Dari Kaligrafi Menuju Al Azhar: Perjalanan Inspiratif Maulana Wafi Suhada’ Alumni MAN 2 Mojokerto
Ketekunan dan kerja kerasnya dalam seni kaligrafi membuktikan bahwa bakat yang diasah dengan konsisten dapat membuka peluang besar dan membawa seseorang mencapai impian.

MOJOKERTO, Majalahelipsis.id — Bagi Maulana Wafi Suhada’, kaligrafi bukan sekadar seni menulis huruf Arab yang indah, tetapi juga jembatan menuju impian besar.
Lahir di Mojokerto pada 11 Februari 2004, Wafi mengenal dunia kaligrafi sejak kelas 3 MI. Awalnya, ia belajar secara otodidak, meniru berbagai karya kaligrafi yang ia temui.
Namun, saat duduk di bangku MTs, ia mulai mendapatkan bimbingan langsung dari para senior di pondok, serta beberapa khat master yang membantunya mengasah teknik dan pemahaman lebih dalam tentang seni kaligrafi.
Baca juga: Guru MAN 2 Mojokerto Bagikan Kiat Menang Lomba Qiroatul Kutub
Semangatnya dalam menekuni kaligrafi tidak pernah padam. Sejak kelas 4 MI, Wafi secara konsisten mengikuti berbagai kompetisi, mulai dari tingkat daerah hingga internasional.
Setiap tahun, ia berusaha meningkatkan kualitas karyanya, mencoba berbagai teknik baru, dan terus memperbaiki setiap detail dalam tulisan kaligrafinya.

Puncak dari perjalanannya terjadi saat ia mengikuti lomba kaligrafi internasional di Turki secara online. Hasilnya sangat membanggakan: ia berhasil meraih juara 3 dunia.
Kemenangan ini tidak hanya memberikan penghargaan, tetapi juga membuka kesempatan emas baginya. Berkat prestasi tersebut, Wafi mendapatkan beasiswa kursus dari Al Azhar, salah satu pusat keilmuan Islam tertua dan paling bergengsi di dunia.
Ia berkesempatan memperdalam ilmu kaligrafi serta ilmu agama di Al Azhar Cairo. Saat ini, ia menempuh studi di sana dengan dukungan penuh dari beasiswa yang ia peroleh.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital Siswa, MAN 2 Mojokerto Gelar Outing Class
Menurut Wafi, kaligrafi bukan sekadar menulis dengan indah, tetapi juga mengandung nilai-nilai mendalam yang membentuk karakter, disiplin, dan ketekunan seseorang.
Ia percaya bahwa dengan konsistensi dan kerja keras, setiap orang dapat mencapai impian mereka, meskipun berawal dari sesuatu yang mungkin dianggap sederhana.
Bagi para siswa MAN 2 Mojokerto yang ingin meraih prestasi dan menggapai impian besar, Wafi berpesan, “Jangan terpaku pada apa yang belum bisa. Tekuni apa yang membuatmu bersinar dan jangan hiraukan mereka yang membuatmu jatuh, karena mereka tak mengerti dirimu.”
Perjalanan Wafi adalah bukti bahwa bakat, sekecil apa pun, dapat membawa seseorang ke tempat yang luar biasa jika ditekuni dengan sungguh-sungguh. Dari goresan tinta kaligrafi, ia mampu meraih beasiswa di Al Azhar Cairo.
Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan potensi dan tidak pernah menyerah pada impian mereka.
Penulis: Fatatik Maulidiyah
Editor: Muhammad Subhan