Di Sekolah Juga Ada Bunda Literasi

Bunda Literasi di sekolah punya peran penting menggerakkan gerakan membaca dan menulis siswa. Dukungan Bunda Literasi, sekolah bisa melahirkan generasi literat yang berprestasi.

Oleh Dian Sarmita

DI KORIDOR sebuah madrasah terdengar suara-suara lembut. Suara para siswa yang asyik membaca, membuka lembaran-lembaran buku dan menyapu bersih semua kata yang tertera di setiap lembar kertas yang dibaca.

Mereka sedang mencari pengalaman dan berusaha meningkatkan pemahamannya. Ya, itulah gerakan literasi yang kami lakukan. Siswa membaca buku pengayaan di luar mata pelajaran untuk sebuah pengalaman, lalu menuliskan apa yang mereka baca dalam sebuah jurnal literasi.

Gerakan literasi di sekolah membawa perubahan yang besar: meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan memahami informasi, membuka pintu ke dunia yang luas. Siswa-siswa membaca dengan gembira, membaca buku-buku yang menarik, menulis cerita-cerita yang indah, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan meningkatkan kreativitasnya.

Gerakan literasi di sekolah membawa harapan yang cerah: meningkatkan kualitas pendidikan, membentuk generasi yang cerdas, membawa Indonesia ke masa depan yang gemilang.

Dengan gerakan literasi, siswa dapat berkembang, meningkatkan kemampuan, membuka peluang-peluang baru, dan mencapai impian-impian mereka.

Gerakan literasi di sekolah adalah kunci untuk masa depan: membentuk generasi yang cerdas, membawa Indonesia ke puncak kesuksesan, dan khususnya menjadikan madrasah mendunia.

Ya, itulah harapan Joni Aprisal, S.Pd.I., M.M.Pd., kepala madrasah di salah satu madrasah di Kabupaten Solok Selatan. Meskipun gerakan literasi di kabupaten kami belum terlalu jelas konsepnya, setidaknya beliau sangat menginginkan madrasah yang ia pimpin menjadi madrasah yang menciptakan kaum literat dan dapat melahirkan orang-orang besar seperti Buya Hamka dan Bung Hatta — bukti sosok yang tumbuh menjadi orang besar dan dikenal dunia karena literasinya yang baik.

Literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Di era digital ini, literasi menjadi semakin penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi di kalangan siswa, terutama di tingkat sekolah menengah. Hal inilah yang menjadi dasar diangkatnya Bunda Literasi di MTsN 5 Solok Selatan.

Di MTsN 5 Solok Selatan, dinobatkan seorang guru Bahasa Indonesia menjadi Bunda Literasi. Tentu itu bukan hanya sekadar gelar yang diberikan dengan sertifikat dan selempang semata. Bunda Literasi sangat berperan dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Dengan pengalaman dan pengetahuan, Bunda Literasi harus berhasil meningkatkan kemampuan literasi warga sekolahnya. Gelar itu diberikan bukan hanya karena berasal dari latar belakang jurusan guru Bahasa Indonesia saja. Siapa pun bisa menjadi Bunda Literasi, bukan harus guru Bahasa Indonesia tentunya, asalkan memiliki kriteria yang dibutuhkan — seminimnya terlihat rekam jejak dan gerakan yang konsisten dilakukan dalam bidang literasi.

Bunda Literasi MTsN 5 Solok Selatan telah melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, seperti membaca bersama, menulis cerita, dan diskusi buku. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Sejauh ini, tercatat ada beberapa prestasi yang telah diraih dari kegiatan literasi, seperti menulis buku antologi, juara 2 menulis cerpen tingkat nasional, nominasi penulis “Menulis Surat untuk Guru” yang dibukukan oleh komunitas Satupena.

Tidak hanya itu, di bidang lomba video juga berhasil diraih prestasi, seperti juara 1 film pendek tingkat provinsi, juara 2, 3, dan harapan lomba Vlog tahun 2024, serta juara 1 Vlog tahun 2025.

Bunda Literasi harus bisa menciptakan komunitas literasi di sekolah yang sangat aktif dan dinamis, membuat mereka menjadi pemimpi seperti kalimat ampuh sang penulis/orang besar dari Maninjau, Ahmad Fuadi: “Man Jadda Wa Jada.”

Keberhasilan sebagai Bunda Literasi di MTsN 5 Solok Selatan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. Dengan adanya Bunda Literasi yang berdedikasi dan berpengalaman, sekolah dapat meningkatkan kemampuan literasi siswanya.

Bunda Literasi MTsN 5 Solok Selatan telah membuktikan bahwa dengan dedikasi dan pengalaman, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka. Oleh karena itu, kita perlu mengapresiasi dan mendukung upaya-upaya seperti ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Awalnya memang tidak mudah untuk menggerakkan siswa MTsN 5 Solok Selatan ini, karena mereka tak jauh beda dengan siswa lain yang menganggap menulis itu sangat sulit. Namun, sebagai Bunda Literasi harus selalu memperlihatkan hasil proses sendiri di bidang literasi dan menampilkan siswa-siswa yang pernah dibina.

Contoh saja siswa di SMA yang banyak mendapatkan prestasi, bahkan sangat dimudahkan untuk jalur SNBP dan mendapatkan jurusan yang mereka inginkan. Salah satunya Soraya Mayzafira, siswa binaan Bunda Literasi MTsN 5 Solok Selatan, yang memiliki banyak penghargaan di bidang literasi, dari berbagai cabang lomba dan juga keaktifannya menulis di media massa.

Saat ini ia berhasil menjadi satu-satunya siswi yang diterima di jurusan Pendidikan Kedokteran di Universitas Negeri Padang. Tidak hanya Soraya, tetapi banyak lagi siswa yang berhasil masuk perguruan tinggi yang diinginkannya. Cerita kisah inilah yang mulai membakar semangat siswa lainnya.

Kemajuan gerakan literasi pun dirasakan, terbukti dengan semakin bertambahnya siswa yang tertarik dan terlihat serius dalam bidang literasi. Bahkan, ada siswa yang selama ini dikenal pendiam dan dingin, sekarang terlihat sangat bersemangat dan menyala semangatnya di bidang literasi. Tidak hanya itu, saat ini banyak sekolah, baik tingkat SD, SMP, maupun SMA, ingin melakukan gerakan serupa dan bersemangat melaksanakan gerakan literasi di bawah binaan Bunda Literasi MTsN 5 Solok Selatan.

Ada dua SD dan dua SMA yang menjadi binaan Bunda Literasi MTsN 5 Solok Selatan. Untuk SMP, ada yang baru-baru ini meminta kesediaan untuk pembinaan serupa.

Bunda Literasi memang sosok yang semestinya hadir di sekolah/madrasah, karena literasi akan tumbuh dengan baik dari sebuah komunitas. Sejauh ini, di sekolah siswa memang membaca dan menulis, tetapi dalam bentuk tugas. Mereka tidak memiliki pengalaman untuk menjadikan tulisannya itu sebagai sebuah karya yang dapat dimuat di berbagai media atau dikembangkan menjadi sebuah kreativitas. Hanya saja, khususnya di Kabupaten Solok Selatan, belum pernah terdengar adanya Bunda Literasi. Entahlah, apa benar tidak ada atau kurang informasi saja.

Begitu pun dari provinsi, kami tidak pernah merasakan hadirnya Bunda Literasi ke Solok Selatan. Sejujurnya, kami juga sangat ingin diperhatikan, diarahkan, digerakkan, didukung, dan diberikan ide-ide segar agar dapat mengembangkan lagi literasi dari daerah kami. Sungguh sangat disayangkan jika Ranah Minang yang melahirkan banyak penulis hebat tidak lagi bisa melahirkan penulis-penulis hebat nantinya karena gerakan literasinya yang tidak jelas konsepnya. Perkembangan zaman saat ini semakin membuat generasi muda salah jalur jika tidak diarahkan dengan baik.

Mari, Bunda Literasi di mana pun berada, berkunjunglah ke Solok Selatan. Kami rindu disapa. []

Dian Sarmita, guru, dosen, dan pegiat literasi Kabupaten Solok Selatan.

Penulis: Dian Sarmita

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan