Desak Pencairan Tukin, Dosen ISI Padang Panjang Gelar Aksi Seni
Para dosen berharap agar pemerintah segera merespons tuntutan ini demi menjaga semangat dan kualitas pendidikan di tanah air.

PADANG PANJANG, majalahelipsis.id—Aliansi Dosen ASN Kemdiktisaintek Seluruh Indonesia (ADAKSI) Cabang ISI Padang Panjang menggelar aksi seni yang kreatif dan unik sebagai bentuk protes atas belum dicairkannya tunjangan kinerja (Tukin) bagi dosen ASN di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).
Aksi damai ini berlangsung di depan Gedung Pertunjukan ISI Padang Panjang, Senin (12/2/2025) pukul 13.30 WIB dan dihadiri ratusan dosen yang menyuarakan tuntutan mereka.
Baca juga: Turut Berunjuk Rasa di Jakarta, ADAKSI Korwil Sumatera Barat Tuntut Tukin Dibayarkan
Para peserta aksi mengenakan kaos seragam berwarna hitam yang sarat dengan pesan perjuangan. Di bagian depan kaos bertuliskan “Bayar Tukin Dosen, Dosen Bukan Sapi Perah”, sementara di bagian belakang tertulis “Tukin Tak Dibayar Kami Mogok Mengajar”.

Ketua ADAKSI Sumatera Barat sekaligus Koordinator Aksi Dosen ISI Padang Panjang, Aryoni Ananta, mengungkapkan bahwa aksi ini memiliki keunikan tersendiri. Protes tidak disampaikan melalui orasi panjang, melainkan lewat pertunjukan seni budaya khas Minangkabau.
Baca juga: Tuntut Tukin, Dosen ISI Padang Panjang Gelar Aksi Damai
“Rangkaian pertunjukan seni dimulai dengan atraksi Gandang Tambua yang menggelegar, mencerminkan semangat perjuangan para dosen. Aksi dilanjutkan dengan pertunjukan Debus sebagai simbol ketahanan dan keteguhan hati dalam menghadapi ketidakadilan. Tari Piring juga dipertunjukkan sebagai lambang kerja keras dan keseimbangan dalam kehidupan akademik. Selain itu, teater Randai turut mewarnai aksi ini dengan kisah perjuangan dosen dalam menuntut hak mereka. Senandung Ratok yang mengharukan menjadi penutup, menggambarkan keluh kesah para akademisi yang terus berjuang demi kesejahteraan mereka,” papar Aryoni.

Dalam aksi tersebut, dosen Televisi dan Film, Edi Suisno, membacakan surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto. Surat tersebut berisi tuntutan agar tunjangan kinerja yang selama ini tertunda segera dicairkan, mengingat peran dosen sebagai ujung tombak pendidikan tinggi di Indonesia.
Para dosen berharap agar pemerintah segera merespons tuntutan ini demi menjaga semangat dan kualitas pendidikan di tanah air.
Aksi ini tidak sekadar menjadi bentuk protes, tetapi juga perlawanan intelektual melalui seni budaya. Sebagai bagian dari perguruan tinggi seni, ISI Padang Panjang menegaskan bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat dalam menyampaikan pesan sosial dan politik.
Jika tuntutan ini tidak segera dipenuhi, para dosen menyatakan siap melakukan aksi mogok mengajar sebagai langkah berikutnya dalam perjuangan mereka.
Penulis: Sulaiman Juned
Editor: Muhammad Subhan