Empat Film Dokumenter Karya Mahasiswa ISI Padang Panjang Pukau Penonton di Ruang Baca Rimba Bulan

Setelah pemutaran film, diskusi berlangsung hangat antara para pengkarya, dosen pembimbing, dan penonton.

PADANG PANJANG, majalahelipsis.id—Empat film dokumenter karya tugas akhir mahasiswa Program Studi Televisi dan Film Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang berhasil menarik perhatian penonton dalam acara pemutaran dan diskusi di Ruang Baca Rimba Bulan, Sabtu (4/1/2025), malam.

Acara ini dihadiri Ketua Program Studi TV dan Film ISI Padang Panjang, Choiru Pradhono, S.Sn., M.Sn., dosen Yatno Karyadi, S.Sn., M.Sn., sutradara teater sekaligus pemimpin Komunitas Seni Kuflet Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., Ketua Forum TBM Sumatera Barat Hasan Achari Harahap, serta Ketua Forum Pegiat Literasi (FPL) Pasaman Barat, Denni Meilizon. Selain itu, turut hadir mahasiswa dan pecinta film dari Padang Panjang dan sekitarnya.

Keempat pengkarya: Nabila El Gumes, Inayati, Cikal Rizki, dan Stivon Putra. (Foto: Majalah elipsis)

Empat film dokumenter yang ditayangkan adalah “The Story of Rumah Tuo” (Cikal Rizki), “Silek Harimau Kuranji” (Stivon Putra), “In Het Verleden Centrale Keuken” (Nabila El Gumes), dan “Hukum Cambuk di Tanah Cut Nyak” (Inayati).

Ketua Prodi TV dan Film ISI Padang Panjang, Choiru Pradhono, S.Sn., M.Sn., dosen Yatno Karyadi, S.Sn., M.Sn., dan sutradara teater sekaligus Pimpinan Komunitas Seni Kuflet Dr. Sulaiman Juned, M.Sn. (Foto: Majalah elipsis)

“The Story of Rumah Tuo” menggali kehidupan Rumah Tuo di Jambi yang kini terancam punah akibat perubahan sosial dan aturan pewarisan yang ketat. Melalui wawancara dengan tokoh adat dan ahli budaya, film ini mengungkap tantangan yang mengancam keberlangsungan tradisi kaya tersebut.

Turut menonton Ketua Forum TBM Wilayah Sumatera Barat, Hasan Achari Harahap, Ketua FPL Pasaman Barat, Denni Meilizon, dan Founder RBAN Agam, Sry Eka Handayani. (Foto: Majalah elipsis)

“Silek Harimau Kuranji” menampilkan seni bela diri tradisional Silek Harimau dengan pendekatan ekspositori yang memadukan sejarah dan narasi kontemporer. Film ini menyoroti filosofi dan peran seni bela diri dalam membentuk identitas komunitas, sekaligus sebagai penghormatan terhadap warisan leluhur.

In Het Verleden Centrale Keuken” mengeksplorasi revolusi industri memasak di Goedang Ransoem, Sawahlunto, pada tahun 1918. Dokumenter ini menghubungkan kejayaan masa lalu dengan kesadaran modern akan pentingnya pelestarian sejarah melalui teknologi dapur modern yang mampu menyediakan ribuan porsi makanan per hari.

Founder Ruang Baca Rimba Bulan, Alvin Nur Akbar, memandu acara pemutaran dan diskusi film. (Foto: Majalah elipsis)

“Hukum Cambuk di Tanah Cut Nyak” membahas penerapan hukum Islam di Aceh, khususnya hukum cambuk yang diatur dalam Qanun Jinayat No.6 Tahun 2014. Film ini menampilkan wawancara dengan berbagai narasumber, termasuk Wilayatul Hisbah, Kejaksaan Kota Banda Aceh, dan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, serta masyarakat non-Muslim.

Setelah pemutaran film, diskusi berlangsung hangat antara para pengkarya, dosen pembimbing, dan penonton. Pengurus Ruang Baca Rimba Bulan, Alvin Nur Akbar, Jumadil Fajar, dan Sepriyadi, mengungkapkan kebanggaan mereka atas kehadiran sineas muda ISI Padang Panjang.

“Kami berharap acara ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga ruang diskusi untuk memperkuat kesadaran pelestarian budaya dan sejarah,” ujar Alvin Nur Akbar.

Sutradara teater Dr. Sulaiman Juned, M.Sn., memberikan apresiasi kepada para mahasiswa atas kerja keras mereka.

“Secara umum, film-film ini sudah diproduksi dengan baik. Namun, penting untuk menggali lebih dalam pada proses riset yang dilakukan,” kata Dr. Sulaiman.

Acara ini berhasil menghidupkan suasana seni dan budaya di Ruang Baca Rimba Bulan, sekaligus mendorong para sineas muda untuk terus berkarya dan memperkaya khazanah perfilman dokumenter di Indonesia.

Penulis: Muhammad Subhan

Editor: Abi Pasya

Komentar

1 Komentar
  1. Semoga para adik2 prodi Film dan lelevisi ISI Padang Panjang semakin berkibar menciptakan karya2 seni Perfilman Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan