Juara Kota, Bidik Provinsi: Jalan Panjang Pelajar Payakumbuh Menuju FLS3N Nasional 2025

Kreativitas mengalir dalam setiap gerakan, peserta FLS3N Payakumbuh 2025 tampil total di pentas tari kreasi

Oleh Ayu K. Ardi

PAYAKUMBUH, Majalahelipsis.id — Sabtu, 21 Juni 2025. Matahari bersinar ceria mengiringi ratusan siswa berbakat dari penjuru Kota Payakumbuh yang mulai berdatangan ke halaman kampus SMA Negeri 2 Payakumbuh. Getar semangat yang mengalir dari tiap wajah terasa menegangkan sekaligus menggairahkan: inilah panggung FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional) tingkat SMA/MA/SMK tahun 2025, yang tahun ini tak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga selebrasi budaya dan semangat kolaborasi.

Dengan mengusung semangat kebersamaan lintas satuan pendidikan, pelaksanaan FLS3N  tahun ini menjadi istimewa. Tak seperti tahun sebelumnya yang hanya diikuti oleh SMA, kali ini siswa-siswi dari MA dan satu-satunya yang berpartisipasi, Insan Cendekia Boarding School (ICBS) Payakumbuh turut menyemarakkan kompetisi. Meski sayangnya, pihak SMK belum bisa ikut serta karena kendala internal namun, semangat inklusivitas sudah mulai terasa dalam penyelenggaraan FLS3N tahun ini.

Di balik semarak itu, ada kerja kolaboratif yang solid. Kepala SMAN 2 Payakumbuh sebagai tuan rumah, para kepala sekolah se-Kota Payakumbuh, Forum MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) se-Kota Payakumbuh, Koordinator Pengawas satuan pendidikan, hingga Kacabdin Wilayah IV, hadir memberi dukungan penuh. Ketua Panitia, Suhatril Suhar, M.Pd., yang juga Ketua MGMP Seni Kota Payakumbuh, tak menutupi rasa syukurnya.

“Antusiasme sekolah-sekolah luar biasa. Tahun lalu hanya 72 peserta, tahun ini meningkat menjadi 102 siswa, meski dua harus absen karena sakit,” ujarnya. Ia pun berterima kasih kepada para guru pembimbing dan orang tua yang hadir langsung mendampingi anak-anak mereka.

Tak kurang dari 15 bidang lomba digelar, dari puisi hingga gitar solo. Meskipun untuk gitar solo hanya diikuti dua sekolah. Bidang lain menunjukkan semangat kompetisi yang semarak dengan peserta tiap bidang tak kurang dari lima sekolah.

Budaya Berprestasi dan Harapan yang Terus Ditanam

Ketua MKKS Kota Payakumbuh, Drs. H. Erwin Satriadi, M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar kompetisi, tetapi bagian dari proses pembudayaan prestasi. Payakumbuh, yang hampir setiap tahun berhasil mengirim utusan hingga tingkat nasional, menjadikan FLS3N ruang penguatan identitas kota sebagai gudang talenta muda.

“Kita sepakat mendukung pelaksanaan lomba secara luring ini. Lomba seni bukan hanya tentang menang, tapi juga tentang membentuk karakter dan kepekaan siswa terhadap kehidupan,” tuturnya dalam sesi pembukaan.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para juri yang datang dari berbagai wilayah Sumatra Barat dan menitipkan amanah pentingnya profesionalisme dan integritas dalam menentukan delegasi kota ke tingkat provinsi melalui ajang ini.

Di sesi penutupan, Erwin menyampaikan pesan yang menyentuh, “Kepada pemenang, mari bersiap melangkah ke provinsi. Kepada yang belum berhasil, jangan berkecil hati. 2026 menanti kalian di SMA Negeri 4 Payakumbuh.”

Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Cabang Dinas Wilayah IV, Drs. Syafrudin, S.Pd., M.M., yang membuka acara secara resmi, menekankan nilai karakter di balik prestasi.

“Kalau ingin juara, jagalah akhlak dan jangan sombong,” pesannya tegas namun hangat. Ia menambahkan bahwa juri akan bekerja keras karena kualitas peserta tahun ini sangat bersaing, bahkan nyaris tak bisa dibedakan secara kasat mata.

Salah seorang juri bidang jurnalistik, Feni Effendi, penulis buku Pajacombo, menyampaikan catatannya tentang penilaian. Menurutnya, ada peserta yang sudah mampu menulis feature bukan sekadar sebagai laporan, melainkan sebagai karya yang menyentuh sisi kemanusiaan.

“Menulis feature bukan hanya menyajikan data menarik, tapi bagaimana menyentuh kesadaran pembaca,” tuturnya. Ia juga mencatat bahwa sebagian karya masih menyerupai artikel dan belum fokus tematik. Namun, ia yakin dengan bimbingan dan latihan, siswa-siswa ini bisa menjadi penulis hebat masa di depan.

Feni juga menegaskan pentingnya membaca karya sastra bagi calon jurnalis. Sebab sastra mengasah empati, memperkaya diksi, dan memperhalus daya ungkap. Kombinasi antara pemahaman jurnalistik dan kedalaman rasa adalah kunci menghasilkan tulisan yang menggugah.

Menuju Panggung yang Lebih Besar

FLS3N tahun ini bukan hanya ruang ekspresi, tapi juga cermin perkembangan dunia seni dan sastra di kalangan pelajar. Ajang ini memperlihatkan bahwa pelajar Payakumbuh tak hanya kaya potensi, tapi juga tumbuh dalam ekosistem yang suportif dan sehat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ariq Sukri, salah seorang anggota tim bidang Musik Tradisi dari SMAN 1 Payakumbuh yang berhasil meraih juara pertama.

Ia menuturkan, perjalanannya tidak mudah. Ia harus berbagi waktu antara sekolah dan latihan. Bahkan, sering berlatih hingga larut malam demi hasil maksimal.

“Tantangan terberat itu konsistensi latihan, apalagi kegiatan sekolah sering bentrok,” ungkapnya.

Meski telah mengantongi juara tingkat kota, langkahnya belum selesai. Ia mesti bersiap menghadapi seleksi tingkat provinsi dengan persiapan lebih matang. Pesannya sederhana namun kuat,

“Jangan ragu ikut lomba. Ini bukan cuma soal menang, tapi soal proses, belajar, dan menjaga identitas budaya kita.”

Sementara itu, di balik layar karya-karya yang ditampilkan di FLS3N 2025 Kota Payakumbuh juga ada perjuangan senyap yang tak banyak terlihat. Salah satunya, datang dari para peserta bidang film pendek dan fotografi, yang tak hanya bermodal bakat, tapi juga kesabaran, strategi, dan kerja keras.

“Untuk film pendek, prosesnya itu panjang. Praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi bisa makan waktu sebulan,” tutur salah seorang pembimbing, menggambarkan betapa rumitnya meramu sebuah film dengan begitu banyak pesan yang ingin disampaikan hanya dalam durasi tiga menit, sesuai ketentuan FLS3N tingkat nasional. Bukan perkara mudah, mengemas pesan, alur, dan emosi dalam waktu sesingkat itu, sekaligus memastikan film dapat ‘menyentuh’ hati penonton.

Begitu pula di bidang fotografi. Para peserta diuji dalam sesi foto street, sebuah tantangan yang mengharuskan mereka turun langsung ke lokasi, berburu momen di tengah hiruk-pikuk jalanan, lalu mengolah hasil jepretan, dan mempresentasikannya di hadapan dewan juri.

“Mereka hanya punya waktu tiga jam. Itu bukan cuma soal teknik motret, tapi soal kepekaan membaca situasi dan keberanian berekspresi,” jelas Marisa Imral, S.Pd., pembimbing bidang film dan fotografi dari SMAN 1 Payakumbuh.

Para Juara yang Siap Harumkan Nama Payakumbuh

Kerja keras, konsistensi, dan semangat tanpa lelah akhirnya berbuah manis. Berikut adalah para juara FLS3N Payakumbuh 2025 yang berhasil membuktikan diri sebagai duta seni dan sastra yang siap berjuang di seleksi tingkat provinsi Sumatra Barat.

  1. Baca Puisi
    Juara I : Afif Defanda (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara II : Malika El Jazena (SMAN 1 payakumbuh)
    Juara III : Muhammad Azzam Hamdani Fitra (SMA IT Insan Cendekia)
  2. Cipta Puisi
    Juara I : Nahira Fadilla Kasih (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara II : Najla Andira Mahazaky (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara III : Siti Hargiyanti Utami (SMAN 3 Payakumbuh)
  3. Desain Poster
    Juara I : Nirmala (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara II : Muthia Ramadhani (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara III : Fanisya Stefany (SMAN 4 Payakumbuh)
  4. Monolog
    Juara I : Zahratus Syifa (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara II : Margaretha Roindah S. (SMAN 4 Payakumbuh)
    Juara III : Syaqifa Adisti Arsy (SMAN 3 Payakumbuh)
  5. Komik Digital
    Juara I : Azizah Dinda Lathifah (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara II : Gisela Indri (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara III : Syaqila Nawra Fadillah (SMAN 3 Payakumbuh)
  6. Fotografi
    Juara I : Ahwana Ramadhani (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara II : Muhammad Hadziq Herti Al Ghaniyyu (SMA IT Insan Cendekia)
    Juara III : Akbar Muharramsyah (SMAN 1 Payakumbuh)
  7. Jurnalistik
    Juara I : Hanifa Aghniya Ilmi (SMA IT Insan Cendekia)
    Juara II : Missellyu Harahap (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara III : Humaira Sausan Salsabila (SMAN 1 Payakumbuh)
  8. Kriya
    Juara I : Delvan Farras Suherman (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara II : Khanza Adiva Ulhaq (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara III : Ahmad Zikri (SMAN 3 Payakumbuh)
  9. Instrumen Solo Gitar
    Juara I : Adila Farhana Mulya (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara II : Zikri Yurichev Fathin (SMAN 4 Payakumbuh)
  10. Menulis Cerita Pendek
    Juara I : Zaskia Aurellia (SMA IT Insan Cendekia)
    Juara II : Syifa Aryani (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara III : Nayla Shifa Khairani (SMAN 3 Payakumbuh)
  11. Solo Song Putra
    Juara I : Raja Achsan Saleh Lubis (SMA IT Insan Cendekia)
    Juara II : Devon Trinaldi (SMA Raudhatul Jannah)
    Juara III : M. Ropi (SMA IT Insan Cendekia)
  12. Solo Song Putri
    Juara I : Dzakiyyah Amirah Faatin (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara II : Fatihah Imanda (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara III : Kasih Ahadel Falah (SMAN 5 Payakumbuh)
  13. Film Pendek
    Juara I : Filda Oktaria Rhamadani, Ismul Azam, Ghivarany Ananda Zukra (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara II : Pelangi Putri Diyanti, Bima Ivander Fayza, Muhammad Faris Attaqi (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara III : Naila Putri Hamdani, Zhafira Azahra Putri, Khairunnisa Naqiyyah Wiza (SMA IT Insan Cendekia)
  14. Tari Kreasi
    Juara I : Muhamad Rangga Setiawan, Arib Fakhri Rahmat (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara II : Ziaul Ferdi Al-Jauzi, Muhammad Khayrul Rayhan (SMAN 3 Payakumbuh)
    Juara III : Michy Nurwahidah, Aurellia Intana Putri (SMAN 4 Payakumbuh)
  15. Cipta Lagu
    Juara I : Melodi Putri Salo (SMAN 4 Payakumbuh)
    Juara II : Nashira Balqis (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara III : Jhonatan Gizel Ferendo (SMAN IT Insan Cendekia)
  16. Musik Tradisi (Karawitan)
    Juara I : Rikki Moreno Simbolon, Muhamad Royyan, Siti Julia Isra, Vanezya Lyrga Jhovanka, Muhammad Ariq Sukri (SMAN 1 Payakumbuh)
    Juara II : Hadiana July Amanda, Arga Rasya Saputra, Rakha Maulana Praditia, Wirda Hasanah (SMAN 2 Payakumbuh)
    Juara III : Muhammad Aditya Utama, Afif Al Farishy, Muhammad Faiz Syaifullah, Melia Putri Agatha, Naylatul Fadhillah (SMAN 4 Payakumbuh)

Dari Kota Payakumbuh hari itu, kita menyaksikan lebih dari sekadar kompetisi. Kita menyaksikan generasi baru yang belajar mengenal dirinya melalui karya, belajar menerima perbedaan melalui proses penjurian, dan belajar bermimpi lebih tinggi melalui budaya berprestasi yang terus dipupuk. Dan sebagaimana semangat FLS3N itu sendiri, kemenangan sejati adalah ketika anak-anak bangsa ini percaya pada potensi dirinya sendiri.

Sebab,

 “Sejatinya, lomba bukan soal siapa yang menang hari ini, melainkan siapa yang terus belajar mencintai proses, dan pulang membawa keyakinan bahwa karya terbaik masih menunggu untuk dilahirkan esok hari.”[] (AK/Red.)

Ayu K. Ardi. Pemimpin redaksi Majalahelipsis.id

Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Penulis: Ayu K. Ardi

Editor: Anita Aisyah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan