Deep Learning: Revolusi AI di Era Digital

Setiap lapisan dalam jaringan saraf deep learning memiliki peranannya masing-masing dalam memproses informasi.

Oleh Dilla, S.Pd.

SAAT ini adalah eranya digital. Kegiatan keseharian hampir semuanya menggunakan alat digital. Dari berbagai segi dan lini kehidupan sudah menggunakan digitalisasi, sehingga memberi kemudahan bagi kehidupan manusia.

Di era yang serbacepat ini, kecerdasan buatan (AI) juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Dari asisten virtual di smartphone hingga mobil tanpa pengemudi. AI hadir di berbagai sektor, menawarkan kemudahan dan efisiensi. Di balik pesatnya perkembangan AI, terdapat sebuah teknologi yang menjadi fondasi penting, yaitu deep learning.

Apa itu deep learning? Deep Learning adalah subbidang dari machine learning yang menggunakan jaringan saraf tiruan (artificial neural networks) dengan banyak lapisan untuk menganalisis data dan membuat keputusan. Jaringan saraf ini terinspirasi oleh cara kerja otak manusia, yang terdiri dari miliaran neuron yang saling terhubung. Setiap lapisan dalam jaringan saraf deep learning memiliki peranannya masing-masing dalam memproses informasi. Lapisan pertama menerima input, lapisan tersembunyi memproses informasi secara kompleks, dan lapisan terakhir menghasilkan output.

Jadi, deep learning ini adalah salah satu cara pendekatan yang bisa meningkatkan kemampuan seseorang untuk belajar secara mandiri dari data yang besar dan kompleks. Dengan makin banyaknya data yang tersedia di era digital ini, deep learning menjadi makin relevan dan berpotensi untuk menghasilkan solusi yang inovatif di berbagai bidang. Lalu, bagaimana metode atau cara dan langkah kerja dari pendekatan ini? Deep learning telah berhasil diterapkan, termasuk dalam pengolahan citra. Yaitu bagaimana deep learning ini memungkinkan komputer untuk mengenali dan mengklasifikasikan objek dalam gambar dengan tingkat akurasi yang tinggi. Teknologi ini telah digunakan dalam pengembangan aplikasi pengenalan wajah, diagnosis medis berbasis gambar, dan mobil tanpa pengemudi.

Selanjutnya digunakan dalam pengolahan bahasa alami. Deep learning memungkinkan komputer untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia. Teknologi ini telah digunakan dalam pengembangan chatbot, penerjemah bahasa, dan analisis sentimen. Teknologi ini telah digunakan dalam pengembangan asisten virtual, sistem transkripsi suara, dan pengenalan ucapan. Selain itu, deep learning memungkinkan komputer untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi berdasarkan preferensi pengguna. Teknologi ini telah digunakan dalam pengembangan sistem rekomendasi film, musik, dan produk e-commerce.

Dengan banyaknya manfaat dan kegunaan deep learning ini, tentu saja dalam pelaksanaan dan penerapannya ditemukan berbagai tantangan dan kendala. Apa saja itu?

Mari kita bahas. Pendekatan ini menggunakan kebutuhan data yang besar. Deep learning membutuhkan data yang sangat besar untuk melatih dan mengenali model dengan baik. Selanjutnya juga membutuhkan kompleksitas model yang sangat kompleks dan sulit untuk diinterpretasi. Pendekatan ini juga memiliki keterbatasan sumber daya komputasi yang cukup besar. Walaupun demikian, adanya deep learning ini juga bisa mengubah masa depan. Karena metode ini terus berkembang pesat dan berpotensi untuk mengubah cara kita hidup dan bekerja. Di masa depan, kita dapat berharap melihat lebih banyak aplikasi deep learning yang inovatif di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, dan manufaktur.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa deep learning adalah kekuatan pendorong di balik revolusi AI di era digital. Dengan kemampuannya untuk belajar dari data yang besar dan kompleks, deep learning telah membuka jalan bagi pengembangan aplikasi AI yang makin canggih dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Lalu apa hubungan deep learning ini dengan generasi Z dalam bidang pendidikan saat ini? Ternyata sangat berhubungan erat. Melalui pedekatan ini, generasi Z yang tumbuh di zaman digital memiliki gaya belajar yang unik. Mereka cenderung lebih visual, interaktif, dan menyukai pembelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara dipersonalisasi, yaitu memiliki gaya belajar, inovasi, kurikulum, keterampilan abad-21.

Sebagai sebuah pendekatan, metode ini merupakan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman mendalam terhadap materi. Pendekatan ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, analisis mendalam, dan mampu memecahkan masalah. Salah satu cara yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran adalah menggunakan strategi seperti studi kasus, diskusi mendalam, dan penerapan konsep dalam konteks nyata.

Nah, sebagai komponen kurikulum, deep learning ini bisa dijadikan bagian dari kurikulum jika secara eksplisit memasukkan tujuan pembelajaran. Hal ini tentu harus difokuskan pada pemahaman intensif, bukan sekadar keterampilan dasar atau hafalan. Dengan adanya pendekatan ini, tentu kurikulum bisa dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang menumbuhkan pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, dan aplikasi praktis bagi pengetahuan. Lalu bagaimana ciri dan karakteristik dari pendekatan deep learning ini? Pendekatan ini bisa melatih siswa untuk mampu memiliki pemahaman yang lebih mendalam karena siswa didorong untuk memahami materi secara menyeluruh dan tidak hanya pada permukaannya saja. Mereka belajar memahami konsep secara lebih intensif dan luas sehingga bisa menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada.

Ciri lainnya adalah berbasis masalah penyelidikan, pendekatan ini sering kali melibatkan pemecahan masalah secara investigasi. Yaitu siswa diajak untuk menjawab pertanyaan terbuka untuk memecahkan masalah kompleks yang memerlukan pemahaman dan analisis yang lebih dalam. Selanjutnya pendekatan ini berpusat pada siswa, yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung dan memotivasi siswa untuk mengeksplorasi konsep secara mandiri, jadi tidak hanya memberikan jawaban. Siswa juga diajak untuk menggunakan pemikiran kritis dan kreatif yaitu siswa didorong untuk menganalisis, mengevaluasi, dan membuat hubungan antara informasi baru dan lama serta mengimbangkan ide-ide baru berdasarkan pemahaman mereka.

Penerapan deep learning dalam dunia pendidikan yaitu dengan mengarahkan siswa untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan konteks atau situasi nyata sehingga bisa membantu siswa memahami relevansi dan aplikasi dari pengetahuan yang mereka peroleh. Interaksi dan diskusi yang mendalam juga menjadi bagian penting dalam pendekatan ini karena melalui kegiatan ini siswa bisa mengeksplorasi pandangan mereka yang berbeda, bertukar ide, dan memperdalam pengetahuan masing-masing. Terakhir, mengajak siswa untuk mampu melakukan refleksi dan kesadaran diri. Dengan metode ini, siswa diajarkan secara tidak langsung untuk mampu menyadari bagaimana mereka belajar dan mengidentifikasi strategi yang paling efektif untuk digunakan dalam meningkatkan pemahaman dalam belajar mereka. []

Dilla, S.Pd. Lahir di Bukittinggi, 8 Juni 1981. Saat ini mengajar di SMPN 2 Bukittinggi. Telah menerbitkan enam buku tunggal dan puluhan buku antologi. Aktif menulis di berbagai media massa cetak dan online dalam dan luar negeri.

Penulis: Dilla, S.Pd.

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan