu menganggap diri sendiri benar dan merendahkan orang lain.
  9. Suko mahadu urang sakampuang, disinan mako sanang badan diri, senang memecah belah orang sekampung demi keuntungan pribadi.
  10. Takuik digunjiang urang, indak takuik di salah agama, takut pada cemoohan manusia, tetapi tidak takut melanggar aturan agama.
  11. Suko mangicuah jo manipu, gemar menipu dan memutarbalikkan fakta.
  12. Suko maupek paragiah urang, ndak basyukur, tidak pernah bersyukur dan selalu iri dengan rezeki orang lain.
  13. Mangicuah laki sadang lalok, menikam orang saat lengah.
  14. Suko mamaki, mahariak, cemo jo cando pakaian diri dalam kampuang, suka mencaci maki dan menghina orang lain demi kepentingan pribadi.
  15. Mantiko langik, bermuka dua dan licik dalam bertindak.

Dengan memahami makna langkaneh, kita diharapkan dapat menjauhi sifat-sifat tercela ini agar kehidupan bermasyarakat tetap harmonis dan penuh keberkahan. []

Muhammad Jamil Labai Sampono, Praktisi Adat dan Ketua Literasi Adat Minang.

Ikuti update terbaru tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Penulis: Muhammad Jamil Labai Sampono

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan