Komunitas Kuflet Bangkitkan Imajinasi dan Kreativitas Siswa Takengon Lewat Sastra dan Teater
Kegiatan ini menginspirasi pelajar untuk mengembangkan imajinasi dan kemampuan literasi melalui seni sastra dan panggung.
TAKENGON, Majalahelipsis.id—Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang kembali menyapa pelajar di Aceh dengan semangat literasi. Kali ini, Kuflet bersama SMAN 8 Takengon Unggul menggelar Workshop Teater dan Menulis Kreatif di Aula SMAN 8 Takengon Unggul, Rabu (11/6/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama: Dr. Sulaiman Juned, S.Sn, M.Sn dan Muhammad Subhan, yang membagikan ilmu dan pengalaman mereka kepada puluhan peserta.
Dr. Sulaiman Juned menegaskan bahwa seniman adalah pribadi yang harus memiliki imajinasi liar dan pandangan luas agar mampu menciptakan karya-karya bermakna.

“Seseorang yang ingin berpuisi harus cerdas dan punya banyak bacaan. Satu pengalaman bisa melahirkan banyak ide. Realitas sosial harus diolah menjadi realitas sastra,” ungkapnya dalam sesi penyampaian materi.
Ia juga menyoroti bahwa pembacaan puisi masih kerap disalahpahami sebagai deklamasi semata. Menurutnya, membaca puisi yang baik adalah yang menggunakan teks, dihayati, dan dianalisis secara mendalam, serta didukung kekuatan suara dan penguasaan panggung. Dalam dunia teater, latihan berkelanjutan dan pemahaman mendalam terhadap naskah dan karakter merupakan hal yang tak bisa ditawar.
“Bahasa panggung pertama itu adalah aktor. Seluruh tubuh aktor harus berbicara,” katanya.
Workshop ini dibuka Kepala SMAN 8 Takengin diwakil Wakil Kesiswaan, Mizani Ibrahim, S.Pd. Dalam sambutannya, Mizani menyambut baik kehadiran Komunitas Kuflet dan berharap kegiatan ini menjadi momentum kebangkitan minat sastra di kalangan pelajar.

“Semoga anak-anak didik kita mampu menyerap ilmu yang dibagikan dan suatu hari kelak Aceh Tengah melahirkan sastrawan-sastrawan muda,” ujarnya.
Muhammad Subhan, narasumber kedua, menyoroti pentingnya kemampuan menulis dalam dunia pendidikan, terutama saat memasuki jenjang perguruan tinggi.
“Tanpa kemampuan menulis, kejahatan intelektual seperti plagiarisme bisa saja terjadi,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa fiksi bukan sekadar khayalan kosong, tetapi hasil dari imajinasi yang diperkaya pengalaman.
“Cerpen bisa digali dari mana saja, bahkan keluarga sendiri. Kuncinya adalah bagaimana kita membungkus tema dengan sudut pandang yang kuat dan gaya bahasa yang memikat,” jelasnya.
Muhammad Subhan juga menekankan bahwa seorang penulis yang baik harus rajin membaca sebagai bagian dari proses kreatifnya.
Kegiatan yang dipandu Win Gemade sebagai moderator ini mendapat respons positif dari peserta. Amna Aflah dari SMAN 1 Takengon mengatakan, “Workshop seperti ini belum pernah saya ikuti sebelumnya. Ilmunya sangat bermanfaat dan disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.”
Maharani dari SMKN 1 Takengon juga mengungkapkan kesannya. “Materinya sangat bagus dan para narasumber sangat profesional. Saya merasa mendapat banyak inspirasi,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan Dafina Al Alani dari SMAN 8 Takengon Unggul. “Dari workshop ini saya banyak belajar tentang seni dan puisi, serta bagaimana agar karya seni kita bisa diterima dan menginspirasi orang lain,” tutupnya.
Penulis: Jefri Prawinata
Editor: Ayu K, Ardi









