Bachtiar Adnan Kusuma: Sekolah Lansia Maros Wujud Belajar Tak Kenal Usia
Sekolah Lansia Maros jadi contoh semangat menuntut ilmu sepanjang hayat.
MAKASSAR, Majalahelipsis.id—Tokoh Literasi Nasional Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) menegaskan pentingnya semangat belajar tanpa mengenal batas usia di hadapan peserta Sekolah Lansia As-Sabiqat Kabupaten Maros, Jumat (4/7/2025).
Menurut BAK, memburu ilmu harus dilakukan sepanjang hayat, bahkan sampai ke liang lahat.
Bachtiar hadir memberikan motivasi bagi para peserta Sekolah Lansia Maros yang terdiri dari para ibu dan bapak berusia di atas 60 tahun, bahkan ada yang berusia hingga 80 tahun.
Kehadiran BAK sekaligus memeriahkan HUT Kabupaten Maros ke-66.
Dalam penguatan motivasi bertema “Jangan Pernah Berhenti Belajar”, BAK mengungkapkan rasa bangganya melihat semangat luar biasa para orang tua yang terus mengisi waktu dengan belajar demi menambah pengetahuan.
“Saya bersyukur Sekolah Lansia Maros ini hadir sebagai contoh panggung memberdayakan pikiran, rasa, dan fisik para orang tua. Mereka mengisi masa tua dengan belajar sungguh-sungguh,” kata Bachtiar, didampingi Sekretaris Umum DPC AMTI Maros Any Amiludin dan Kepala Sekolah Lansia As-Sabiqat Maros, A. Hartaty Amrullah.
BAK menegaskan, belajar adalah kunci mutlak kemajuan dan kesuksesan hidup, di dunia maupun akhirat. Ia mengutip Imam Asy-Syafi’i, “Siapa yang menginginkan kesuksesan dunia, maka kuncinya adalah ilmu. Dan siapa yang menginginkan kesuksesan akhirat, kuncinya pun ilmu.”
Karena itu, katanya, ilmu yang kuat melalui kebiasaan membaca buku akan menjadi pilar peradaban umat manusia. Hal ini sejalan dengan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Maros, Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan literasi.
BAK berpesan kepada para peserta agar jangan pernah lelah belajar. Baginya, perbedaan antara lansia yang sukses dengan lansia pada umumnya terletak pada semangat belajarnya.
“Jaga semangat. Niatkan menuntut ilmu agama dengan ikhlas, rendah hati, dan anggaplah belajar sebagai rekreasi pikiran. Ini juga cara mencegah penyakit tulalit—lupa atau lambat daya ingat—dengan ikut Sekolah Lansia,” ujarnya.
BAK menambahkan, menuntut ilmu dan rajin membaca tanpa mengenal usia dapat memperluas wawasan sekaligus memperpanjang umur. Ia pun memberikan hibah buku karya Dr. K.H. Amirullah Amri, M.A., berjudul “Menyulam Benang Impian, dari Pesantren Menuju Baitullah” kepada perpustakaan AMTI Maros sebagai bekal menambah literasi peserta.
Sementara itu, Kepala Sekolah Lansia As-Sabiqat Maros, A. Hartaty Amrullah, menyampaikan bahwa program sekolah lansia ini sudah berjalan tiga bulan dengan pertemuan dua kali setiap bulan. Para peserta tidak hanya mendapatkan materi pendidikan tetapi juga olahraga senam agar tetap bugar.
“Kami ingin para lansia berdaya guna, tidak terlalu bergantung pada keluarga, tangguh, mandiri, dan bisa merawat dirinya sendiri. Kami terus mengajak para peserta agar tetap semangat, rajin membaca dan belajar, serta selalu bahagia,” kata Hartaty.
Sekolah Lansia As-Sabiqat Maros kini diikuti oleh lebih dari 70 orang, dengan lokasi belajar di Sekretariat DPC AMTI Maros.
Penulis: Abi Pasya
Editor: Muhammad Subhan











