Chaidir Syam, Matahari dari Timur

Chaidir Syam membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk menjadi pemimpin berintegritas, mulai dari Ketua DPRD hingga Bupati Maros.

Oleh Bachtiar Adnan Kusuma

THE YOUNG LEADER dan sejarah dunia telah mencatat beberapa pemimpin dunia dengan usia yang masih muda. Siapa tidak kenal dengan Muammar Khadafi, Presiden Libya yang cukup kontroversial. Ia harus mengakhiri masa jabatannya dengan akhir yang sangat tragis. Terlepas dari itu semua, Muammar Khadafi bisa menjadi pemimpin Libya di usia yang baru 27 tahun.

Lalu, bergeser ke negara Korea Utara, negara berhaluan sosialisme yang sangat ketat mengekang rakyatnya. Di sana ada Kim Jong Un yang naik tahta menjadi presiden juga di usia yang masih sangat muda. Masih 28 tahun, tapi sudah menjadi pemimpin puncak di Korea Utara. Negara tetangga, Malaysia, juga punya Menteri Pemuda dan Olahraga yang umurnya baru 25 tahun. Muda sekali untuk ukuran jabatan menteri.

Jadi, usia bukan halangan untuk bisa menjadi pemimpin. Diperlukan integritas dan keberanian tampil sebagai pemimpin. Punya integritas tapi tidak punya keberanian memimpin yang lebih tua tentu tidak bisa. Sebaliknya, hanya bermodal keberanian tapi tidak punya integritas, pasti tidak bisa juga menjadi pemimpin.

Pengalaman memimpin di DPRD Kabupaten Maros saat dipilih dan dipercaya menjadi Ketua DPRD menjadi bukti. Waktu itu, usia Chaidir Syam masih 37 tahun. Memang sudah tidak tergolong muda lagi, sudah usia menengah. Kalah dibanding Muammar Khadafi dan Kim Jong Un. Masih banyak anggota dewan yang jauh lebih senior dan punya pengalaman lebih banyak. Di sini tantangannya, menjadi Ketua DPRD di usia yang masih 37 tahun.

Bagaimana ceritanya Chaidir Syam bisa jadi Ketua DPRD Kabupaten Maros di saat usia masih 37 tahun? Ceritanya bukan untuk bersombong diri, tapi sebagai bahan inspirasi, terutama untuk anak muda. Berawal dari pencalonan sebagai caleg untuk periode 2014-2019, waktu itu ada rapat internal PAN yang memutuskan satu putusan bernilai strategis. Dalam rapat yang dipimpin oleh Andi Hatta Rahman—waktu itu juga menjabat sebagai Bupati Maros—diputuskan bahwa siapa pun peraih suara terbesar di PAN Maros akan menduduki kursi ketua di DPRD Maros. Misalnya, kalau PAN mendapatkan jatah sebagai pimpinan DPRD, maka yang berhak menduduki jabatan itu adalah peraih suara tertinggi.

Semua berjalan seperti harapan. PAN mendapat jatah kursi pimpinan DPRD. Merujuk pada putusan rapat, yang berhak menduduki jabatan itu adalah yang meraih suara tertinggi.

Siapa dia? Chaidir Syam, ternyata.

Di Pilcaleg tahun 2014, Chaidir Syam berhasil meraih suara terbesar di PAN Maros, mewakili dua kecamatan. Perolehan suaranya adalah 7.701. Sesuai keputusan rapat internal PAN sebelumnya, maka Chaidir Syam berhak menduduki kursi Ketua DPRD Kabupaten Maros.

Keberanian saja tidak cukup. Chaidir Syam harus punya bekal lain untuk maju menjadi Ketua DPRD Kabupaten Maros. Ia punya pengalaman. Periode sebelumnya, ia sudah merasakan bagaimana kerja-kerja seorang anggota dewan. Makanya ia berani tetap teguh menjadi Ketua DPRD. Dari rekam jejak pengalaman itu yang akan mengasah kompetensi. Kemampuan untuk menempatkan diri juga menjadi keterampilan yang berusaha Chaidir Syam pelajari. Ia tidak pernah malu bertanya kepada seniornya, sekalipun sudah berada pada posisi Ketua DPRD.

Chaidir Syam yakin, bertanya bukan membuat seseorang terlihat bodoh, justru akan membuatnya dipandang mulia. Tipikal seorang senior pasti senang kalau dimintai pendapat.

Memang tidak semudah teori, untuk membuat legislatif dan eksekutif bisa selalu akur dan kompak. Ada-ada saja konflik kepentingan yang terjadi. Chaidir Syam sebagai Ketua DPRD adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk menjadi penengah, menjadi mediator di antara keduanya. Yakinlah, setiap masalah pasti punya solusi. Semua kesalahpahaman bisa dibicarakan dan dicari titik temunya. Ia berusaha selalu bekerja sesuai tupoksi yang telah ditentukan. Jalan saja sesuai dengan garis yang telah ditentukan, pasti akan selamat.

Alhamdulillah, selama menjadi Ketua DPRD Kabupaten Maros, Chaidir Syam bisa mendapatkan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Artinya, prestasi tersebut menunjukkan kalau roda pemerintahan sudah dijalankan dengan clear dan clean, terutama untuk urusan keuangan.

Lima tahun berlalu, masa jabatan sebagai Ketua DPRD pun usai. Inilah jabatan, kalau bukan kita yang meninggalkannya, maka dia yang akan meninggalkan kita. Jadi, tidak perlu tamak untuk urusan tahta jabatan. Selama menjadi Ketua DPRD, ia mengamati tidak ada konflik besar yang berarti. Kalaupun ada konflik, itu bagian dari dinamika berorganisasi. Harmoni antaranggota DPRD dan dengan elemen pemerintahan, Chaidir Syam jaga betul. Selain ikatan tugas, antar sesama anggota dewan dan pemerintah harus punya ikatan hati. Karena sering kali masalah justru selesai jika dibicarakan dari hati ke hati.

Chaidir Syam kembali bertarung di periode pertamanya sebagai Calon Bupati Maros. Ia kembali memenangkan pertarungan dan terpilih sebagai Bupati Maros. Pasca terpilih sebagai Bupati Maros, Chaidir Syam didaulat menjadi Ketua PAN Maros. Berbagai prestasi diraihnya, baik sebagai Bupati Maros yang menggenggam kurang lebih 200 penghargaan nasional dan lokal. Prestasi luar biasa sebagai Ketua PAN Maros, ia berhasil menjadikan PAN Maros sebagai pemenang Pemilu 2024 dengan meraih 12 kursi di DPRD Kabupaten Maros dan menempatkan kadernya sebagai Ketua DPRD Maros.

Sebagai kader murni Muhammadiyah dan anak ideologis PAN di Sulawesi Selatan, sejak awal berdirinya PAN, Chaidir Syam memilih untuk bergabung. Selain tercatat sebagai aktivis Muhammadiyah Sulawesi Selatan dengan ikut serta di berbagai organisasi kepemudaan Muhammadiyah, ia juga memiliki latar belakang ilmu politik sebagai alumni Fisipol Unhas dan berhasil meraih predikat Doktor Ilmu Hukum di Universitas Muslim Indonesia.

Kekuatan partai berlambang matahari terbit itu mulai diuji pada Pemilu 1999. Hasilnya tidak mengecewakan untuk ukuran partai baru. Perolehan suaranya 7,1 persen dengan 34 kursi di DPR RI. Chaidir Syam ikut serta mewarnai perjalanan pasang surut PAN di Sulawesi Selatan, baik sebagai Ketua PAN Maros maupun sebagai kader PAN yang terpilih menjadi Bupati Maros dua periode.

Karena itu, dengan sejuta prestasi, loyalitas terhadap PAN, dan komitmennya dalam membesarkan partai berlambang Matahari ini, sangatlah strategis jika Chaidir Syam dipercaya melanjutkan prestasi dan karya Ketua DPW PAN Sulsel, Dr. H. Ashabul Kahfi, M.Ag. Adalah Chaidir Syam, Matahari di Timur untuk PAN Sulsel. []

Bachtiar Adnan Kusuma, Ketua Forum Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP Perpustakaan Nasional.

Ikuti tulisan-tulisan Majalahelipsis.id di media sosial Facebook dan Instagram. Dapatkan juga produk-produk yang diproduksi Sekolah Menulis elipsis seperti hoodie, kaus, atau buku. Khusus pelajar, mahasiswa, dan kalangan umum berstatus pemula yang berminat belajar menulis kreatif dapat mengikuti kelas di Sekolah Menulis elipsis. Hubungi Admin di nomor WhatsApp 0856-3029-582.

Penulis: Bachtiar Adnan Kusuma

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan