Catatan Kurator Antologi Puisi “Negeri Bencana” Karya 100 Penyair Indonesia

"Negeri Bencana" bukan sekadar catatan puitis tentang alam yang murka, tetapi juga sebuah peringatan akan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam serta menguatkan kepekaan terhadap isu lingkungan.

KOMUNITAS Seni Kuflet Padang Panjang bersama Majalah Digital elipsis sejak 15 Juni 2024 lalu membuka penerimaan naskah puisi bertema “Bencana” dan karya terpilih dibukukan. Penerbitan buku ini didorong rasa keprihatinan melihat banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia beberapa dekade terakhir, seperti tsunami, erupsi gunung api, banjir bandang, galodo, tanah longsor, angin puting beliung, dan lainnya.

Bencana itu merenggut nyawa dan merusak fasilitas umum maupun rumah-rumah warga, termasuk lahan pertanian, dan ternak. Tidak sedikit orang tua kehilangan anak, anak kehilangan orang tua, termasuk kehilangan harta benda. Ujian yang menimpa penduduk Indonesia itu menjadi renungan, pelajaran (i’tibar), juga ide/gagasan bagi penyair untuk melahirkan karya sastra (puisi) lalu karya itu dapat menjadi catatan, ingatan, dan dikemudian hari dikenang oleh generasi berikutnya.

Riri Satria

Sepanjang penerimaan naskah, Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang sebagai panitia penerbitan buku ini telah menerima 250 puisi dari 157 penyair Indonesia. Para penyair berasal dari Aceh hingga kota-kota lainnya di Indonesia bagian Timur, seperti Maluku.

Dewan Kurator yang terdiri dari Riri Satria (Jakarta), Sulaiman Juned (Padang Panjang), dan Muhammad Subhan (Padang Panjang) telah melakukan kerja kurasi sejak tanggal 12—29 Agustus 2024. Kurator membaca dengan teliti puisi-puisi yang masuk sekaligus mempertimbangkan kualitas karya, mulai dari kekuatan diksi, pengimajian, amanat, kesesuaian tema, gaya bahasa, kedalaman makna, kesesuaian dan keselarasan, keterpaduan unsur puisi, ide orisinalitas karya, citraan, majas, rima dan irama, juga idiom yang digunakan penyair.

Muhammad Subhan

Atas pembacaan dan petimbangan tersebut, kurator memutuskan dan menetapkan 100 puisi dari 100 penyair Indonesia terpilih untuk selanjutnya puisi-puisi tersebut dibukukan lalu diluncurkan di Kota Padang Panjang pada Desember 2024. Peluncuran diiringi dengan pembacaan puisi sebagai bentuk apresiasi kepada puisi-puisi penyair Indonesia yang lolos kurasi di buku ini.

Dari proses kurasi dewan kurator memberikan judul buku ini Negeri Bencana. Buku antologi puisi ini hadir sebagai refleksi mendalam terhadap berbagai tragedi bencana alam yang telah mengguncang negeri ini secara berkala. Melalui puisi-puisinya, para penyair menggambarkan duka, harapan, dan kekuatan yang lahir dari derita kolektif rakyat Indonesia.

Setiap bait dalam kumpulan puisi ini tak hanya merekam ketidakberdayaan manusia di hadapan alam, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan yang muncul dari pengalaman pahit. Puisi-puisi tersebut menyalakan kembali ingatan kita akan semangat gotong royong, ketahanan, dan kebersamaan yang menjadi identitas bangsa. Di tengah berbagai bencana, negeri ini tetap berdiri tegak berkat solidaritas masyarakat yang bahu- membahu melawan kehancuran.

Negeri Bencana bukan sekadar catatan puitis tentang alam yang murka, tetapi juga sebuah peringatan akan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam serta menguatkan kepekaan terhadap isu lingkungan.

Kumpulan puisi ini, dengan lirisme yang kuat, mengajak kita untuk merefleksikan kembali hubungan manusia dengan alam yang telah menciptakan, sekaligus menantang, peradaban kita.

Mudah-mudahan buku ini menjadi salah satu dokumentasi mutakhir yang ditinjau dari kacamata sastra, dalam hal ini puisi, yang dipotret oleh kaca mata batin para penyair yang menyatakan kepeduliannya terhadap kelangsungan kehidupan makhluk di bumi.

Selamat membaca.

Padang Panjang, 20 September 2024

Dewan kurator
Riri Satria
Sulaiman Juned
Muhammad Subhan

Penulis: Redaksi elipsis

Editor: Muhammad Subhan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan