Oleh Suria Tresna
TALIA adalah seekor ikan buntal kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Jika satu hari saja Talia tidak muncul, maka semua teman-teman pasti akan merindukannya.
Setiap hari Talia, Merida, Lili, dan teman-temannya bersekolah dan bermain bersama. Mereka hidup di sebuah terumbu karang yang sangat indah.
“Talia, bangun, ini sudah pagi! Nanti kamu terlambat lagi ke sekolah!” Ibu membangunkan Talia yang masih menggeliat di tempat tidurnya.
“Iya, Ibu …! Sebentar lagi, aku masih mengantuk!” Talia menjawab Ibu tanpa sedikitpun membuka matanya.
Padahal Ibu sudah sangat sering menasihati Talia, bahwa bangun pagi itu sangat banyak manfaatnya di antaranya dapat meningkatkan kedisiplinan. Namun, dari semua kebaikan yang ada pada diri Talia, susah bangun di pagi hari adalah salah satu kebiasaan buruk yang sangat sulit dia ubah.
Hari ini sekolah akan mengadakan acara tutup tema dengan berkeliling ke seluruh terumbu karang bersama Ibu Riri, si ikan pari. Hari yang telah lama dinanti semua murid. Sudah berkali-kali Ibu Riri mengingatkan agar hari ini tidak boleh ada yang terlambat karena mereka akan berangkat tepat waktu.
“Aduh, Talia mana, ya? Kok, masih belum kelihatan? Pasti dia terlambat bangun lagi!” Merida terlihat cemas melihat ke arah gerbang sekolah. Dia mencari-cari berharap bisa melihat teman baiknya itu di kejauhan.
“Padahal kemarin sore, ketika hendak berpisah setelah bermain petak umpet aku sudah mengingatkan dia untuk tidak terlambat pagi ini.” Lili si bintang laut ikut khawatir.
“Dia pasti akan sedih kalau ketinggalan petualangan ini!” lanjutnya memberengut.
“Ayo, anak-anak berbaris yang rapi! Kita akan segera berangkat! Jangan lupa, tidak boleh berenang jauh dari Ibu!”
“Tapi Bu, tidak bisakah kita menunggu Talia sekitar lima menit lagi? Pasti lebih seru kalau ada Talia!” Merida memohon.
“Hanya anak yang disiplin yang akan mengalami petualangan indah hari ini!” Bu Riri berkata tegas.
“Ayo anak-anak, berangkat!”
Yuhu ….
Semua anak bersorak gembira. Mereka berenang dengan riang mengikuti Bu Riri.
“Lili, pegangan yang kuat, nanti kamu terlepas! Bu Riri mengingatkan Lili, si Bintang laut yang menumpang di punggungnya.
*
TALIA menghela napas dengan berat. Sia-sia saja dia berenang sangat cepat, sudah sangat terlambat. Sekolah Terumbu tampak sepi. Sepuluh menit yang lalu dia baru ingat kalau hari ini akan ada petualangan ke seluruh penjuru terumbu karang. Ibu guru bilang mereka juga akan pergi ke lepas pantai untuk bertemu dengan Susi, si paus biru. Kata Ibu Guru, Susi sangat besar, sama besarnya dengan luas keseluruhan terumbu karang tempat mereka tinggal!
“Coba aku tadi mendengarkan kata Ibu dan bangun lebih pagi!” Talia memberengut sambil berjalan pulang. Dia merasa sangat menyesal. Akibat kemalasannya untuk bengun pagi dia ketinggalan petualangan yang sangat seru. Butir-butir bening mulai mengalir di pipi Talia. Dia menangis!
“Talia … Talia …!”
Bub!
Seketika tubuh Talia menggembung. Dia sangat terkejut mendengar teriakan teman-temannya!
“Ayo ikut Talia, masuk ke dalam rombongan!” Ibu Riri memanggil Talia untuk ikut bergabung bersama melanjutkan petualangan.
Talia dan kawan-kawan melupakan satu hal, bahwa mereka akan mengelilingi terumbu karang. Itu artinya mereka masih berkesempatan bertemu dengan Talia di suatu tempat. Untung ketika sedang berpetualang dari kejauhan mereka melihat Talia yang sedang berjalan menunduk.
Ternyata Ibu Riri dan kawan-kawan tidak benar-benar meninggalkan Talia. Dia berjanji di dalam hati akan selalu bangun pagi dan menjadi anak yang disiplin. Akhirnya mereka semua berpetualang dengan riang gembira. Wah ternyata Susi, si paus biru itu memang besar sekali![]
*
Ikan Buntal (Puffer Fish)

Sumber gambar: Cigdem Uzun, via iStock.com
Fakta Unik: Siapa yang menyangka kalau ikan buntal yang lucu itu ternyata merupakan salah satu hewan yang paling beracun di dunia. Saat merasa terancam, ikan buntal dapat menggembungkan diri dengan menghirup udara dari perut sehingga mencapai ukuran tiga kali tubuhnya kemudian mengeluarkan racun dari kulitnya. Eits … tapi jangan salah, ikan buntal juga menjadi salah satu makanan terbaik di Jepang. Tentunya harus diolah dengan teknik khusus agar tidak menimbulkan keracunan, hingga kematian. []
Daftar Pustaka:
Fauziyah, Rosyida Nur. (2021). ”15 Fakta Ikan Buntal dan Cara Mengatasi Keracunan Ikan Buntal”. Diakses pada 21 Januari 2025, dari www.gramedia.com.
Suria Tresna, saat ini aktif di Sekolah Menulis elipsis dan Wong Indonesia Menulis (WIN). Beberapa karyanya sudah pernah dimuat media cetak lokal, media online, dan majalah digital elipsis. Beliau juga telah menulis pada puluhan buku antologi, baik itu berupa artikel, cerpen, pentigraf, fiksimini, dan senandika.
Gambar ilustrasi diolah oleh tim redaksi Majalahelipsis.id menggunakan Bing Image Creator.
Ikuti update terbaru tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.
Penulis: Suria Tresna
Editor: Ayu K. Ardi