KABA Festival X 2025, Merayakan Empat Dekade Perjalanan Seni Maestro Ery Mefri
Empat puluh tahun berproses, berkarya, dan berfestival membawa Nan Jombang Dance Company ke panggung-panggung dunia.

PADANG, majalahelipsis.id—Empat puluh tahun berproses dan tiga puluh lima tahun berfestival, Nan Jombang Dance Company pimpinan koreografer Ery Mefri seperti tak kenal kata lelah. Tahun ini, ladang tari legendaris di Padang itu kembali menghelat KABA Festival X dengan sejumlah kegiatan.
Tentu, empat dekade berkarya bukan waktu yang singkat. Kepada wartawan dalam Konferensi Pers di Hotel Daima Padang, Senin (20/1/2024), didampingi sang istri, Angga, Ery Mefri memulai kisahnya dengan suka duka ketika ia membawa komunitas seninya itu ke pentas-pentas dunia meski di daerah sendiri ia mengaku “tidak mendapat perhatian”.

“Dari awal berkarya, tak banyak kesempatan yang tampak. Kami berjuang tanpa henti sejak tahun 1988, menciptakan peluang dari ketiadaan.” Dengan suara yang berat oleh pengalaman, Ery Mefri menggambarkan bagaimana mereka berangkat dari titik nol, membangun impian dengan tekad kuat, hingga akhirnya mendapat panggung di pentas dunia mulai tahun 2004, 2007, dan seterusnya.
“Kami tidak menunggu bantuan dari pemerintah. Kami berusaha menciptakan jalan kami sendiri,” tegasnya, mencerminkan semangat kemandirian yang begitu kental dan mengagumkan.
Nan Jombang Dance Company, meskipun telah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tidak pernah melupakan akar mereka: Minangkabau. Sumatera Barat tetap menjadi rumah yang dicintai Ery Mefri.
“Meski banyak yang menyuruh kami ke luar negeri untuk menaklukkan dunia, hati kami tetap tertambat di sini,” ujar Ery Mefri.
Dalam konferensi pers itu, Angga Mefri, Direktur KABA Festival, memaparkan rangkaian kegiatan yang akan digelar sepanjang tahun 2025.
Dimulai dari Januari hingga Juni 2025, festival yang didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, dan LPDP ini akan membuka mata dunia terhadap kekayaan seni Minangkabau melalui berbagai agenda seperti workshop, seminar, hingga pergelaran seni tradisional dan kontemporer. Setiap kegiatan dirancang dengan cermat untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan inovasi.
Salah satu sorotan utama festival ini adalah pergelaran “Asok dari Tungku” yang digarap langsung oleh Ery Mefri. Pergelaran ini akan menjadi pembuka KABA Festival Nan Maurak Alek, sebuah pentas seni pertunjukan kontemporer berbasis tradisi yang diadakan pada akhir April.
“Kami ingin menunjukkan bahwa tradisi bisa menjadi landasan kokoh bagi seni modern. Semodern apa pun karya kami, Minangkabau tetap akan tampak,” tambah Ery Mefri.

KABA Festival X 2025, menurut Angga Mefri, juga akan menghadirkan seminar yang membahas posisi seni pertunjukan dalam spektrum perubahan kebudayaan. Tema-tema seperti “Posisi Seni Pertunjukan dalam Spektrum Perubahan Kebudayaan” dan “Menelisik Perubahan Sosial di Sumatera Barat melalui Seni Pertunjukan” akan menjadi bahan diskusi yang mendalam.
Acara ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan seni pertunjukan di Indonesia.
Penutupan festival akan ditandai dengan peluncuran dan bedah buku “Salam Tubuh Pada Bumi”, sebuah retrospeksi perjalanan 40 tahun Ery Mefri berkarya. Buku ini akan menjadi saksi bisu perjuangan dan dedikasi Ery Mefri dalam menghidupkan seni tari Minangkabau.
Berangkat dari Akar Tradisi
Maestro Ery Mefri, dengan segala kesederhanaannya, pada kesempatan itu berbagi pengalaman tentang tantangan yang dihadapinya selama ini.
“Darah saya darah seniman,” ucapnya. Bahkan, saat pandemi Covid-19 melanda, Nan Jombang Dance Company tetap berjalan. Ery Mefri tak ragu mengalokasikan 20% honor dari kegiatan luar negeri untuk menghidupkan festival di Ladang Tari Nan Jombang.
Ery Mefri dan Nan Jombang Dance Company percaya bahwa dengan mengenali dan menghidupkan tradisi, seni pertunjukan akan tetap relevan dan bermakna di tengah arus modernitas.
“Kami tampilkan tradisi agar koreografer-koreografer kontemporer mengenali akar budaya kita,” pungkas Ery Mefri.
Dengan semangat yang tak pernah padam, KABA Festival X 2025 diharapkan menjadi tonggak baru dalam perjalanan seni Minangkabau.
Melalui festival ini, Ery Mefri dan Nan Jombang Dance Company bertekad untuk terus menari, terus berkarya, dan terus menginspirasi. Karena bagi Ery Mefri dan anak-anak ideologisnya, seni bukan sekadar pertunjukan, tetapi sebuah panggilan jiwa yang akan mereka jalani hingga akhir hayat.
Sementara Angga Mefri juga menambahkan, bahwa KABA Festival X ditekadkan menjadi ruang bagi seniman muda untuk mengeksplorasi dan memamerkan karya mereka.
“Ini bukan hanya tentang Nan Jombang, tetapi tentang menciptakan ekosistem seni yang hidup dan dinamis di Sumatera Barat,” ujar Angga Mefri.
Perjalanan panjang Nan Jombang Dance Company diwarnai dengan berbagai kenangan manis dan pahit. Ery Mefri mengingat momen saat dia baru pulang dari luar negeri dan mendapat tawaran kontrak pertunjukan dari Jerman begitu turun dari pesawat.
“Itu adalah salah satu momen yang membuat saya sadar bahwa apa yang kami lakukan di sini, di Sumatera Barat, diperhatikan dan dihargai oleh dunia,” ujarnya dengan penuh syukur.
Namun, secara tersirat Ery Mefri juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah daerah yang masih kurang memberikan perhatian meski ia tahu komunitas-komunitas tertentu mendapatkan perhatian khusus.
“Kami sering kali harus berjuang sendiri. Bahkan ketika kami mendapatkan penghargaan internasional, perhatian dari pemerintah daerah masih minim,” katanya.
Meski begitu, Nan Jombang Dance Company tidak berkecil hati dan tetap berproses. Perhatian dari luar, baik pemerintah pusat maupun negera-negara lain begitu besar diberikan kepada Nan Jombang Dance Company.
Angga Mefri pada kesempatan itu menambahkan, rangkaian kegiatan KABA Festival X 2025 dirancang untuk memberikan pengalaman yang kaya dan mendalam bagi para peserta dan penonton. Mulai dari workshop pengelolaan arsip hingga pergelaran seni tradisional, setiap acara disusun untuk menghormati masa lalu sekaligus memandang masa depan.
Dengan semangat dan dedikasi yang tak tergoyahkan, Ery Mefri dan Nan Jombang Dance Company terus menulis cerita mereka di atas panggung dunia. Kisah mereka adalah tentang cinta, perjuangan, dan keindahan seni yang tak lekang oleh waktu. KABA Festival X 2025 menjadi bukti bahwa seni Minangkabau memiliki tempat istimewa di hati mereka yang mencintai budaya dan tradisi.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengiringi perjalanan kami, hingga hari ini,” ujar Angga Mefri.
Penulis: Muhammad Subhan
Editor: Sulaiman Juned
-
Ping-balik: Menonton Ulang Kegelisahan Ery Mefri dalam “Rantau Berbisik” - Majalahelipsis.id
-
Ping-balik: Simbol-Simbol di Balik Meja: Mengapresiasi Ulang Pertunjukan Tari “Rantau Berbisik” Karya Ery Mefri - Majalahelipsis.id
-
Ping-balik: Khairul Jasmi: Bahasa Jurnalis Ibarat Pedang di Tangan Pesilat, Menyatu dan Tajam - Majalahelipsis.id