Catatan Kaki Sutradara: Pertunjukan Teater “Sayap-Sayap Proklamasi” Komunitas Seni Kuflet
Konsep "Post Festival," yang melibatkan masyarakat dalam proses teater, menjadi momentum refleksi terhadap perjuangan Bung Hatta.
Oleh Sulaiman Juned
MENGHIDUPKAN sejarah lewat panggung teater di ruang publik adalah tanggung jawab seorang seniman. Teater bertemakan “Pahlawan sebagai Inspirasi” hadir sebagai upaya menghidupkan kembali semangat perjuangan Bung Hatta untuk mengingatkan generasi muda akan pentingnya memiliki keteladanan yang kuat dalam kehidupan berbangsa.
Pertunjukan teater bertajuk “Sayap-Sayap Proklamasi,” dengan naskah ditulis oleh S. Hasanah Nst., merumuskan konsep penciptaan teater yang tidak hanya sebagai hiburan atau perayaan semata. Namun, teater itu hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakatnya. Hal ini tentu menjadi proses penyadaran, baik bagi penguasa maupun masyarakat, sebagai ruang apresiasi sosial. Konsep penciptaan yang saya gunakan sebagai sutradara melanjutkan teori penciptaan teater yang saya kembangkan kala studi Program Doktoral (S-3) di ISI Surakarta, yaitu “Mencipta bersama masyarakat” yang dikenal dengan istilah “Post Festival.” Teori ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi seni teater yang selama ini telah tergerus oleh rekayasa sosial.
Berdasarkan pendekatan tersebut, saya sebagai kreator berupaya menyentuh ruang kesadaran masyarakat. Nilai-nilai kebangsaan, integritas, dan perjuangan yang diwariskan oleh pahlawan bangsa, terutama Bung Hatta, menjadi landasan utama. Pertunjukan ini dihadirkan di panggung dengan nilai artistik yang mencairkan peristiwa keseharian di perkampungan dan pasar, menghidupkannya di ruang publik untuk menyampaikan pesan moral tentang cinta tanah air dan pengabdian tanpa pamrih dari seorang proklamator bangsa ini.
Konsep “Post Festival,” yang melibatkan masyarakat dalam proses teater, menjadi momentum refleksi terhadap perjuangan Bung Hatta. Pertunjukan ini sekaligus menjadi bentuk apresiasi terhadap jasa-jasa beliau sebagai pahlawan nasional. Melalui teater, penonton dapat mengenal lebih dekat pemikiran dan ideologi Bung Hatta.
Sebagai kreator, sutradara, dan pimpinan Komunitas Seni Kuflet Kota Padang Panjang, saya mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia melalui Program Fasilitasi Teater Kepahlawanan 2024. Berkat program ini, Komunitas Seni Kuflet mempersembahkan produksi ke-55 di ruang publik Desa Wisata Kubu Gadang pada 12 Desember 2024, pukul 20.00 WIB, dengan durasi satu jam lima puluh lima menit. Terima kasih pula saya sampaikan kepada tim produksi, para aktor, penari, pemusik, dan seluruh tim artistik yang selama kurang lebih satu bulan bertungkus lumus bersama untuk menciptakan pertunjukan teater yang berkesan dan tak lekang oleh waktu. Dedikasi dan kesetiaan para pendukung pertunjukan ini tak akan pernah mampu saya balas. Hanya Allah yang dapat membalasnya.
Terima kasih, Bravo “Sayap-Sayap Proklamasi.” Bravo Komunitas Seni Kuflet. Semoga bangsa ini selalu mengingat pertunjukan ini sepanjang masa. []
Sulaiman Juned. Sastrawan, sutradara “Sayap-Sayap Proklamasi,” pendiri/pimpinan Komunitas Seni Kuflet, dosen Jurusan Seni Teater dan Pascasarjana ISI Padang Panjang, Ketua Panitia Pendirian ISBI Aceh (2012/2015), serta Ketua Umum Majelis Adat Aceh (MAA) Perwakilan Sumatera Barat.
Penulis: Sulaiman Juned
Editor: Muhammad Subhan











