Jangan Ragu dengan Kemampuan Diri, Pakar Digital: Imposter Syndrome Bisa Dihindari

Dengan mengenali dan mengatasi imposter syndrome, seseorang bisa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan serta meraih kesuksesan

JAKARTA, majalahelipsis.id—Rasa tidak percaya diri sering kali menghambat seseorang untuk berkembang, padahal mereka sebenarnya memiliki kemampuan yang mumpuni.

Fenomena ini dikenal sebagai imposter syndrome, yang membuat seseorang merasa tidak sekompeten atau sepintar yang orang lain pikirkan tentang mereka.

Pakar transformasi teknologi digital, Riri Satria, menekankan pentingnya mengatasi sindrom ini agar potensi seseorang bisa berkembang maksimal.

“Banyak orang yang sebenarnya luar biasa hebat, tapi mereka tidak menyadarinya. Mereka terus meragukan kemampuan diri sendiri dan takut mencoba hal baru karena merasa akan ditertawakan jika berbuat kesalahan,” ujar Riri Satria dalam sebuah wawancara dengan Majalahelipsis.id di Jakarta, Senin (10/2/2025).

Menurut Riri, imposter syndrome biasanya disebabkan oleh kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain secara berlebihan, terlalu fokus pada kelebihan orang lain, serta terlalu sering menerima reaksi negatif dari lingkungan tanpa dukungan positif.

Selain itu, pengalaman masa lalu yang buruk juga bisa menjadi pemicu utama.

“Orang yang memiliki imposter syndrome sering merasa dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain, sehingga terus mencari validasi dari luar. Padahal, kebanyakan dari mereka adalah individu yang hebat dan kompeten,” tambahnya.

Untuk mengatasi imposter syndrome, Riri menyarankan agar seseorang lebih fokus pada kelebihan dan kemampuan yang dimiliki daripada melihat apa yang lebih baik dari orang lain.

“Kita tidak perlu membandingkan diri kita secara berlebihan dengan orang lain. Yang lebih penting adalah menyadari kelebihan dan potensi yang kita punya,” katanya.

Selain itu, ia menekankan agar tidak terpengaruh oleh komentar negatif yang tidak membangun.

“Kritik yang membangun itu baik, tetapi jangan biarkan komentar negatif yang bersifat toksik menghambat perkembangan diri kita,” jelasnya.

Riri juga menyarankan agar setiap individu berusaha melepaskan masa lalu yang buruk dan melihatnya sebagai pengalaman yang bisa dijadikan pelajaran.

“Jangan biarkan pengalaman buruk di masa lalu menjadi penghalang untuk maju. Katakan pada diri sendiri bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Mencari dukungan dari orang-orang yang dipercaya juga menjadi langkah penting dalam mengatasi imposter syndrome.

“Diskusilah dengan sahabat, keluarga, atau mentor yang bisa memberikan pandangan objektif dan dukungan positif,” ujar Riri.

Ia juga menekankan pentingnya terus belajar dan berkembang agar kepercayaan diri semakin meningkat.

Riri Satria menegaskan bahwa tidak ada manusia yang sempurna.

“Ketika mulai meragukan diri sendiri, ingatlah bahwa setiap manusia hanya bisa melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Jangan biarkan imposter syndrome menghambat langkah kita,” pungkasnya.

Dengan mengenali dan mengatasi imposter syndrome, tambah Riri, seseorang bisa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan serta meraih kesuksesan tanpa ragu akan kemampuan dirinya sendiri.

Penulis: Muhammad Subhan

Editor: Anita Aisyah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan