Kaba Festival X 2025 Semakin Mempesona
Festival ini menjadi ruang pelestarian budaya sekaligus ajang membangkitkan kebanggaan terhadap warisan Minangkabau.

Laporan Rizal Tanjung | Padang
PADANG, Majalahelipsis.id — Gelaran KABA Festival X 2025 Nan Balega terus menyita perhatian masyarakat Sumatera Barat. Memasuki hari kedua, Kamis (10/4/2025), festival kebudayaan yang dipusatkan di Taman Budaya Sumatera Barat ini menampilkan deretan seni tradisi yang semakin mempesona dan menggugah rasa bangga terhadap warisan budaya Minangkabau.
Festival yang telah dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Barat melalui Sekretaris Dinas Kebudayaan pada Rabu (9/4/2025) ini merupakan program strategis dari Kementerian Kebudayaan yang didukung penuh Dana Indonesiana-LPDP. Sejak awal Januari lalu, berbagai rangkaian kegiatan telah digelar oleh Nan Jombang Dance Company sebagai pelaksana festival.
Pada malam kedua, empat kelompok seni tradisi tampil dengan membawa kekhasan dan kekuatan budaya daerah masing-masing. Pertunjukan dimulai sejak pukul 16.00 WIB dan berlangsung hingga malam hari.
Sanggar Seni Puti Gabalo Intan dari Indrapura, Pesisir Selatan membuka penampilan dengan Tari Betan, tarian langka yang lahir dari kisah Kerajaan Indropuro. Tarian ini mengisahkan para dayang istana yang menidurkan bayi Puti Betan melalui nyanyian dan gerakan lembut, yang kemudian diangkat menjadi pertunjukan istana oleh sang Raja. Selain itu, ditampilkan pula Tari Sikambang Manih, sebagai bagian dari kekayaan tari pesisir.
Kemudian, Sanggar Seni Binuang Sati dari Padang Pariaman membawakan Randai Ulu Ambek dan Galombang 12. Seni ini menggambarkan kedalaman nilai spiritual dan kolektif masyarakat Minangkabau melalui gerak ekspresif dan teatrikal. Sanggar ini telah aktif sejak 2012 dan menjadi ruang pelestarian kesenian nagari.
Sementara itu, Sanggar Cinangkiak Saiyo dari Sumani, Kabupaten Solok mempersembahkan Tari Piring Koto Sani, sebagai ekspresi rasa syukur masyarakat atas hasil panen. Tarian ini menggambarkan aktivitas di sawah dengan gerak yang tegas dan kuat, menggunakan piring sebagai simbol kemakmuran.
Penutup malam kedua adalah penampilan memukau dari Gamad Pituah Minang, Padang. Dengan formasi musik lengkap, mereka menyuguhkan musik Gamad, hasil akulturasi budaya Minangkabau dengan budaya Barat, yang lahir di kawasan pelabuhan Padang. Musik ini menghadirkan suasana khas Melayu dengan instrumen seperti biola, akordeon, gitar, dan pantun-pantun Minangkabau sebagai vokal utama.
Direktur Festival, Angga Mefri, menyampaikan bahwa KABA Festival X 2025 menjadi salah satu program strategis dalam pemajuan kebudayaan yang berfokus pada perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni tradisi. Tahun ini, sebanyak 15 kelompok seni akan tampil membawakan seni sirompak, silek, randai, ulu ambek, hingga Turuk Laggai dari Mentawai.
KABA Festival X 2025 Nan Balega tidak hanya menjadi panggung pertunjukan seni, tetapi juga menjadi ruang edukasi dan regenerasi pelaku budaya lokal. Dengan semangat pelestarian dan inovasi, festival ini memperkuat identitas kultural Sumatera Barat di tengah arus globalisasi.
Festival akan berlangsung hingga tiga hari ke depan. Masyarakat diundang untuk turut menyaksikan dan merayakan keberagaman budaya yang menjadi wajah sejati Minangkabau.
Penulis: Rizal Tanjung
Editor: Muhammad Subhan