Diundang Menjadi Guru Tamu, Muhammad Subhan Berbagi Kiat Menulis Buku di SMP Paus Biru Bukittinggi
Muhammad Subhan menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis.

BUKITTINGGI, majalahelipsis.id—Upaya menumbuhkan minat literasi di kalangan siswa, SMP Paus Biru Kota Bukittinggi mengundang penulis Sumatera Barat, Muhammad Subhan, sebagai guru tamu untuk berbagi kiat menulis buku fiksi dan nonfiksi di sekolah itu.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (5/2/2025) ini dihadiri para siswa dan guru yang antusias mengikuti sesi inspiratif tersebut.

Muhammad Subhan, yang dikenal sebagai penulis dan pegiat literasi asal Kota Padang Panjang, hadir untuk memberikan wawasan tentang dunia kepenulisan.
Dalam sesi yang berlangsung selama dua jam, ia mengupas berbagai aspek penting dalam menulis, mulai dari alasan mengapa seseorang harus menulis, tantangan serta peluang yang dihadapi di era digital, hingga teknik mengembangkan sebuah karya tulis yang menarik.
Pada kesempatan itu, Muhammad Subhan menjelaskan bahwa menulis buku, baik fiksi maupun nonfiksi, memiliki tantangan tersendiri, terutama di era digital saat ini.

“Di satu sisi, kita dihadapkan pada banyaknya distraksi dan minimnya minat baca. Namun, di sisi lain, teknologi juga memberikan peluang besar bagi penulis untuk menerbitkan karya mereka secara lebih mudah dan luas,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti tren buku populer di era digital, di mana buku elektronik dan platform self-publishing semakin diminati.
“Sekarang bukan zamannya lagi menunggu penerbit besar melirik naskah kita. Dengan teknologi, kita bisa menerbitkan buku secara mandiri dan menjangkau pembaca lebih luas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Muhammad Subhan menjelaskan perbedaan mendasar antara fiksi dan nonfiksi, serta bagaimana membangun cerita yang kuat.
Ia menguraikan konsep tema, nilai, dan gagasan dalam sebuah karya, serta cara mengembangkannya agar memiliki daya tarik bagi pembaca.
“Dalam fiksi, unsur intrinsik seperti tema, tokoh, alur, dan sudut pandang harus diperhatikan. Sementara dalam nonfiksi, sudut pandang penulis menjadi lebih objektif, berdasarkan fakta dan riset,” jelasnya.
Tak hanya teori, Muhammad Subhan juga memberikan contoh nyata bagaimana nilai-nilai dalam cerita dapat membangun karakter pembaca.
“Cerita yang baik bukan hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral yang bisa membentuk karakter pembacanya,” katanya.
Sesi kemudian berlanjut dengan tips memulai menulis, teknik menyunting dan merevisi naskah, serta langkah-langkah menerbitkan buku. Muhammad Subhan menekankan pentingnya konsistensi dalam menulis.
“Menulis itu seperti berlari maraton, bukan sprint. Kita harus memiliki disiplin dan terus berlatih agar tulisan kita semakin baik,” ujarnya.
Tak lupa, ia juga berbagi pengalaman pribadinya dalam dunia kepenulisan dan bagaimana ia menghadapi berbagai tantangan sebelum akhirnya berhasil menerbitkan buku-bukunya.
“Menulis adalah perjalanan panjang, tetapi hasilnya sangat memuaskan ketika kita bisa berbagi ide dan inspirasi dengan banyak orang,” tutupnya.
Para siswa yang mengikuti kelas itu tampak antusias dan beberapa mengajukan pertanyaan seputar dunia kepenulisan. Siswa juga menyatakan keinginan untuk mulai menulis cerita mereka sendiri.
Dengan adanya kegiatan ini, SMP Paus Biru menegaskan komitmennya dalam mengenalkan pentingnya literasi tulis baca kepada siswa, serta mendorong mereka untuk aktif dalam dunia literasi.
Penulis: Abi Pasya
Editor: Anita Ayu K. Ardi