Kita Butuh Perilaku Konsisten dan Konsistensi
Tanpa sikap konsisten, ide dan gagasan besar hanya akan menjadi wacana tanpa tindakan nyata.

Oleh Bachtiar Adnan Kusuma
ISTILAH konsisten dan konsistensi agaknya mudah diucapkan, tapi sulit dilaksanakan. Ibarat diksi dari sebuah kalimat indah, namun masih saja sulit diterapkan atau dijadikan aksi di lapangan.
Istilah konsisten dan konsistensi kelihatan sama, tetapi memiliki pengertian yang berbeda. Penulis sengaja mengungkapkan kembali kedua istilah ini untuk menunjukkan pentingnya keduanya melekat dalam diri seseorang.
Betapa banyak orang meninggalkan profesi awalnya karena kurangnya rasa percaya diri terhadap apa yang dikerjakan selama ini. Sebaliknya, ada juga orang yang mampu merawat dengan baik apa yang telah ditekuninya dan tetap mempertahankan pekerjaan itu dengan baik.
Jujur, rasanya berat mempertahankan apa yang telah dipikirkan, digagas, dan dikerjakan agar menjadi sebuah kegiatan yang terus-menerus berlangsung.
Nah, di sinilah dibutuhkan sikap konsisten, yaitu perilaku yang berkesinambungan dan terus-menerus dilakukan tanpa melompat ke kiri dan ke kanan. Artinya, tidak berubah-ubah atau berperilaku berwajah dua.
Apa pula konsistensi? Konsistensi bagaikan metronom yang memastikan irama tetap stabil, menjadi kunci utama bagi para pejuang ilmu untuk mencapai tujuan mereka.
Konsistensi bukanlah tentang melakukan hal besar sesekali, melainkan melakukan hal kecil secara berkelanjutan—seperti konsep Small Is Beautiful, yang dikemukakan dalam buku karya Schumacher pada 1973.
Karena itu, kita butuh kedua istilah di atas—konsisten dan konsistensi—sebagai alat ukur perilaku atau sikap yang tidak mudah goyah karena efek duniawi.
Akhirnya, kita butuh energi konsisten dan konsistensi sekaligus untuk menunjukkan bahwa kita adalah pejuang, bukan pecundang. Bukan pula orang yang hanya pandai menggagas tetapi tidak pandai merawat dan menjaganya. []
Bachtiar Adnan Kusuma, pegiat literasi nasional, menetap di Makassar.
Penulis: Bachtiar Adnan Kusuma
Editor: Muhammad Subhan
Mudah untuk diucapkan, namun perlu perjuangan untuk melakukannya. Oh, konsisten!